Salah satunya adalah tempat rekreasi yang juga sekaligus lembaga konservasi ex-situ di bawah pengawasan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Jakarta Aquarium & Safari (JAQS).
Head of Social, Branding, and Communication JAQS Fira Basuki mengatakan, semenjak diberlakukannya PPKM darurat yang dimana mal harus ditutup, membuat keuangan atau bisnis JAQS merosot jauh hingga 90 persen.
"Sebenarnya dari awal PSBB hingga PPKM darurat, bisnis sudah goyang. Dengan resminya diterapkan PPKM darurat yang membuat mal ditutup, bisnis terpengaruh, merosot hingga 90 persen. JAQS ini kan satu-satunya lembaga konservasi ex-situ yang berada di mal, jadi begitu mal tutup yah memang sangat terdampak bisnisnya, karena hilang total pendapatannya,"ujar Fira saat dihubungi Kompas.com, Jumat (9/7/2021).
Walau demikian, lanjut dia, pihaknya tetap menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk tetap memberikan makan serta merawat 3.500 spesies satwa.
Bahkan walaupun keadaan bisnis goyang dan kehilangan pendapatan, JAQS tidak mengurangi porsi pakan satwa.
Untuk menyiasati dan menghemat biaya pakan, JAQS ikut membudidayakan pangan satwa yang bisa dibudidayakan seperti serangga.
"Jadi serangga itu kami budidayakan yang biasa untuk ikan. Kami berfikir, gimana caranya supaya kita tidak menelantarkan satwa dan memang harus berhemat," jelas Fira.
Sementara untuk tetap menjaga kesehatan serta kebersihan para satwa, JAQS ikut menjemur para satwa teresterial seperti Binturong hingga Berang-berang.
Di samping itu, untuk tetap bisa merawat dan memberi pakan para satwa, JAQS menerima sumbangan dari berbagai pihak, baik berupa dana ataupun pangan satwa.
"Kami sangat senang kalau ada yang tergerak hatinya membantu para satwa. Bagi masyarakat yang mau donasi bisa meninggalkan pesan lewat website kami di www.jakartaaquariumsafari.com ataupun DM media sosial IG kami @jakartaaquarium," ungkap Fira.
Selain itu Fira juga mengatakan, untuk tetap memberikan edukasi kepada para masyarakat, pihaknya mengajak para influencer atau artis yang ingin mengetahui konservasi lewat virtual tour.
"Kayak Anang Hermansyah kemarin sudah virtual tour. Kami tunjukkan bagaimana kami memberikan makan satwa, ini juga cara kami mengedukasi dan ngasih tahu, walaupun ada PPKM, hewan tetap kami rawat, tetap kami beri makan," katanya.
Bukan hanya wisata JAQS. Pingoo yang merupakan restoran seafoodnya yang terletak di dalam JAQS juga ikut ditutup.
Restoran ini biasanya dikunjungi pengunjung untuk bisa melihat aksi lucu pinguin berjenis Humbolt sembari menyantap menu hidangan seafood.
"Restoran Pingoo ini dikunjungi untuk makan sambil bisa melihat aksi para penguin. Bahkan bisa juga ikut memberi makan penguin secara langsung. Namun karena PPKM darurat, restoran ini juga ikut tutup, memang enggak ada pemasukan sama sekali," ujar Fira.
Fira berharap pemerintah mau membantu para sektor bisnis seperti JAQS secara langsung dalam arti pembiayaan.
"Semua memang sangat terdampak, kami berharap pemerintah mau membantu secara langsung dalam arti pembiayaan dan juga ikut membantu masyarakat luas," harap Fira.
https://money.kompas.com/read/2021/07/09/120300826/ppkm-darurat-bisnis-jakarta-aquarium-anjlok-hingga-90-persen