Penurunan ekspor secara bulanan terjadi karena ekspor migas mengalami penurunan hingga 2,68 persen dan ekspor non migas -10,67 persen.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, kinerja ekspor yang menurun pada bulan Mei 2021 menjadi wajar lantaran secara historis, kinerja ekspor cenderung turun usai bulan Ramadan dan Idul Fitri.
"Jadi penurunan secara bulanan (April ke Mei) kalau lihat pattern itu sesuatu yang biasa. Kalau dibanding Mei tahun lalu (yoy), kenaikan 58,76 persen karena adanya kenaikan ekspor migas 66,99 persen dan kenaikan ekspor non migas 58,30 persen," kata Suhariyanto dalam konferensi pers, Selasa (15/6/2021).
Menurut dia, ekspor di semua sektor menurun dibanding bulan April 2021, kecuali sektor pertambangan. Sektor pertambangan tercatat surplus 14,29 persen ditopang oleh komoditas batubara, bijih tembaga, lignit, bijih besi, dan batu kerikil.
"Secara tahunan, ekspor meningkat 95,37 persen. Kenaikan ekspor pertambangan ini luar biasa karena kenaikan permintaan, dan satu sisi kenaikan harga batubara yang naik 103,92 persen (yoy)," beber Suhariyanto.
Adapun sektor pertanian turun -30,06 persen (mtm) karena menurunnya ekspor tanaman obat, aromatik, rempah-rempah. Begitu juga komoditas kopi, sarang burung, cengkeh dan buah-buahan. Sedangkan secara tahunan (yoy), ekspor meningkat 0,69 persen.
Lalu industri pengolahan -14,02 persen (mtm). Komoditas yang menyumbang penurunan adalah besi dan baja, sepatu olahraga, kimia dasar organik yang berasal dari minyak, dan peralatan listrik. Secara tahunan, ekspor sektor pengolahan masih naik 54,02 persen.
"Struktur ekspor non migas menyumbang 94,36 persen. Dari tahun ke tahun, sumbangan dari ekspor migas menurun hanya tinggal 5 persen. Berkiblat pada beberapa tahun yang lalu, ekspor migas masih 9-10 persen, tapi sekarang hanya 5,6 persen," tutur Suhariyanto.
Pria yang akrab disapa Kecuk ini lantas merinci negara tujuannya. Kenaikan ekspor Indonesia masih meningkat ke beberapa negara tujuan, yakni Spanyol sebesar 89,1 juta dollar AS, Australia 80,7 juta dollar AS, Pakistan sebesar 71,6 juta dollar AS, Italia sebesar 67,5 juta dollar AS, dan Turki 48 juta dollar AS.
Secara kumulatif, total ekspor Indonesia dari Januari-Mei 2021 mencapai 83,99 miliar dollar AS, atau meningkat 30,58 persen dibanding periode yang sama.
Komoditas penyumbang ekspor terbesar tentu berasal dari non migas, yakni lemak dan minyak hewan nabati, serta bahan bakar mineral.
"Pangsa ekspor non migas kita tidak berubah, ke China 22,14 persen, kemudian kedua ke AS, dan ketiga ke jepang. Komoditas utama yang kita ekspor ke China adalah bahan bakar mineral, besi baja, dan minyak hewan nabati," pungkas Kecuk.
https://money.kompas.com/read/2021/06/15/131100326/faktor-musiman-usai-idul-fitri-ekspor-ri-di-mei-2020-capai-16-60-miliar-dollar