JAKARTA, KOMPAS.com - Harga batu bara acuan (HBA) bulan Agustus 2021 kembali tumbuh dan mencetak rekor tertinggi selama lebih dari 10 tahun terakhir.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, HBA Agustus mengalami kenaikan sebesar 15,64 dollar AS per ton secara bulanan, menjadi 130,99 dollar AS per ton.
Kepala Biro Komunikasi Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi mengatakan, melambungnya harga batu bara dunia dipengaruhi musim penghujan yang ekstrem di China yang mengganggu kegiatan produksi dan transportasi batu bara di negara tersebut.
“Sementara kebutuhan batu bara meningkat untuk keperluan pembangkit listrik yang melampaui kapasitas pasokan batubara domestik negara tersebut," ujar Agung dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (4/8/2021).
Selain itu, menguatnya harga batu bara juga didorong meningkatnya permintaan dari dua negara kawasan Asia Timur lainnya, Jepang dan Korea Selatan.
Agung menyebutkan, harga tertinggi HBA sebelumnya terjadi pada Februari 2011 yakni sebesar 127,05 dollar AS per ton.
Sempat melandai pada Februari-April 2021, HBA mencatatkan kenaikan beruntun pada periode Mei-Juli 2021 hingga menyentuh angka 115,35 dollar AS per ton di Juli 2021.
“Ternyata, kenaikan tersebut terus konsisten hingga bulan Agustus 2021 dengan mencatatkan rekor tertinggi baru,” kata Agung.
Sebagai informasi, HBA adalah harga yang diperoleh dari rata-rata indeks Indonesia Coal Index (ICI), Newcastle Export Index (NEX), Globalcoal Newcastle Index (GCNC), dan Platt's 5900 pada bulan sebelumnya.
Nantinya, HBA bulan Juli ini akan dipergunakan pada penentuan harga batubara pada titik serah penjualan secara Free on Board di atas kapal pengangkut (FOB Vessel).
https://money.kompas.com/read/2021/08/04/184855926/harga-batu-bara-acuan-tembus-130-dollar-as-per-ton-tertinggi-dalam-1-dekade