PT Bank Central Asia (Persero) Tbk menyatakan, pihaknya mendukung rangkaian elektronifikasi yang dijalankan sejak Oktober 2017 ini.
“Terkait dengan pemberlakuan MDR untuk transaksi uang elektronik berbasis kartu cip (chip based) mulai 1 Maret 2021, dalam implementasinya, hal ini perlu dikoordinasikan lanjutan secara business to business (B2B) antara bank dan merchant,” urai Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA, Hera F. Haryn seperti dilansir Kontan.co.id, Kamis (29/7/2021).
Hera menjelaskan, BCA mengapresiasi langkah BI terkait kebijakan biaya administrasi kepada merchant tersebut dan berharap konsumen mendapatkan manfaat berupa kecepatan, kemudahan, dan keamanan bertransaksi sehari-hari di berbagai merchant dan fasilitas publik secara nontunai.
Bank bersandi bursa BBCA ini mencatatkan frekuensi transaksi Flazz terdapat sebanyak 248 juta transaksi per Juni 2021 secara year to date (ytd).
Selain itu, BCA juga membukukan nominal transaksi Flazz per Juni 2021 sebesar Rp 3,9 triliun secara ytd.
Strategi BCA dalam mendorong transaksi uang elektroniknya adalah dengan menawarkan kemudahan bertransaksi dan top up Flazz melalui mobile banking, menambah variasi desain Flazz, menambah mitra penjualan secara offline maupun online di e-commerce, kerja sama co-branding Flazz, dan memperluas akseptasi Flazz.
“Sehingga penggunaan kartu-kartu yang beredar semakin luas dan optimal. Kami berharap nasabah dapat memanfaatkan Flazz sebagai salah satu alat pembayaran untuk mendukung gerakan nontunai dan cashless society,” kata Hera. (Amanda Christabel)
Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul Ini kata BCA soal fee merchant discount rate sebesar 0,5%
https://money.kompas.com/read/2021/07/29/171000526/soal-biaya-merchant-discount-rate-0-5-persen-ini-kata-bca