Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Erick Thohir Optimistis Proyek LRT Jabodebek dan KCIC Rampung Akhir 2021

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir optimistis dua proyek besar angkutan kereta akan rampung pada akhir tahun ini. Keduanya yakni proyek LRT Jabodebek dan Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Adapun proyek LRT Jabodebek dikerjakan oleh PT Adhi Karya Tbk, sedangkan Kereta Cepat Jakarta-Bandung digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Erick mengatakan, progres pembangunan LRT Jabodetabek yang dimulai sejak 2015 hingga saat ini telah mencapai 80 persen.

Kemudian untuk progress Kereta Cepat Jakarta-Bandung telah mencapai sekitar 78 persen.

"Untuk LRT dan percepatan KCIC. LRT sudah sampai 80 persen, KCIC 74-78 persen," ujar Erick dalam rapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (8/7/2021).

Menurut dia, kedua proyek strategis nasional tersebut sempat diragukan oleh banyak pihak.

Namun, seiring dengan upaya pemerintah dan dukungan dari Komisi VI dalam mengoptimalkan pengerjaan, kedua proyek pun akan segera rampung.

"Proyek-proyek ini, banyak pihak pesimis. Tapi alhamdulilah dengan dukungan DPR dan kementerian terkait proyek bisa jalan dan diselesaikan pada 2021 akhir atau 2022. Ini prestasi luar biasa," ungkap Erick.

Oleh sebab itu, guna mendukung percepatan penyelesaian kedua proyek ini, ada bantuan Penyertaan Modal Negara (PNM) sekitar Rp 7 triliun.

Bantuan itu terdiri dari Rp 2,7 triliun untuk proyek LRT dan Rp 4,3 triliun untuk pemenuhan base equity KCIC.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menambahkan, pada proyek LRT Jabodebek saat ini progresnnya memang sudah mencapai sekitar 85 persen.

Namun ada bagian depo yang membuat lambat. Sehingga secara rata rata progresnya mencapai 71 persen.

Ia menjelaskan, secara parsial untuk pembangunan lintasan kereta dari Cibubur maupun dari Bekasi mencapai landmark di Sudirman progresnya sudah 90 persen.

Pembangunan beberapa stasiun pun sedang dirampungkan.

"Namun yang agak lama Depo Bekasi, sebab waktu itu pembebasan (lahan) terlambat dan menimbulkan peningkatan biaya proyek," ujar pria yang akrab disapa Tiko itu.

Tiko menambahkan, dalam Peraturan Presiden proyek LRT Jabodebek, telah diatur jika terjadi kertelambatan pembangunan terkait masalah pembebasan lahan, maka akan menjadi tanggung jawab pemerintah.

Oleh sebab itu, dibutuhkan tambahan modal sebesar Rp 2,7 triliun untuk proyek LRT Jabodebek.

Suntikan dana itu akan diberikan pemerintah melalui penyertaan modal negara (PMN) ke PT KAI yang menjadi operator LRT Jabodebek.

Kondisi yang sama pun terjadi pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, di mana mengalami pembengkakan anggaran akibat keterlambatan pembebasan lahan.

Menurut paparan Tiko, estimasi pembengkakan biaya untuk proyek ini sekitar 1,4 miliar-1,9 miliar dollar AS atau sekitar Rp 19,6 triliun-26,6 triliun (asumsi kurs Rp 14.000 per dolar AS).

Ia bilang, pemenuhan biaya ini akan dinegosiasikan dengan pihak China.

"Jadi dua-duanya, KCIC dan LRT sedang kita lakukan pengajuan (modal) tambahan 2021 maupun untuk 2022," pungkas Tiko.

https://money.kompas.com/read/2021/07/08/205837826/erick-thohir-optimistis-proyek-lrt-jabodebek-dan-kcic-rampung-akhir-2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke