Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Impor Juli 2021 Capai 15,11 Miliar Dollar AS, BPS: Ada Indikasi Baik Aktivitas Ekonomi Berjalan

Meski demikian, dibandingkan Juli 2020 atau secara tahunan (year on year/yoy) yang sebesar 10,46 miliar dollar AS, laju impor di bulan lalu naik signifikan mencapai 44,44 persen.

"Tren impor Indonesia pada tahun ini alami peningkatan dibandingkan 2020. Namun turun dibandingkan Juni 2021, penurunan terjadi karena impor migas dan nonmigas yang juga turun," ujar Kepada BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers virtual, Rabu (18/8/2021).

Ia menjelaskan, menurut penggunaan barang, nilai impor di seluruh kelompok memang mengalami penurunan secara bulanan. Terdiri dari impor konsumsi turun 1,22 persen, bahan baku/penolong turun 12,37 persen, dan barang modal turun 18,58 persen.

Namun bila melihat penggunaan barang secara tahunan, nilai impor diseluruh kelompok mengalami peningkatan. Secara rinci, impor konsumsi naik 45,97 persen, bahan baku/penolong naik 54,61 persen, dan barang modal naik 5,38 persen.

Margo mengatakan, bila melihat dari strukturnya, impor pada Juli 2021 didominasi golongan bahan baku/penolong yakni mencapai 75,55 persen dari total impor. Sementara porsi impor barang modal sebesar 13,71 persen dan konsumsi sebesar 10,74 persen.

Menurutnya, porsi impor bahan baku/penolong di bulan lalu, terlebih bila dilihat secara tahunan yang meningkat pesat, mengindikasikan bahwa perekonomian Indonesia sudah mulai pilih di 2021, setelah sepanjang tahun kemarin tertekan akibat pandemi Covid-19.

"Jadi ini indikasi baik, kalau dibandingkan secara yoy, itu artinya masih ada permintaan bahan baku yang menandakan aktivitas ekonomi di domestik masih ada di sana, karena industri masih membutuhkan bahan baku dari impor," jelasnya.

Secara rinci, komoditas impor di Juli 2021 dibandingkan Juni 2021 yang mengalami peningkatan nilai tertinggi yakni produk farmasi sebesar 185,9 juta dollar AS, lalu bijih, terak, dan abu logam 80,7 juta dollar AS.

Kemudian ampas/sisa industri makanan sebesar 79,8 juta dollar AS, kendaraan bermotor/komponennya dalam keadaan terbongkar tidak lengkap 12,9 juta dollar AS, serta garam, belerang, batu, dan semen 10,8 juta dollar AS.

Sementara, komoditas impor dengan penurunan nilai terdalam yakni mesin dan peralatan mekanis sebesar 422,3 juta dollar AS, besi dan baja 220,3 juta dollar AS, logam mulai dan perhiasan/permata 151,9 juta dollar AS, plastik dan barang dari plastik 115,2 juta dollar AS, serta kereta api, trem, dan bagiannya 83,1 juta dollar AS.

Berdasarkan negara, impor Indonesia di Juli 2021 mengalami peningkatan tertinggi dari India sebesar 111,8 juta dollar AS, Argentina 20 juta dollar AS, Spanyol 15,4 juta dollar AS, Turki 15,2 juta dollar AS, dan Norwegia 12,6 juta dollar AS.

Sebaliknya, impor Indonesia yang mengalami penurunan terdalam berasal dari China sebesar 325,3 juta dollar AS, Singapura 194,1 juta dollar AS, Thailand 170,9 juta dollar AS, Jepang 150 juta dollar AS, serta Malaysia 143,1 juta dollar AS.

"Peningkatan tertinggi dari India itu berdasarkan komoditasnya terbesar yakni besi baja, gula, dan kembang gula. Sementara China turun paling dalam, komoditasnya mesin dan peralayan mekanis, serta bahan bakar mineral," jelas Margo.

Secara kumulatif atau sepanjang Januari-Juli 2021, nilai impor Indonesia mencapai 106,15 miliar dollar AS, meningkat 30,46 persen dibandingkan periode Januari-Juli 2020 yang sebesar 81,37 miliar dollar AS.

Adapun pada impor nonmigas nilainya mencapai 92,85 miliar dollar AS, atau naik sebesar 27,40 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu yang mencapai 72,88 miliar dollar AS.

https://money.kompas.com/read/2021/08/18/143800026/impor-juli-2021-capai-15-11-miliar-dollar-as-bps--ada-indikasi-baik-aktivitas

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke