Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengapa Kinerja IDX-30 di Bawah IHSG?

IDX-30 adalah Indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. Nama perusahaan yang masuk anggotanya juga merupakan perusahaan besar yang produk dan jasanya banyak digunakan masyarakat.

IDX-30 juga menjadi indeks yang paling banyak digunakan dalam Reksa Dana Indeks dan Exchange Traded Fund (ETF) berbasis saham serta paling besar secara dana kelolaannya. Lebih besar dibandingkan LQ-45 yang sudah ada pertama kali dan indeks-indeks baru yang diperkenalkan setelahnya.

Dengan logika tersebut, IDX-30 yang merupakan intisari dari saham perusahaan besar yang terdapat di bursa seharusnya dapat membukukan kinerja lebih baik. Kalaupun ada perbedaan, biasanya juga tidak terlalu besar.

Dalam kenyataannya tidak selalu demikian. Faktor penyebab dan prospek ke depannya sebagai berikut.

Evaluasi mayor dan minor

Setiap 6 bulan sekali Bursa Efek Indonesia melakukan evaluasi atas bobot saham dalam indeks serta nama saham yang keluar dan masuk dalam daftar yang dikenal evaluasi mayor. Untuk IDX-30, periode evaluasinya adalah dari Januari hingga Juli dan Agustus hingga Februari.

Selain evaluasi mayor, ada pula evaluasi minor yang hanya melakukan evaluasi atas bobot saja yang dilakukan pada bulan April dan Oktober. Pada evaluasi, tidak ada saham yang masuk dan keluar.

Untuk IDX-30 yang berlaku untuk periode Agustus 2021–Januari 2022, terdapat 4 saham yang keluar yaitu BTPN Syariah (BTPN), Indocement Tunggu Prakarsa (INTP), Media Nusantara Citra (MNCN), dan Pakuwon Jati (PWON).

Sementara 4 saham baru yang masuk adalah Barito Pacific (BRPT), Vale Indonesia (INCO), Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA), dan Timah (TINS).

Dengan demikian, berdasarkan harga penutupan saham pada tanggal 30 Juli 2021, komposisi IDX-30 yang lama dan baru adalah sebagai berikut:

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa sektor Barang Konsumer Non Primer (nama ini berdasarkan klasifikasi dari IDX) keluar karena hanya memiliki 1 perwakilan yaitu MNCN. Hal yang sama juga berlaku untuk sektor Properti & Real Estat dimana PWON sebagai satu-satunya perwakilan juga keluar.

4 saham baru yang masuk, 3nya masuk dalam kategori Bahan Baku (Commodities) yaitu BRPT (Minyak Bumi dan turunannya), INCO (Nikel), TINS (Timah), dan MIKA merupakan sektor kesehatan.

Sektor teknologi absen

Jika Anda seorang investor atau trader saham yang aktif mengikuti perkembangan pasar modal, tentu bertanya-tanya. Mengapa dalam daftar yang lama dan baru ini sama sekali tidak ada saham dari sektor teknologi atau terkait teknologi (Bank digital) seperti contoh ARTO, MLPL, DMMX, BBYB, MARI, BGTG, DCII, EMTK dan lainnya?

Padahal beberapa saham memiliki kapitalisasi hingga ratusan triliun seperti EMTK, ARTO dan DCII. Kemudian transaksi sahamnya juga sangat aktif, mencapai ratusan milliar sehari sehingga masuk dalam kriteria likuid.

Harga sahamnya juga sudah naik puluhan hingga ratusan persen sejak awal tahun. Kenaikannya begitu tinggi, membuat metode valuasi konvensional seperti Price Earning Ratio (PER) atau Price Book Value (PBV) sudah tidak relevan lagi. Kenaikan ini lebih banyak didorong faktor sentimen “hype” di sektor teknologi.

Berbanding terbalik, saham dengan bobot yang besar pada IDX-30 seperti BBRI, BBCA, BBNI, BMRI, ASII, UNVR malah turun sejak awal tahun. Bahkan penurunannya cukup besar dari belasan hingga puluhan persen. Padahal secara umum, kinerja laporan keuangan membaik di tahun 2021.

Absennya saham teknologi inilah yang menyebabkan kinerja IDX-30 di bawah IHSG dari awal tahun hingga Juli 2021 ini.

Apakah Manajer Investasi dapat mempengaruhi penentuan indeks?

Ketentuan saham yang masuk dan keluar, sepenuhnya merupakan kewenangan dari Bursa Efek Indonesia. Manajer Investasi yang menggunakan indeks acuan sebagai dasar dari produk ETF dan reksa dana indeks tidak memiliki kuasa atau hak suara atas penentuan tersebut.

Biasanya Bursa Efek Indonesia mengumumkan 4-5 hari kerja sebelumnya sehingga Manajer Investasi dapat bersiap-siap melakukan penyesuaian.

Penyesuaian akan indeks, biasanya dilakukan pada 1 hari sebelum indeks berlaku. Namun jika dana kelolaan besar dan saham yang harus dijual banyak, penyesuaian dapat berlangsung selama beberapa hari walaupun amat jarang.

Bagaimana dengan prospek kinerja Agustus 2021–Januari 2022?

Sebagaimana diketahui, bahwa untuk IDX-30 yang berlaku di Agustus hingga Januari tahun depan, masih tidak ada sektor teknologi atau terkait teknologi.

Sektor Keuangan yang didominasi saham Bank Big 4 dan telekomunikasi masih menjadi yang dominan. Perbedaannya adalah bobot saham komoditas atau bahan baku bertambah baik dari bobot maupun sahamnya.

Jika hype sektor teknologi masih berlanjut, maka kemungkinan kinerja IDX-30 masih akan di bawah IHSG untuk periode ini.

Namun jika sentimen berbalik di mana ketika valuasi sektor teknologi sudah terlalu tinggi dan vaksinasi berjalan baik sehingga perekonomian kembali dibuka secara bertahap hingga akhir tahun sehingga investor beralih ke saham dengan valuasi yang lebih murah, IDX-30 berpotensi mengejar.

Peluang IDX-30 mengejar IHSG di periode yang akan datang adalah 50:50, ada baiknya investor melakukan diversifikasi dengan berinvestasi pada IDX-30 dan reksa dana saham yang dikelola secara aktif untuk memanfaatkan peluang yang ada di masa mendatang.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

https://money.kompas.com/read/2021/08/03/124000026/mengapa-kinerja-idx-30-di-bawah-ihsg-

Terkini Lainnya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Simak 5 Cara Merapikan Kondisi Keuangan Setelah Libur Lebaran

Earn Smart
Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Studi Kelayakan Kereta Cepat ke Surabaya Digarap China, KAI: Kita Enggak Ikut

Whats New
Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Pelemahan Nilai Tukar Rupiah Bisa Berimbas ke Harga Barang Elektronik

Whats New
Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Pendaftaran UM-PTKIN 2024 Sudah Dibuka, Ini Link, Jadwal, hingga Alurnya

Whats New
Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Rincian Harga Emas di Pegadaian Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Pembentukan Badan Penerimaan Negara Masuk Dokumen Rencana Kerja Pemerintah 2025

Whats New
Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Neraca Dagang RI Kembali Surplus, BI: Positif Topang Ketahanan Eksternal Ekonomi

Whats New
Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Sambut Putusan MK soal Sengketa Pilpres, Kadin: Akan Berikan Kepastian bagi Dunia Usaha

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di CIMB Niaga hingga BCA

Whats New
Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Anjlok Rp 18.000 Per Gram, Simak Harga Emas Antam Hari Ini 23 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke