Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Valuasi Start Up di Asia Tenggara Bakal Mencapai Rp 14.300 Triliun di 2025

Perusahaan modal ventura asal Singapura, Jungle Ventures pun mengungkapkan, jumlah tersebut bakal meningkat hingga tigga kali lipat ppada tahun 2025 mendatang.

Dilansir dari CNBC, Senin (9/8/2021), dalam empat tahun ke depan, total valuasi dari start up di kawasan Asia Tenggara bakal diperkirakan bakal mencapai 1 triliun dollar AS atau sekitar Rp 14.300 triliun.

Perusahaan tersebut memperhitungkan informasi yang tersedia untuk umum mengenai 31 perusahaan rintisan dengan valuasi minimal 250 juta dollar AS. Selain itu, perusahaan tersebut juga memperhotngkan transaksi modal ventura yang tak diungkapkan kepada publik.

"Saya sedikit terkejut, tapi juga kemudian tak terkejut," ujar Founding Partner Jungle Ventures Amit Anand.

"Kami telah melakukan perhitungan dan tidak sulit untuk membayangkan banyak data yang sebenarnya luput dari perhitungan kami, termasuk bila perusahaan memutuskan untuk tak mengumumkan (pendanaan) atau memang baru sekadar isu," ujar dia.

Namun ia mengatakan, bila melihat pertumbuhan di kawasan Asia Tenggara dalam tiga hingga lima tahun ke depan, capaian valuasi 1 triliun dollar AS tersebut bisa jadi bakal tercapai sebelum 2025.

Saat ini, Asia Tenggara merupakan rumah bagi 400 juta pengguna internet dan sebanyak 10 persen di antaranya baru mendapatkan sambungan internet untuk pertama kalinya di tahun 2020.

Data laporan Google, Tamasek Holdings, dan Bain&Company menunjukkan, ekonomi digital di Singapura, Malaysia, Indonesia, Filipina, Vietnam, dan Thailand bahkan diperkirakan bakal mencapai 300 miliar dollar AS di tahun 2025.

Potensi pendanaan start up di kawasan Asia Tenggara pun diperkirakan tak akan lesu dalam beberapa waktu ke depan. Pasalnya, perusahaan rintisan memiliki beragap opsi pendanaan termasuk dari ekuitas besar dengan jumlah pendanaan yang tak sedikit.

Bahkan pada tiga bulan pertama tahun ini saja, perusahaan rintisan di Asia Tenggara berhasil menggalang dana senilai 6 miliar dollar AS.

Di sisi lain, perusahaan rintisan teknologi juga memiliki peluang yang besar untuk masuk mendapatkan pendanaan di pasar modal.

Pasalnya, minat investor untuk mendanai start up teknologi cukup besar di kawasan Asia Tenggara.

"Saya pikir banyak yang berminat (dengan start up teknologi) di pasar IPO (initial publik offering/penawaran saham perdana)," ujar Anand.

Meski demikian, Anand mengatakan, pasar saham lokal masih belum memiliki kapasitas untuk mengelola IPO raksasa. Maka dari itu, banyak start up teknologi yang mungkin melakukan IPO di Amerika Serikat.

Namun demikian, perusahaandengan valuasi lebih kecil, yakni sekitar 5 miliar dollar AS dapat mendulang keuntungan dengan melantai di bursa saham lokal.

"Pemerintah masih memilih banyak pekerjaan rumah sebelum mencapai titik itu, namun hal itu sekaligus akan membuka kunci dari sebuah tahap baru likuiditas global," ujar dia.

https://money.kompas.com/read/2021/08/09/131412326/valuasi-start-up-di-asia-tenggara-bakal-mencapai-rp-14300-triliun-di-2025

Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke