Dengan demikian Bambang kini menjadi komisaris di lima perusahaan, setelah sebelumnya ditunjuk menjadi Komisaris Utama Bukalapak, Komisaris Independen PT Astra International Tbk (ASII), Komisaris Utama PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM), dan Komisaris Independen PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA).
Presiden Direktur Oligo Infrastructure Indonesia Cynthia Hendrayani mengatakan, bergabungnya Bambang sebagai komisaris merupakan satu nilai tambah bukan hanya bagi perusahaan, namun juga bagi masyarakat luas.
Hal ini mengingat Bambang memiliki pengalaman sebagai Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas 2016-2019, sehingga dapat memberikan buah pemikiran dan kerja nyatanya.
"Bapak Bambang adalah sosok terbaik dan paling tepat untuk menjadi pemimpin dewan komisaris Oligo, dan kami siap berkolaborasi untuk dapat mewujudkan banyak sekali perubahan positif bagi masyarakat, khususnya dalam tata kelola sampah dan lingkungan hidup di Indonesia," ujar Cynthia dalam keterangan tertulis, Jumat (23/7/2021).
Sementara itu, Bambang mengatakan bergabung dengan Oligo akan membantunya untuk tetap bisa mengabdikan pemikiran dan kiprah terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Sebab ia yakin dapat mendukung pengembangan teknologi-teknologi yang menuntaskan sampah guna memberikan solusi jangka panjang bagi Indonesia.
"Untuk itu saya sangat antusias dan menyambut baik peran dan tanggung jawab yang dipercayakan kepada saya," kata dia.
Usai menyelesaikan perannya sebagai pejabat eksekutif negara, Bambang memutuskan untuk tetap produktif khususnya dalam mendorong peningkatan kualitas hidup masyarakat lewat berbagai inovasi berbasis riset dan teknologi terapan.
Pada masa akhir jabatannya, Bambang bahkan masih mendorong upaya ketersediaan energi sekaligus mengusahakan peningkatan peran energi baru terbarukan (EBT). Caranya lewat inovasi dan kesiapan teknologi agar mampu mencapai target kontribusi EBT pada 2025 mendatang.
Tak hanya itu, Mantan Menteri Keuangan periode 2014-2016 ini, turut memperhatikan isu lingkungan hidup khususnya terkait sampah. Menurutnya, permasalahan sampah adalah bahaya laten yang menghantui masa depan tata kelola lingkungan Indonesia, terutama pada tatanan sosial kemasyarakatan serta derajat kualitas kesehatan.
Maka untuk mengatasi permasalahan itu, Bambang bilang, Indonesia perlu mengadopsi model sirkuler ekonomi, yaitu kegiatan pemanfaatan kembali, daur ulang, dan pabrikan yang bertanggung jawab juga mendukung pertumbuhan industri dan terbukanya lapangan kerja.
"Saya memiliki pengharapan bahwa kota-kota besar di Indonesia bisa meninggalkan pengolahan sampah cara-cara tradisional. Indonesia, dan khususnya para kepala daerah harus mulai mengadaptasi berbagai pilihan teknologi, salah satunya Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL), yang merupakan bagian dari implementasi sirkuler ekonomi," jelasnya.
"Sehingga dengan satu aktivitas seperti ini, baik pemerintah maupun masyarakat bisa mencapai beberapa tujuan, yaitu untuk kebersihan lingkungan, pemanfaatan material sisa untuk penyediaan energi, dan pengurangan konsumsi bahan bakar fosil," lanjut Bambang.
PSEL adalah sistem pengolahan sampah yang bertujuan untuk memusnahkan sampah secara signifikan dan ramah lingkungan, juga menghasilkan listrik, yang bertujuan untuk membantu kepala daerah dalam menuntaskan permasalahan kedaruratan sampah.
PSEL sendiri merupakan salah proyek strategis nasional yang tertuang dalam Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.
Menurut Bambang, pengolahan sampah dengan teknologi merupakan hal penting karena dasar pemikirannya sudah jelas, yakni kerangka Paris Agreement dan pedoman ekonomi hijau dunia, di mana saat ini negara-negara di dunia berlomba mewujudkan tata kelola berbasis ekonomi sirkuler.
Dia menambahkan, tren ekonomi selama ini bersifat linier, di mana limbahnya tidak di kelola dan hasilnya menjadi beban baik hari ini maupun masa depan generasi penerus bangsa.
"Maka dengan ekonomi sirkuler, limbah yang muncul dari kegiatan manusia dimanfaatkan secara maksimal, sehingga dampak lingkungannya menjadi minimal tanpa mengorbankan pertumbuhan ekonomi," jelas Bambang.
https://money.kompas.com/read/2021/07/23/211936226/bambang-brodjonegoro-diangkat-jadi-presiden-komisaris-oligo-infrastruktur