Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mencicipi Manisnya Usaha Olahan Cokelat Beromzet Rp 40 Juta Per Bulan

Sebelum menekuni usaha olahan cokelat, Yanthi dan keluarganya sempat jatuh bangun karena suaminya kehilangan pekerjaan. Namun setelah mencoba membangun usaha, Yanthi dan putrinya, Candida (28 tahun), tergerak merintis usaha kuliner pada 2002 dengan nama Waroenk Cokelat.

Kini, Yanthi bisa meraup omzet Rp 40 juta per bulan dari usaha olahan cokelatnya. Semua bermula dari hobi bikin kue.

“Sebelumnya tidak pernah terpikirkan untuk usaha kue. Putri saya yang hobi bikin kue. Kemudian hasilnya saya bawa ke arisan dan pengajian sebagai buah tangan. Lalu saya mulai modifikasi rasa, dan mencoba menggunakan bahan cokelat yang saat itu belum banyak diaplikasikan ke makanan,” kata Yanthi, melalui siaran pers Minggu (8/8/2021).

Perempuan berusia 56 tahun tersebut mengatakan, karena sering membawa kue ke acara arisan dan pengajian, pesanan pun berdatangan. Dari situ ia mulai merintis usaha kue kering rumahan, dengan pelanggan awal yaitu teman dan keluarga.

Semakin banyak pesanan yang masuk membuat Yanthi mulai terpacu untuk belajar dan mengikuti kursus baking. Ia dan putrinya juga menambah varian rasa dan meningkatkan kualitas produk.

Awal merintis usaha, Yanthi mengerjakan bisnis ini dengan putrinya dan satu orang karyawan. Adapun olahan bahan baku saat itu sekitar 36 kilogram (Kg) cokelat per bulan. Kini, bersama 15 orang karyawannya, mereka dapat mengolah hingga 400 Kg cokelat per bulan untuk berbagai varian produk kue kering, permen chocolate bar, dan suvenir cokelat.

Untuk memperluas jangkauan pemasaran, sejak tahun 2018 Yanthi dan putrinya mulai menggunakan strategi pemasaran produk dengan merekrut reseller, sistem konsinyasi dengan toko oleh-oleh seputar Bogor, Jakarta dan Bandung, berjualan di e-commerce, dan media sosial Instagram @kuweis_enak serta TikTok.

“Ke depan, kami menargetkan untuk membangun rumah produksi sendiri. Karena produksi kue dan cokelat masih dilakukan di rumah,” ungkap Yanthi.


Di sisi lain, kondisi pandemi juga berdampak pada penjualan produk olahan cokelat, seperti tutupnya beberapa gerai konsinyansi tempat produk olahan cokelat milik Yanthi. Namun, itu tidak menyurutkan semangat Yanthi untuk maju melalui inovasi produk.

“Pandemi turut mengurangi omzet kami karena toko konsinyasi banyak yang tutup. Namun tidak terlalu signifikan, karena selain pemasaran online, kami juga terus berinovasi dengan membuat varian rasa baru yang kekinian seperti red velvet, matcha, dan varian kue gluten-free agar konsumen tidak jenuh,” tuturnya.

Pada tahun 2017, Waroenk Cokelat bergabung menjadi mitra binaan Pertamina. Adapun manfaat yang diperoleh berupa akses fasilitas permodalan, pelatihan, pameran, pelatihan seperti ekspor dan impor, digital marketing, UKM naik kelas dan go online, bazaar yang difasilitasi Pertamina, hingga sertifikasi halal dan HAKI.

Unit Manager Communication, Relations & CSR Pemasaran Regional Jawa Bagian Barat Eko Kristiawan mengatakan, Pertamina akan terus mendukung pengembangan produk-produk wirausaha agar terus naik kelas dan berinovasi. Melalui PPUMK Pertamina diharapkan dapat menggerakan ekonomi masyarakat melalui pembinaan usaha mikro dan kecil, agar berkembang dan mandiri.

"Kami turut mendukung semangat para wirausaha agar terus berdaya dan berinovasi di tengah pandemic ini melalui Program Pendanaan Usaha Mikro dan Kecil (PPUMK) terus mendukung keberlangsungan pelaku usaha mikro dan usaha kecil melalui pelatihan, pendampingan, dan keikutsertaan di kegiatan online yang diadakan perusahaan,” kata Eko.

https://money.kompas.com/read/2021/08/08/101357426/mencicipi-manisnya-usaha-olahan-cokelat-beromzet-rp-40-juta-per-bulan

Terkini Lainnya

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke