Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[POPULER DI KOMPASIANA] Final Euro 2020 | Cerita Lockdown di Jerman | Alasan "Rurouni Kenshin" Live Action Terbaik

KOMPASIANA---Barangkali ini jadi pertandingan final yang sudah lama ditunggu pada perhelatan akbar sepak bola Eropa dan Dunia: Italia vs Inggris.

Bukan hanya pendukung di antara kedua negara, tapi karena liga domestik Italia dan Inggris juga begitu besar, maka berbanding lurus dengan peminatnya.

Laga final yang mengambil tempat di Stadion Wembley itu akan menjadi kali keempat bagi Italia sejak kejuaraan tersebut digagas pada 1960.

Sedangkan untuk Inggris ini jadi penampilan pertama Inggris di partai pemuncak Piala Eropa dan perdana kalinya Three Lions bermain di final turnamen besar sejak Piala Dunia 1966.

Inilah 5 konten terpopuler dan menarik di Kompasiana dalam sepekan: dari final Euro 2020 hingga kisah 5 bulan lockdown di Jerman.

1. Inggris ke Final Pertama Kalinya, karena Kecerdikan Southgate dan Insiden VAR

Peserta semifinal Euro 2020 saat ini, tulis Kompasianer Ari Sony sangat unik bagi Inggris.

Karena, Inggris menjadi satu-satunya tim semifinalis yang belum pernah Juara Piala Eropa.

Penampilan gemilang Schmeichel dibawah mistar, yang membuat gawang Denmark belum kebobolan lagi. Kali ini, aksi penyelamatannya dengan menggagalkan peluang Kane menit ke-94 dan Sterling di menit ke-99.

Bagi Inggris dan Gareth Southgate ini merupakan final pertama bagi mereka di Piala Eropa.

"Southgate terus belajar dan berbenah agar Inggris tidak terjatuh dalam lubang yang sama yaitu gagal dan terpeleset dilaga-laga krusial," tulis Kompasianer Ari Sony. (Baca selengkapnya)

2. Lorenzo Insigne, "Fantasista" yang Kini Langka di Italia

Sukses Italia lolos ke semifinal Euro 2020 tidak lepas dari peran Lorenzo Insigne. Dia pemain dengan kemampuan spesial yang mulai langka di Italia.

Insigne (30 tahun) adalah salah satu identitas sepak bola Italia yang kini mulai sulit ditemukan. Langka.

Penampilan apik Italia di Euro 2020 dan kini melaju ke babak semifinal, bagi Kompasiner Hadi Santoso, tidak lepas dari peran besar Insigne. Dia pemain kesayangan Pelatih Italia, Roberto Mancini.

"Pemain yang terlihat paling mungil (tinggi badan 1,63 meter) ketika menyanyikan lagu kebangsaan Italia sebelum laga ini tampil apik bersama Napoli di Serie Italia musim 2020/21 lalu," tulisnya. (Baca selengkapnya)

3. Cerita Lockdown 5 Bulan di Jerman hingga Angka Positif Covid-19 Menurun Signifikan

Kompasianer Fadhilah Muslim berbagi pengalaman terkait langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah Jerman berhasil menurunkan jumlah kasus positif covid-19 selama 5 bulan, tahun lalu.

Pada awal November 2020 kebetulan Kompasianer Fadhilah Muslim yang sedang berada di Jerman, tepatnya di Kota München.

Light Lockdown sebagai upaya awal untuk mengatasi kondisi pandemi di mana kasus positif meningkat kembali tepatnya sejak dimulainya musim gugur (autumn) 2020.

"Hal ini juga menjadi tindakan pertama yang diberlakukan untuk mengantisipasi kemungkinan terburuknya second wave," tulis Kompasianer Fadhilah Muslim.

Mengingat angka kasus positif terus bertambah setelah 6 minggu pertama, pemerintah Jerman dalam hal ini Angela Merkel mengumumkan aturan baru dan sekaligus berubah menjadi "hard lockdown". (Baca selengkapnya)

4. Cara Murah dan Mudah Dagang Mi Ayam di Rumah

Kompasianer Budi Susilo membuka tulisannya dengan hal terpenting bagi siapapun yang ingin memulai usaha mi ayam sendiri: tidak perlu mesti dengan membuat mi sendiri, karena proses produksi "mi buatan sendiri" membutuhkan waktu dan energi ekstra.

Pilihan mudah memulai usaha mi ayam, tentu saja, dengan membeli mi sudah jadi. Sedangkan untuk pembeda dengan mi ayam lainnya, dikuatkan pada bumbu yang digunakan.

Memanfaatkan kebisaan memasak, berdagang mi ayam merupakan salah satu pilihan dalam rangka menambah penghasilan.

"Maka berbelanja mi di pasar berikut bahan-bahan lain, merupakan cara mudah dan relatif murah untuk berdagang mi ayam di rumah," tulis Kompasianer Budi Susilo. (Baca selengkapnya)

5. Alasan "Rurouni Kenshin" Jadi Live Action Terbaik

Sedari awal pemilihan Takeru Satoh untuk memerankan karakter Kenshin Himura, Kompasianer Yudi Rahardjo sudah menduga kalau ini akan keren hasilnya.

Akan tetapi ni bisa dianggap menjadi seri terbaik bukan hanya karena Takeru Satoh semata, Kompasianer Yudi Rahardjo membaginya jadi empat (4) poin mendukung lainnya.

Seri anime dan manga umumnya memilih warna pakaian dan rambut yang mencolok, tentu karena jika visualnya tidak dibuat dengan warna mencolok.

"Warna rambut kenshin dalam seri live action ini terlihat lebih natural, namun dalam beberapa momen warna merah menyala layaknya di anime dan manga mash bisa kita temukan," tulisnya. (Baca selengkapnya)

https://money.kompas.com/read/2021/07/10/171700226/-populer-di-kompasiana-final-euro-2020-cerita-lockdown-di-jerman-alasan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke