KOMPASIANA---Dalam dunia kerja pasti akan bertemu dengan ragam tipe kepribadian sesama rekan kerja. Termasuk senior yang mungkin saja tidak cocok cara kerjanya dengan kita.
Senior ini memiliki sikap penyuruh terhadap anak buahnya dan hanya ingin menerima beres pekerjaan yang dilimpahkannya.
Bila bertemu dengan senior seperti ini janganlah kesal dan putus asa. Memiliki kepercayaan diri dan bermenta baja adalah kuncinya.
Sikap kepercayaan diri dibutuhkan dalam menjalankan segala tugas pekerjaan yang diberikan. Sedangkan bermental baja dibutuhkan untuk menghadapi beragam sikap dan sifat sesama rekan kerja ataupun senior di kantor.
Selain mengenai menghadapi rekan kerja di kantor, ada juga pembasahan terkait senioritas di kantor yang kerap kali membawa sengasara.
Berikut konten-konten menarik dan populer kanal Worklife di Kompasiana:
1. Percaya Diri dan Bermental Baja dalam Menghadapi Senior yang Pola Pikirnya Tertutup
Kompasianer Veronika Gultom berpendapat menghadapi senior di kantor yang pola pikirnya tertutup adalah dengan percaya diri dan bermental baja.
Selain itu, berdasarkan pengalamannya, komunikasi juga menjadi hal penting terhadap senior tersebut.
Memang, dikatakannya, perlu waktu lama untuk bisa bersahabat dengan para senior. Karena itu, mental baja dan keyakinan bahwa pada akhirnya semuanya akan baik-baik saja dapat membuat kita bertahan hingga akhirnya diterima dengan senang hati oleh mereka.
"Bagaimana pun, setiap orang pada akhirnya harus menyadari bahwa hidup bukan cuma masalah senioritas. Tetapi setiap orang dalam sebuah tim semestinya saling melengkapi tanpa memandang senior atau junior," tulisnya. (Baca selengkapnya)
2. Senioritas di Kantor, Jangan Sampai "Nikmat Membawa Sengsara"
Bagi para senior di kantor, Kompasianer Irwan Rinaldi Sikumbang mengingatkan untuk tidak terbuai dengan label itu.
Sebab, menurutnya, label menjadi senior di kantor sering kali menjadi nikmat yang membawa sengsara.
Senior yang sekaligus memegang jabatan memang gampang membuat seseorang terlena. Di hadapan para junior, sering bercerita bagaimana kehebatannya dalam meniti karier.
Di sisi lain, kerap kali label senioritas membuat cara kerja mereka justru cenderung 'ngebos'.
Padahal, dalam manajemen modern, senioritas tidak identik dengan peluang yang besar untuk meraih jabatan.
"Di banyak perusahaan, bahkan juga di instansi pemerintah, sudah menerapkan sistem meritokrasi. Dalam sistem ini, promosi jabatan akan diberikan pada karyawan yang beprestasi atau berkinerja unggul, bukan melihat senioritasnya.," tulisnya. (Baca selengkapnya)
3. Jadikan Senioritas sebagai Ajang Menyebar Kebaikan
Menjadi senior di kantor seharusnya bukan menjadi persoalan. Sebab yang membedakan hal itu hanyalah soal waktu dan pengalaman.
Namun, senior di kantor kerap kali bersikap 'rese' terhadap juniornya.
Kompasianer Selvia Indrayani berpendapat, label senior yang tersemat baiknya dijadikan ajang menyebar kebaikan.
Menurutnya, ada empat kebaikan yang bisa dilakukan oleh para senior di kantor.
Pertama adalah mengajari. Seorang senior sangat bermanfaat bagi junior saat ia mau mengajari hal-hal yang perlu dikerjakan. Bisa berupa mengajari cara kerja agar lebih efektif, maupun berbagai hal lain berkaitan dengan pekerjaannya agar mendapatkan kemudahan.
Kedua adalah mengayomi. (Baca selengkapnya) (IBS)
https://money.kompas.com/read/2021/08/04/114511926/tren-worklife-kompasiana-percaya-diri-dan-mental-baja-hadapi-senioritas-di