Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

ASEAN Targetkan Peningkatan Penggunaan Energi Terbarukan hingga 23 Persen pada 2025

JAKARTA, KOMPAS.com - ASEAN Centre for Energy (ACE) bersama Kementerian Federal Jerman melakukan kerja sama ekonomi dan pembangunan (BMZ) melalui Program Energi ASEAN-German (AGEP) Tahap II.

Lewat program ini, negara-negara anggota ASEAN mengembangkan The 6th ASEAN Energy Outlook (AEO6).

AEO6 adalah dokumen utama yang menyajikan ketertarikan negara-negara anggota ASEAN dalam memahami tren dan lanskap energi saat ini yang bertujuan mendukung pengembangan energi berkelanjutan.

Direktur Eksekutif dari ASEAN Centre for Energy Nugi Agya Utama mengatakan, publikasi ini turut berisikan perspektif energi oleh negara-negara anggota ASEAN hingga 2040.

Serta mencakup langkah-langkah agar kawasan ini menjadi lebih tangguh untuk memungkinkan keterjangkauan dan keberlanjutan energi.

"The 6th ASEAN Energy Outlook memberikan gambaran tentang lanskap energi saat ini dengan beberapa kemungkinan skenario untuk para pembuat kebijakan dan para pemangku kepentingan," ujar Nugi dalam konferensi pers virtual pada Kamis (19/8/2021).

AEO6 mencerminkan keinginan negara anggota ASEAN untuk mempelajari tren energi saat ini dan mengeksplorasi beragam kesempatan dan kemungkinan.

Outlook ini juga mengkaji bagaimana ASEAN dapat memenuhi kebutuhan energi untuk perekonomian dan populasinya yang berkembang hingga 2040, serta beragam cara untuk melanjutkan dan implikasinya terhadap ketahanan energi, pembangunan sosial ekonomi, dan lingkungan hidup.

Salah satu yang menjadi target negara-negara anggota ASEAN adalah meningkatkan penggunaan komponen energi terbarukan hingga 23 persen pada tahun 2025.

Konselor Kerja Sama Pembangunan, Kedutaan Besar Republik Federal Jerman-ASEAN, Oliver Hoppe menambahkan, dokumen AEO6 istimewa karena melengkapi dan mendukung strategi berbasis hasil dari ASEAN Plan of Action for Energy Cooperation (APAEC) 2016-2025 Phase II: 2021-2025, yang diluncurkan pada kegiatan ASEAN Minister on Energy Meeting (AMEM) ke-38 pada November 2020.

Temuannya juga dapat berkontribusi untuk memperkuat rencana tindakan untuk beragam lembaga energi khusus ASEAN (ASEAN specialised energy bodies) dan jaringan sub-sektor (sub-sector networks) dalam area programnya masing-masing di bawah APAEC.

“Publikasi yang sangat penting ini merupakan hasil dari riset bersama dan usaha pengembangan yang luar biasa oleh banyak ahli energi terkemuka di wilayah ini," ungkap Oliver.

Secara rinci, terdapat tujuh strategi kunci yang telah disusun dalam upaya meningkatkan ketahanan dan keberlanjutan energi di negara-negara anggota ASEAN.

Pertama, ASEAN akan meningkatkan upayanya untuk mengembangkan ASEAN Power Grid (APG) untuk memperluas perdagangan listrik multilateral lingkup regional, memperkuat ketahanan dan modernisasi pembangkit listrik, sekaligus mempromosikan energi bersih dan terbarukan.

Kedua, dalam sektor gas, ASEAN akan mengusahakan pengembangan pasar gas bersama untuk ASEAN dengan meningkatkan konektivitas serta aksesibilitas gas dan gas alam cair.

Strategi ketiga, dalam percepatan transisi dan keberlanjutan energi, ASEAN akan mengoptimalkan peran dari teknologi batu bara bersih (clean coal technology) dalam memfasilitasi transisi menuju pengembangan emisi berkelanjutan dan lebih rendah.

Keempat, dalam aspek efisiensi dan konservasi energi, ASEAN bertujuan untuk mengurangi intensitas energi sebanyak 32 persen pada 2025 (berdasarkan level tahun 2005), serta mendorong usaha efisiensi dan konservasi energi yang lebih lanjut, terutama pada sektor transportasi dan industri.

Lalu kelima, ASEAN bertujuan mencapai target tinggi untuk meningkatkan komponen energi terbarukan hingga 23 persen pada tahun 2025 dalam campuran energi ASEAN, termasuk melalui peningkatan bagian energi terbarukan pada kapasitas daya terpasang hingga 35 persen pada 2025.

Keenam, dalam kebijakan dan perencanaan energi regional, ASEAN akan memajukan kebijakan dan perencanaan di bidang energi untuk mempercepat transisi dan ketahanan.

Serta strategi ketujuh yakni dalam sektor energi nuklir sipil, ASEAN bertujuan membangun kompetensi sumber daya manusia dibidang ilmu dan teknologi nuklir sebagai sumber energi listrik.

Adapun berdasarkan laporan pada kegiatan AMEM ke-38 yang diselenggarakan pada 2020, ASEAN tercatat telah mencapai pengurangan intensitas energi sebesar 21 persen dan sebesar 13,9 persen energi terbarukan dari total suplai energi utama pada 2018.

https://money.kompas.com/read/2021/08/20/090108726/asean-targetkan-peningkatan-penggunaan-energi-terbarukan-hingga-23-persen-pada

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke