Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Top Secret di Balik Perjanjian Kerja Sama Antar Negara

Gary Cohn, mantan Presiden Goldman Sachs, pernah pula menjabat sebagai kepala penasihat ekonomi Presiden Donald Trump dari 2017 hingga 2018.

Ada cerita menarik dari Gary Cohn saat menjabat di Gedung Putih yang diungkap oleh Bob Woodward dalam bukunya yang terkenal dan menghebohkan berjudul “FEAR – TRUMP in the WHITE HOUSE”.

Suatu hari di bulan September tahun 2017, Gary Cohn menemukan naskah surat Presiden Amerika Serikat yang dialamatkan kepada Presiden Korea Selatan. Draft surat tersebut adalah berisi keinginan Amerika Serikat untuk menghentikan kerja sama perdagangan antara Amerika dengan Korea Selatan. Kerja sama tersebut selama ini dikenal sebagai United States – Korea Free Trade Agreement (Korus FTA).

Korus, memuat tiga hal kesepakatan yaitu mencakup masalah kerja sama ekonomi, aliansi militer dan yang paling penting adalah “Top Secret intelligence operations and Capabilities”, sebuah perjanjian yang mencakup rahasia operasi intelijen mencakup masalah kekuatan operasional.

Seperti diketahui, sejak berakhirnya perang Korea sekitar tahun 1950, Amerika Serikat menempatkan 28.500 personel militer di Korea Selatan plus “the most highly classified and sensitive” Special Access Program atau SAP. Melalui SAP inilah Amerika Serikat dan Korea Selatan memperoleh informasi timbal balik mengenai banyak hal. Termasuk di dalamnya kerahasiaan tingkat tinggi tentang data intelijen dan kemampuan dari kekuatan militer berkait kepada National Security.

Salah satu yang sangat rawan adalah mengenai informasi tentang persenjataan nuklir yang dimiliki kedua negara dan tentu saja mencakup pula tentang spesifikasi dan kemampuan senjata nuklir dari Korea Utara.

Belakangan ini sudah diketahui bahwa Korea Utara telah memiliki kemampuan untuk menyerang langsung Amerika Serikat dengan menggunakan ICBM (Inter Continental Ballistic Missiles) sebagai senjata bertenaga nulir.

Informasi paling mutakhir menyebutkan bahwa ICBM dari Korea Utara dapat mencapai Los Angeles di Amerika Serikat dalam waktu tempuh 38 menit. Nah, dengan program SAP, maka pihak Amerika Serikat dapat segera memperoleh informasi dari sumber pendeteksi di Korea Selatan 7 detik setelah ICBM diluncurkan dari Korea Utara.


Sementara detektor yang dimiliki sistem pertahanan udara Amerika Serikat di Alaska sangat jauh berbeda kemampuannya yaitu membutuhkan waktu sampai 15 menit setelah peluncuran baru dapat terdeteksi.

Padahal mengetahui 7 detik setelah ICBM diluncurkan dari Korea Utara adalah waktu yang sangat dibutuhkan pihak militer Amerika Serikat untuk dapat mampu menembak jatuh ICBM tersebut sebelum mencapai wilayah teritori Amerika.

Inilah yang maha penting dan merupakan “Top Secret” yang tersimpan rapih di balik perjanjian kerja sama US dan Korea Selatan. Perjajian kerja sama dan kehadiran Amerika Serikat di Korea Selatan ternyata sangat mewakili esensi National Security dari United States of America.

Merujuk kepada “Top Secret” yang ternyata berada di balik perjanjian kerja sama US dan Korsel, maka Gary Cohn menyimpan dan mengamankan draf surat pemutusan kerja sama perjanjian kedua negara, agar tidak ditandatangani oleh Presiden Amerika Serikat.

Terkesan dari uraian yang dituang dalam buku tulisan Bob Woodward itu adalah bahwasanya Presiden Amerika Serikat dalam hal ini Donald Trump tidak mengetahui tentang “Top Secret” di balik perjanjian kedua negara.

Diperjelas juga dalam bagian lain dari buku tersebut bahwa ada alasan kuat Donald Trump untuk segera menghentikan perjanjian dengan Korsel. Setidaknya ada 2 alasan utama yang melatarbelakanginya , yaitu neraca perdagangan Amerika dengan Korsel telah mengalami defisit sebesar 18 miliar dollar AS setiap tahunnya. Berikutnya adalah bahwa Amerika harus mengeluarkan dana sebesar 3.5 miliar dollar AS per tahun untuk membiayai kehadiran pasukannya di Korea Selatan.

Itu lah sekelumit saja dari isi buku FEAR –TRUMP in the WHITE HOUSE tulisan dari Bob Woodward yang nama lengkapnya Robert Upshur Woodward seorang investigative journalist yang mulai bekerja sebagai wartawan di Washington Post sebagai reporter pada tahun 1971.

Pelajaran yang dapat dipetik adalah bahwa ternyata terdapat “Top Secret” yang berada dan tersimpan di balik sebuah perjanjian kerja sama antar dua negara. Sedemikian rapih “Top Secret”-nya, sampai Sang Presiden pun tidak mengetahui.

Analoginya sebagai anekdot adalah bahwa bisa saja dibalik perjanjian kerjasama sebuah negara besar yang mendelegasikan wilayah udara kedaulatannya pada kawasan yang sangat strategis kepada negara kecil, tidak mustahil mungkin ada juga “Top Secret” di balik perjanjian kerja sama itu. Anekdot ini baru akan terungkap di suatu hari nanti setelah ada investigative journalist sekelas Bob Woodward yang menuangkannya dalam tulisan di sebuah buku.

https://money.kompas.com/read/2021/07/11/110200426/top-secret-di-balik-perjanjian-kerja-sama-antar-negara

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke