Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Wamen BUMN: Kondisi BUMN Karya Memprihatinkan

"Kondisi BUMN karya saat ini cukup memprihatinkan terutama akibat kombinasi dari dua hal. Pertama, karena ada tekanan pandemi Covid-19 yang berdampak pada kontrak baru dan penjualan," ujar Wamen BUMN yang akrab disapa Tiko seperti dilansir dari Antara, Jumat (9/7/2021).

Tiko mengatakan faktor kedua adalah penugasan yang sangat berat selama ini dan tidak didukung oleh PMN yang memadai.

"Seperti kita ketahui pada tahun 2017-2019 memang hampir tidak ada PMN yang diberikan kepada BUMN-BUMN karya yang menanggung proyek strategis nasional," katanya.

Mantan Dirut Bank Mandiri itu mengungkapkan kondisi sejumlah BUMN karya yang cukup memprihatinkan akibat kedua faktor tersebut, sehingga membutuhkan PMN pada tahun depan.

Pertama adalah Perumnas yang saat ini kondisinya mengalami penurunan pendapatan yang signifikan karena penjualan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah mengalami perlambatan.

Sementara inventori Perumnas besar sehingga dengan kondisi inventori yang besar itu rasio utangnya meningkat tajam dan Kementerian BUMN sedang melakukan restrukturisasi.

"Namun untuk memastikan neraca maupun kekuatan ekuitasnya memadai kita menginginkan ada tambahan PMN untuk memastikan penugasan Perumnas dalam membangun rumah bagi MBR bisa dilanjutkan secara sustainable," ujar Tiko.

BUMN Karya kedua adalah Waskita Karya di mana dulu Waskita ditugaskan untuk mengambil alih tol-tol milik swasta yang tidak berkelanjutan untuk diselesaikan.

Hal itu berjalan dari 2015 sampai dengan 2016 dan selama tiga tahun terakhir mereka menyelesaikan proyek-proyek ini mulai dari yang di Jawa seperti tol Solo-Ngawi.

Lalu Tol Pejagan-Malang, tol Pemalang-Batang dan sebagainya. Ini tentunya menyebabkan secara total utang Waskita meningkat tajam.

Kementerian BUMN melakukan restrukturisasi menyeluruh terhadap Waskita, akan ada dua skema support dari pemerintah yakni Rp 15 triliun penjaminan untuk penyelesaian proyek-proyek yang sudah ada dan juga untuk modal baru Rp 7,9 triliun.

Terutama untuk memperkuat permodalan karena banyaknya modal yang terserap terkait penugasan mengambil tol-tol di masa lalu.

Lalu untuk Hutama Karya, saat ini memang yang paling berat adalah proyek tol Trans Sumatera di mana sebelumnya telah disampaikan bahwa ada keterlambatan PMN selama dua tahun sehingga kondisi aset meningkat tajam namun ekuitasnya tidak mengejar.

Dengan demikian saat ini untuk melanjutkan penyelesaian Tol Trans Sumatera tahap 1 dibutuhkan total anggaran Rp 66 triliun yang akan diberikan secara bertahap di tahun ini,
"Tadi sudah ditambahkan menjadi Rp 25 triliun dan pada tahun 2022 diharapkan akan ada Rp 30 triliun lagi untuk bisa memperkuat dan menyelesaikan tol Trans Sumatera tahap 1. Kemungkinan sisanya akan diberikan pada tahun 2023," ungkap dia.

Tiko juga mengatakan bahwa Kondisi Wijaya Karya atau WIKA juga dalam tekanan karena adanya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang membutuhkan permodalan besar sekali dan saat ini WIKA mengalami penurunan pendapatan.

Sementara itu dari sisi Adhi Karya dan PT Pembangunan Perumahan atau PP dalam kondisi relatif lebih baik.

https://money.kompas.com/read/2021/07/09/074603826/wamen-bumn-kondisi-bumn-karya-memprihatinkan

Terkini Lainnya

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Harga Makanan Global Diperkirakan Turun, Konsumen Bakal Lega

Whats New
Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Laba Bersih Astra Agro Lestari Turun 38,8 Persen, Soroti Dampak El Nino

Whats New
Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Naik, Pemerintah Tetapkan Harga Acuan Batu Bara hingga Emas April 2024

Whats New
Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Alasan Mandala Finance Tak Bagi Dividen untuk Tahun Buku 2023

Whats New
Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh soal Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Heboh soal Kualifikasi Lowker KAI Dianggap Sulit, Berapa Potensi Gajinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke