Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menentukan Ukuran Pasar yang Efektif Bagi Perusahaan Rintisan

MENGUKUR pasar (market size) penting dilakukan ketika mendirikan perusahaan rintisan (startup).

Mengukur besaran pangsa pasar bertujuan untuk mengetahui potensi pelanggan yang akan menggunakan produk, proyeksi keuntungan yang akan didapatkan, serta melihat nilai potensial pertumbuhan pada pasar yang dituju. Dengan kata lain, ukuran pasar akan memberikan gambaran untuk rencana bisnis ketika meluncurkan sebuah produk atau layanan.

Sebagai contoh, sebuah perusahaan dari industri teknologi yang akan meluncurkan bisnis di bidang kesehatan. Untuk meningkatkan pemahaman yang lebih baik mengenai pasar yang dituju, hal yang harus dilakukan pertama kali adalah menentukan model bisnis.

Apakah platform hanya sebagai penghubung antara pengguna dengan dokter yang bekerja di klinik atau rumah sakit? Atau bahkan platform akan memiliki dokter yang bekerja melayani pengguna secara langsung?

Selanjutnya, mengidentifikasi target konsumen. Hal ini dilakukan sebab perusahaan tidak dapat melayani semua pembeli di pasar karena beragamnya kebutuhan.

Kendala yang kerap ditemui oleh perusahaan rintisan adalah target pasar yang dituju masih belum terdefinisi dengan jelas. Hal ini mungkin disebabkan oleh inovasi solusi yang sudah berbeda dari solusi yang tersedia di pasar saat ini. Maka dari itu, perusahaan rintisan bisa menggunakan tolok ukur suplai atau barang komplementer dari solusi yang akan dibawa ke pasar.

Lebih jauh, mengetahui ukuran pasar juga menjadi hal yang akan dilihat oleh investor ketika mereka memutuskan apakah akan melakukan pendanaan pada perusahaan rintisan. Hal ini dilakukan untuk melihat seberapa besar potensi pertumbuhan di 5-10 tahun mendatang. Skema ini akan menunjukkan pada calon investor bahwa terdapat target konsumen yang cukup besar dalam pasar tersebut.

Pada akhirnya, penting untuk mengukur besaran pangsa pasar secara berkala, sebab ukuran pasar dapat berubah dari waktu ke waktu, tergantung pada permintaan pasar, ketersediaan kompetitor, regulasi pemerintah, dan inovasi produk atau teknologi.

Menghitung Ukuran Pasar
Menentukan ukuran pasar baru tidaklah mudah. Yoon dan Deeken (2019) dalam Harvard Business Review mengungkapkan bahwa untuk mengukur pasar dengan akurat, terdapat tiga analogi lensa yang diperlukan.

Pertama, mikroskop untuk mengetahui minat konsumen.

Kedua, teleskop. Lensa ini akan menjelaskan luasnya industri.

Ketiga, cermin untuk menghindari bias konfirmasi. Agar dapat terhindar dari bias konfirmasi, diperlukan pengalaman industri yang luas, dan keahlian strategi yang kuat. Selain itu, juga pengetahuan yang luas mengenai konsumen, dan keahlian dalam mengeksekusi untuk mencapai target yang diharapkan.

Sementara itu, untuk mengukur pasar terdapat dua metode yang pada umumnya digunakan, yaitu top-down dan bottom-up. Metode top-down dimulai dengan mengestimasi ukuran pasar secara universal, yakni diawali dari lingkup yang besar yang terus mengecil sesuai dengan target pasar.

Metode ini berguna untuk mendapatkan gambaran besar mengenai keseluruhan pasar dan peluang ekspansi setelah menetapkan segmentasi pasar. Misalnya, dalam sebuah studi kasus ukuran pasar untuk produk kredit ekuitas rumah (home equity line of credit) di Indonesia.

Pendekatan top-down dapat dimulai dari mengidentifikasikan ukuran parameter dari rata-rata rasio kredit pembiayaan rumah (KPR) terhadap produk domestik bruto dari negara tetangga: Thailand dan Malaysia, yaitu sebesar 27 persen. Kemudian, dikalikan dengan produk domestik bruto Indonesia pada tahun 2019, yakni 1 triliun dollar AS, sehingga ukuran pasar dari pendekatan ini sebesar 270 miliar dollar AS.

Sebaliknya, metode bottom-up mengidentifikasi segmen yang lebih spesifik. Pendekatan ini dilakukan dengan menghitung jumlah permintaan (demand) berdasarkan produk atau layanan yang dijual. Target dapat diukur melalui banyaknya konsumen yang membeli produk yang ditawarkan. Semakin besar angka pembelian, maka jumlah permintaan akan semakin tinggi.

Dengan studi kasus yang sama pada metode sebelumnya, metode pendekatan bottom-up didorong oleh peningkatan sertifikat tanah yang digadaikan.

Pada tahun 2017, sebesar15 persen dari total 55 juta sertifikat yang diterbitkan digunakan untuk pembiayaan. Dengan asumsi bahwa persentase tersebut meningkat menjadi 20 persen dan nilai total properti rata-rata adalah sekitar 5.000 dollar AS, sehingga ukuran pasar total akan menjadi 64 miliar dollar AS.

Pada umumnya ukuran yang dihasilkan oleh pendekatan top-down lebih besar dari bottom-up. Hal ini dikarenakan ukuran pasar tidak dapat digambarkan dari satu nominal saja, sehingga dibutuhkan dua pendekatan ini untuk memastikan rentang (range) dan tingkat keyakinan terhadap hasil aproksimasi.

Semakin kecil rentangnya, maka estimasi ukuran pasar akan semakin tajam. Begitu pun sebaliknya, semakin besar rentang, maka akan menghasilkan estimasi yang semakin kurang akurat.

Selain pendekatan top-down dan bottom-up terdapat metode aproksimasi lain untuk mengestimasi ukuran pasar, yaitu melalui supply vs demand. Misalnya, wirausahawan ingin memulai bisnis di bidang layanan transportasi taksi berbasis aplikasi di Indonesia.

Pendekatan yang menggunakan demand dihitung melalui pelanggan. Sebagai contoh, masyarakat yang bepergian menggunakan transportasi umum dengan tingkat ekonomi menengah ke atas.

Sementara pendekatan supply dihitung dari banyaknya ketersediaan suplai di pasar. Misalnya, pasar taksi di Indonesia dihitung dari jumlah taksi yang tersedia di Indonesia.

Selain itu, mengestimasi ukuran pasar juga dapat menggabungkan dan mengombinasikan kedua pendekatan ini. Contohnya pendekatan top-down dan demand, yaitu menghitung jumlah masyarakat dengan tingkat ekonomi atas dan pengguna transportasi umum. Sedangkan pendekatan bottom-up dan demand, melalui survey seberapa sering masyarakat di suatu daerah menggunakan taksi dikalikan dengan jumlah masyarakat di daerah tersebut.

Definisi Ukuran Pasar
Lebih lanjut, guna menentukan besarnya target pasar yang tepat dan cukup besar untuk sebuah bisnis, dapat dibagi menggunakan tiga ukuran, yakni (1) total keseluruhan pasar yang tersedia (total addressable market), (2) pasar tersedia yang dapat dilayani (serviceable available market), dan (3) bagian dari pasar yang tersedia dan menjadi target bisnis (serviceable obtainable market).

Kuncinya, dalam mengukur pasar adalah tetap objektif, jujur, dan tidak bias dalam mengevaluasi produk atau layanan yang dibuat. Mengetahui ukuran pasar adalah hal dasar yang penting dalam mempersiapkan usaha rintisan. Pengusaha perlu mengerti bagaimana cara menghitungnya, dan bagaimana hal itu berkaitan dengan pendapatan potensial pada pasar yang dituju. Menjadi realistis terhadap potensi untuk mencapai pertumbuhan dan keuntungan sangat dibutuhkan. Pastikan setiap klaim yang dinyatakan selalu didukung dengan data dan penelitian, sehingga setiap asumsi pada angka-angka yang diperoleh dapat dipertanggung jawabkan dan dapat digunakan untuk meyakinkan investor mengenai besaran potensi pasar yang tersedia.

*Andreas Dymasius | Senior Investment Associate Skystar Capital | Skystar Capital - Pemodal Ventura - membantu akselerasi bisnis rintisan yang berfokus pada pendanaan awal

https://money.kompas.com/read/2021/09/08/211200426/menentukan-ukuran-pasar-yang-efektif-bagi-perusahaan-rintisan

Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke