Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani Sebut Tak Ada Jaminan Ekonomi Bisa Pulih Usai Terkontraksi

Menurut Sri Mulyani, fenomena sulitnya pemulihan ekonomi setelah terkontraksi terlihat dari ekonomi di negara sekitar Indonesia, mulai dari Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura. Meski ekonomi negara-negara itu terkontraksi di kuartal II-2020, pemulihan yang signifikan tidak terlihat di kuartal II-2021 walau ada base effect.

"Apakah dengan kontraksi suatu ekonomi dijamin rebound? Ternyata tidak. Kita lihat negara sekitar, Malaysia, Filipina, Thailand, bahkan Singapura dengan berbagai upaya mereka GDP kuartal II (2021) belum bisa melewati kondisi pre Covid-19 level," kata Sri Mulyani dalam Kongres ISEI XXI secara virtual, Selasa (31/8/2021).

Wanita yang akrab disapa Ani ini lantas berujar, Indonesia perlu bersyukur karena tidak termasuk di antara negara-negara tersebut. Di kuartal II-2021, pertumbuhan ekonomi RI sudah melebihi kondisi pra Covid-19 pada tahun 2019.

Dia memerinci, PDB riil atas dasar harga konstan di kuartal II-2019 adalah Rp 2.735 triliun. Kemudian di kuartal II-2021, PDB riil berada di angka Rp 2.773 triliun.

"Ini angka yang lebih tinggi bahkan sebelum krisis. Covid-19 telah membuat ekonomi kita merosot pada kuartal II 2020 sehingga GDP riil kita minus nilainya menjadi Rp 2.590 triliun," ucap Ani.

Bersama Indonesia, ada Amerika Serikat (AS) yang pertumbuhan ekonomi juga sudah melewati fase krisis. Sri Mulyani mengatakan, keluarnya ekonomi Indonesia dari resesi di kuartal II-2021 tak lain ditopang oleh langkah bersama sekaligus kinerja APBN sebagai countercyclical.

Namun karena pemulihan ekonomi tidak bisa dijamin, kinerja ekonomi ke depan masih sangat ditentukan oleh kemampuan mengendalikan Covid-19. Dia tak memungkiri, munculnya varian baru Covid-19 bisa menyebabkan momentum pemulihan menjadi terdisrupsi.

"Dinamika Covid yang membuat seluruh kebijakan pemerintah terus adaptif dan responsif, namun memiliki arah yang jelas, yaitu masyarakat harus dilindungi dari ancaman Covid, dilindungi dari kemerosotan daya beli, dan kehilangan mata pencaharian," jelasnya.

Lebih lanjut dia menuturkan, kewaspadaan harus dibalut dengan rasa optimisme. Sebab banyak lembaga internasional memprediksi, ekonomi berbagai negara akan pulih 4,3 persen tahun 2021 dan 6,3 persen tahun depan.

AS diproyeksi tumbuh 7,0 persen tahun 2021, sementara negara emerging market tumbuh 7,5 persen tahun 2021 dan 6,4 persen tahun 2022.

"Kita dalam mengelola ekonomi harus terus mengupayakan adanya pemulihan dan adanya rebound karena ekonomi bisa dan harus mulai kembali lagi bergerak," pungkas Sri Mulyani.

https://money.kompas.com/read/2021/08/31/131051826/sri-mulyani-sebut-tak-ada-jaminan-ekonomi-bisa-pulih-usai-terkontraksi

Terkini Lainnya

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke