Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Tips agar Investasimu Cuan

Artinya, kita menunda kesenangan dalam membelanjakan uang saat ini untuk mencapai tujuan
keuangan di masa depan dengan berinvestasi.

Perencana Keuangan Finansialku Gembong Suwito CFP menyebutkan, secara tujuan, ada tiga
poin utama orang berinvestasi, yaitu untuk memperoleh keuntungan, mengalahkan inflasi, dan
untuk mencapai tujuan keuangannya.

Sebelum memutuskan beinvestasi, ada baiknya kamu menata ulang sudut pandang yang
benar soal investasi. Hal ini berguna untuk memaksimalkan hasil investasimu agar cuan.

“Semua butuh proses dan pembelajaran, tidak ada yang instan kaya dengan berinvestasi,”
katanya.

Berikut ini beberapa tips yang perlu kamu simak sebelum berinvestasi:

1. Punya tujuan keuangan

Penting untuk kamu memiliki tujuan keuangan sebelum berinvestasi, agar kamu bisa
memaksimalkan hasil investasimu dan bisa memilih instrumen yang tepat.

Menurut Gembong, tujuan keuangan ini dibedakan menjadi tiga bagain berdasarkan jangka
waktunya.

Jangka pendek, diperuntukkan sebagai tujuan keuangan kurang dari satu tahun. Misalnya, kamu mau liburan ke Bali dalam waktu 9 bulan lagi, maka cari produk investasi yang risikonya rendah dan likuiditasnya tinggi.

Jangka menengah, yaitu tujuan keuangan yang berdurasi 2 - 5 tahun. Misalnya, menyiapkan
dana untuk menikah.

Jangka panjang, yakni tujuan yang berdurasi lebih dari 5 tahun. Misalnya, kamu menyiapkan
dana pendidikan anak, dan dana pensiun yang biasanya lebih dari 10 tahun lagi.

2. Tahu apa yang dibeli

Mengetahui instrumen investasi yang akan dibeli, memberikan kenyamanan dalam berinvestasi, dan meminimalisir risiko investasi yang akan terjadi.

Misalnya, jika ingin membeli saham, kamu sudah harus mengetahui produk dan fundamental
perusahaan.

“Bukan karena kita ikut-ikutan dari informasi pihak lain atau istilahnya FOMO (Fear of Missing
Out),” katanya.

Sehingga, ada baiknya mempelajari detail instrumennya sebelum berinvestasi, baik sisi
positifnya maupun risiko yang akan terjadi.

3. Risk profile

Risk Profile adalah kemampuan seseorang dalam menerima potensi risiko yang terjadi. Menurut Gembong, ada tiga jenis risk profile dalam berinvestasi.

Pertama, kategori Konservatif yang tidak bisa atau tidak kuat jika menghadapi potensi
penurunan nilai investasinya.

Kedua, kategori Moderat yang mana calon investor dapat menerima potensi risiko penurunan
nilai investasi kurang dari 10 persen.

Ketiga, kategori Agresif yang mana calon investor sanggup menerima potensi penurunan nilai
investasi lebih dari 10 persen.

Misalnya, di saham dan nilai saham tersebut turun lebih dari 10 persen maka investor masih
tenang, karena dia mengerti risiko dan potensi keuntungan yang akan didapat.

4. Investasi dari uang menganggur bukan uang dapur

Investasi besar kaitannya dengan ketidakpastian di masa depan.  “Semakin tinggi potensi
keuntungan maka risiko juga semakin tinggi,” sebut Gembong.

Oleh karena itu ucap Gembong, gunakan uang yang menganggur untuk berinvestasi. Uang ini khusus disiapkan memang untuk menabung jangka panjang.

Jangan gunakan uang dapur, atau uang yang digunakan memenuhi kebutuhan sehari-hari. “Apalagi berinvestasi dengan utang alias pinjam,” tegasnya.

Bila terjadi kondisi yang ekstrem, misalnya efek pandemi di tahun 2020 lalu yang membuat
produk investasi saham dan reksadana saham mengalami penurunan signifikan, maka kamu
akan tetap tenang karena kebutuhan sehari-hari sudah terpenuhi dari uang dapur.

5. Mulai dari nominal kecil

Berinvestasi tidak harus dimulai ketika kamu sudah kaya. Kamu bisa mulai dengan jumlah
nominal yang kecil.

Menurut Gembong, nominal kecil ini bisa dimulai dari Rp 10.000- Rp 100.000 dengan produk
Reksadana Pasar Uang (RDPU).

Atau lainnya, dari gaji yang diterima, kamu bisa langsung menyisihkannya untuk investasi
dengan sebesar 2,5 - 5 persen pada periode awal investasi.

6. Mulai dari sekarang

Kapan waktu investasi yang terbaik? Jawabannya adalah 5-10 tahun dahulu. Karena, jelas
Gembong, terdapat prinsip compounding alias bunga berbunga.

“Semakin dini kita mulai maka semakin besar (keuntungan) di masa mendatang,” katanya.

Namun, jika kamu tidak segera mulai, maka di masa mendatang nominal yang kamu investasikan akan semakin besar. Ia berkata, tidak ada kata terlambat untuk mulai berinvestasi.

7. Pilih produk dengan risiko rendah dulu

Pilihan produk investasi, memang ada banyak jenisnya. Dimulai dari risiko rendah, seperti
deposito atau reksadana pasar uang, hingga risiko yang tinggi, seperti saham dan reksadana
saham.

Bagi kamu sebagai investor pemula, ada baiknya mulai berinvestasi di produk risikonya rendah.

Misalnya, berinvestasi di reksadana pasar uang agar dapat pengalaman positif dan dapat
keuntungan dalam berinvestasi.

Hal ini berguna agar ke depannya kamu bisa semakin yakin dan bisa beralih ke produk keuangan yang punya potensi keuntungan yang lebih tinggi lagi.

8. Rutin dan konsisten

Ibarat seperti mendaki 1.000 tangga, bisa dimulai naik dari 1 tangga terlebih dahulu. Kata
Gembong, nominal besar akan selalu dimulai dari nominal kecil terlebih dahulu.

Kamu juga bisa berinvestasi secara rutin dan konsisten. Misalnya, per bulan kamu sisihkan 5-10 persen dari gaji untuk investasi. Tujuannya adalah untuk membentuk kebiasaan positif dalam berinvestasi bukan dari pendapatan tiap bulan.

“Rata-rata selalu habis jika (investasi) dari sisa gaji bulanan,” sebutnya.

Dengan rutin juga, kamu dapat meminimalkan risiko, karena akan mendapatkan pembelian
dengan harga rata-rata. Jika mengalami penurunan pun, maka akan berdampak secara kecil. (Retna Gemilang)

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Finansialku.com. Isi artikel di luar tanggung jawab Kompas.com

https://money.kompas.com/read/2021/07/02/060700626/8-tips-agar-investasimu-cuan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke