Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi Positif 7 Persen Sesuai Prediksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal II-2021. Hasilnya, produk domestik bruto (PDB) tumbuh 7,07 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sudah jauh hari memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2021 mencapai tujuh persen.

Ia mendasarkan optimisme itu pada beberapa indikator. antara lain, mulai dari realisasi penanaman modal asing (PMA) hingga indeks keyakinan konsumen (IKK) yang terus membaik.

“Pertumbuhan ekonomi kuartal kedua akan bergerak positif, diperkirakan mencapai tujuh persen," kata Airlangga dalam keterangannya, Kamis (5/8/2021).

Dia mencatat realisasi PMA mencapai 54,6 persen dan IKK per Maret 2021 untuk kelompok masyarakat pengeluaran di bawah Rp 5 juta mencapai 90,1 atau mendekati zona normal 100.

Selain itu, perkembangan ekspor dan impor juga sudah kembali normal termasuk belanja pemerintah yang telah berada di jalur positif.

Airlangga juga menyampaikan kenaikan harga komoditas seperti sawit, karet, nikel, tembaga, dan batubara telah mendorong pemulihan ekonomi yang tercermin dari perbaikan kondisi perekonomian daerah sepanjang kuartal I 2021.

Dilansir dari Antara, Kepala BPS Margo Yuwono menyebutkan bahwa Indonesia sudah resmi keluar dari resesi ekonomi seiring realisasi pertumbuhan pada triwulan II-2021 mampu menyentuh level positif hingga 7,07 persen (yoy).

“Secara teknis Indonesia sudah mengakhiri resesi karena resesi itu didefinisikan dengan kondisi pertumbuhan ekonomi yang mengalami kontraksi minimal dua triwulan berturut-turut,” kata Margo.

Margo menjelaskan dilihat secara teknis maka sebuah negara dikatakan masuk ke dalam situasi resesi apabila pertumbuhan ekonominya mengalami kontraksi minimal dua triwulan berturut-turut.

Indonesia telah masuk ke jurang resesi sejak triwulan III-2020 karena mengalami pertumbuhan negatif mulai triwulan II-2020 sampai triwulan I-2021 yaitu masing-masing sebesar minus 5,34 persen, minus 3,49 persen, minus 2,19 persen dan minus 0,74 persen.

Kontraksi ini terjadi sebagai akibat dari berbagai kebijakan pemerintah dalam rangka menekan eskalasi kasus COVID-19 baik melalui Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) maupun Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Kebijakan tersebut pada akhirnya menekan secara ketat mobilitas masyarakat sehingga menurunkan berbagai indikator penunjang pertumbuhan ekonomi termasuk konsumsi rumah tangga yang menyumbang 57,6 persen Produk Domestik Bruto (PDB).

Di sisi lain, terdapat tren pembalikan pada berbagai indikator ekonomi Indonesia karena kinerja ekonomi terus memperlihatkan adanya kenaikan hingga akhirnya triwulan II-2021 tumbuh 7,07 persen (yoy) dan 3,31 persen (qtq).

“Ketika kuartal II-2021 mengalami pertumbuhan positif baik quartal to quartal maupun year on year maka Indonesia sudah keluar dari resesi,” ujarnya.

Meski demikian, Margo menegaskan realisasi pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang sudah membaik dan kembali ke level positif ini belum menyentuh level normal seperti sebelum pandemi Covid-19.

“Sudah positif dan sudah ada perbaikan namun ini belum kembali pada pra Covid-19. Pertumbuhan ekonomi ini masih belum menyentuh level normal,” tegasnya.

https://money.kompas.com/read/2021/08/05/163917526/menko-airlangga-pertumbuhan-ekonomi-positif-7-persen-sesuai-prediksi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke