Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[TREN EKONOMI KOMPASIANA] Memilih Bank untuk KPR | Keuntungan Tanam Pohon Lengkeng | Bank di Indonesia, Dulu dan Sekarang

KOMPASIANA---Keingingan memilik rumah sendiri merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus tercukupi.

Sayangnya, jika kita lihat nampaknya persentase kenaikan gaji pegawai tiap tahunnya lebih tinggi dari persentase kenaikan harga rumah. Tidak berbanding lurus.

Semestinya itu bisa jadi usaha kita untuk segera membeli atau memiliki rumah dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR), misalnya.

Tapi, apa yang menyebabkan itu sulit terealisai? Apakah memilih bank yang tepat untuk KPR itu juga sama pentingnya?

1. Memilih Bank yang Tepat untuk KPR

Membeli rumah secara cash (tunai) adalah impian semua orang. Tanpa utang, tanpa beban.

Bisa jadi mengambil opsi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) lebih bijak. Apalagi saat ini suku bunga KPR Bank sedang turun akibat penurunan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) selama setahun terakhir.

Akan tetapi, menurut Kompasianer Melisa Emeraldina, sebelum memilih bank sebaiknya kalian sudah tahu dahulu perumahan mana yang kalian sukai.

Lalu tanyakan ke pengembang perumahan tersebut, bank apa saja yang sudah bekerja sama untuk program KPR-nya.

"Biasanya bank yang sudah bekerja sama dengan perumahan, memiliki promo penawaran tersendiri," tulisnya.

Bandingkan beberapa penawaran bank dari mulai syarat pengajuan, DP, suku bunga, jangka waktu dan promo lainnya. (Baca selengkapnya)

2. Tanam Pohon Lengkeng, Bisa Panen Tiap Bulan dan Raih Keuntungan Jutaan Rupiah

Berkebun atau bercocok tanam pohon buah-buahan adalah pilihan yang tepat bagi petani hobi maupun profesi.

Banyak pilihan pohon buah-buahan yang bisa ditanam sesuai selera, tapi usul Kompasianer Enjang Kusnadi, tanam pohon yang bisa menghasilkan keuntungan secara finansial: pohon lengkeng.

"Dari pengalaman dan penelusuran yang kebetulan hobi berkebun tanaman buah-buahan, menanam lengkeng mudah dalam pemeliharaan, membutuhkan lahan tidak terlalu luas, dan bisa panen setiap bulan," tulis Kompasianer Enjang Kusnadi.

Pohon lengkeng yang ditanam penulis berjenis New Kristal yang bisa dibeli di kios-kios tanaman dengan harga rata-rata Rp100 ribu untuk ukuran rata-rata 50 cm. (Baca selengkapnya)

3. Bank di Indonesia, Dulu dan Sekarang, Sampai ke Luar Negeri

Pada awalnya, bank dikenal sebagai tempat menabung, di mana sebelumnya masyarakat menabung di rumah dalam bentuk menyimpan uang di celengan.

Seiring perkembangan zaman, bank di Indonesia juga semakin berkembang dari waktu ke waktu. Mulai dari segi fungsi hingga keprofesionalan pelayanannya.

Kalau dulu, bank terkesan lebih pasif, dalam arti tidak terlalu aktif "menghampiri" masyarakat, maka sekarang mereka sudah lebih aktif.

"Dalam perkembangannya, bank pun nampaknya "berkompetisi" dengan produk digital Fintech, seperti Gopay, Ovo, ShoppePay, dan kawan-kawannya yang tumbuh di era digital ini," tulis Kompasianer Veronika Gultom. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2021/07/09/161600126/-tren-ekonomi-kompasiana-memilih-bank-untuk-kpr-keuntungan-tanam-pohon

Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke