Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pengangguran di India Melonjak, Utang Penduduk Desa Meningkat Pesat

Dikutip dari The Economic Times, hasil wawancara yang dilakukan 75 keluarga dalam sebuah klaster yang terdiri atas delaman desa dengan populasi paling padan di India menunjukkan, sebagian besar rumah tangga mengalami penurunan pendapatan hingga 75 persen.

Sebanyak dua pertiga dari keluarga tersebut telah menarik utang untuk membantu memenuhi kebutuhan keluarganya.

Devi, 35, harus menggadaikan tanahnya unutk bisa mendapatkan pinjaman senilai 20.000 rupee atau sekitar Rp 3,88 juta (kurs Rp 198,10).

Dan dalam enam bulan ke depan, seiring dengan kian menipisnya ketersediaan uang yang ia miliki, Devi harus berhenti membeli susu, mengurangi penggunaan minyak untuk memasak, dan hanya bisa membeli lentil sekali setiap 10 hari.

Lantaran suaminya yang semula merupakan pekerja konstruksi kini tak lagi bekerja, tumpukan utangnya pun kian bertambah.

"Terkadang saya pergi tidur dalam keadaan lapar. Pekan lalu, saya pikir saya pergi tidur dalam keadaan kelaparan setidaknya dua kali, namun saya tidak benar-benar ingat," ujar Devi yang tinggal dalam sebuah desa di Uttar Pradesh.

Perdana Menteri India Narendra Modi telah menjanjikan bakal memberikan kebutuhan pangan gratis kepada penduduk miskin di negara tersebut. Namun demikian, jumlah yang disalurkan sangat terbatas.

Pandemi Covid-19 dan lockdown atau isolasi wilayah total yang terjadi di India telah menyebabkan jutaan orang di negara itu mengalami PHK. Banyak penduduk yang sebelumnya bekerja di kota harus kembali ke desa, dan harus berhutang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga.

Tingkat utang yang meningkat dan pendapatan yang melemah di pedesaan akan menahan proses pemulihan ekonomi yang saat ini diupayakan pemerintah. Selain itu, hal tersebut juga akan mengurangi tabungan serta investasi swasta lebih lama dari proyeksi para ekonom dan pemerintah.

"(Peningkatan utang) tersebut akan memberikan dampak besar dan memperpanjang proses pemulihan. Konsumsi swasta dan investasi keduanya akan terpukul. Ada kebutuhan untuk mencari cara untuk menempatkan uang di tangan masyarakat," ujar Ekonom BR Ambedkar School of Economics N.R. Bhanumurthy.

Untuk diketahui, produk domestik bruto (PDB) India merosot 7,3 persen pada kuartal I tahun ini.

Pemerintah pun memproyeksi pertumbuhan ekonomi pada tahun anggaran 2021-2022 diperkirakan mencapai 10,5 persen. Namun demikian, akibat gelombang kedua pandemi yang cukup parah, banyak ekonom memangkas proyeksi meereka.

Pasalnya, penduduk miskin telah terdampak cukup parah.

Hasil investigasi Reuters yang dikutip dari Economic Times menunjukkan, sebanyak 75 rumah tangga di Uttar Pradesh, yang terdiri atas 518 orang, telah menarik utang dengan nilai sekitar 6,12 juta rupee atau sekitar Rp 1,21 miliar.

Tingkat utang tersebut meningkat tiga kali lipat sejak awal pandemi Maret 2020 lalu.
Pendapatan dari 75 rumah tangga tersebut turun menjadi sekitar 220.000 rupee dari sebelumnya 815.000 di masa sebelum pandemi.

Tingkat penganggura di desa yang sebelumnya berada di kisaran 6 persen, kini mencapai 8,75 persen akibat pandemi.

https://money.kompas.com/read/2021/07/07/173921026/pengangguran-di-india-melonjak-utang-penduduk-desa-meningkat-pesat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke