Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sreeya Indonesia Tergetkan Pertumbuhan Kinerja Double Digit di Tahun 2021

Hal ini mengingat pada tahun lalu laba berdih perseroan turun signifikan 64,56 persen yoy dari menjadi Rp 28,27 dari tahun 2019 Rp 79,77 miliar.

"Saya confidence akan growing double digit sampai akhir tahun. Ada faktor eksternal yang jadi tantangan, misalnya harga jagung belum membaik, harga kedelai masih tinggi, demand masih rendah sehingga profitability akan terdampak,” kata Direktur Utama PT Sreeya Sewu Indonesia Tommy Wattimena Widjaja secara virtual, Senin (16/8/2021).

Penurunan laba bersih terjadi sebagai dampak penurunan aktivitas ekonomi secara nasional. Kebijakan tersebut menyebabkan kelebihan pasokan ayam pada tahun 2020 karena daya beli masyarakat menurun.

Kelebihan pasokan ayam menyebabkan pelemahan harga ayam broiler dan ayam umur sehari atau Day Old Chick (DOC).

Di tahun 2020, perseroan menghadapi tantangan fluktuasi harga bahan baku SBM (Soya bean Meal) atau bungkil kacang kedelai yang tinggi, kemudian pelemahan harga DOC dan live bird serta pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.

Di sisi lain, program pemusnahan (culling program) Kementerian Pertanian untuk menstabilkan harga ayam, mengakibatkan kenaikan biaya bahan baku dan berimbas pada kenaikan beban biaya produksi perusahaan.

Sebagai informasi, di tahun 2020 perseroan mencatat penjualan bersih sebesar Rp 4,34 triliun atau meningkat 7,21 persen dibandingkan penjualan bersih tahun 2019 sebesar Rp 4,05 triliun. Di tahun 2021, perseroan mencatatkan peningkatan penjualan bersih mencapai Rp 1,28 triliun. Angka ini meningkat 13,32 persen dibandingkan kuartal pertama tahun 2020 sebesar Rp 1,13 triliun.

https://money.kompas.com/read/2021/08/16/183843926/sreeya-indonesia-tergetkan-pertumbuhan-kinerja-double-digit-di-tahun-2021

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke