Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengenal Ragam Biaya Tersembunyi di Balik Penjualan NFT

NFT adalah teknologi kripto sejenis sertifikat digital yang digunakan oleh pihak yang memiliki karya seni digital, baik berupa foto, video, atau gambar, bahkan hingga meme.

Sertifikat digital tersebut berfungsi sebagai penjamin keaslian dari karya seni yang sangat mudah diduplikasi bila diunggah di internet.

Banyak karya seni yang diunggah lewat internet dan diperdagangkan dengan NFT berhasil laku dengan nilai yang fantastis.

Seorang seniman NFT, Beeple, merupakan seniman NFT terlaris tahun ini.

Mike Winkelmann, pria di balik Beeple, kian populer setelah karyanya Everydays: The First 5000 days' terjual dalam sebuah lelang NFT senilai 69,34 juta dollar AS atau sekitar Rp 984,63 miliar (kurs Rp 14.200).

Sebuah rumah lelang kenamaan, Christie, menginisasi proses lelang yang mengizinkan aset kripto sebagai salah satu alat pembayaran yang sah.

Selain itu, pada awal tahun ini CEO Twitter Jack Dorsey baru saja menjual tweet atau kicauan pertamanya senilai 2,5 juta dollar AS atau sekitar Rp 35 miliar sebagai NFT.

Karya digital yang dijual sebagai NFT bakal memiliki nomor kdoe dan metadata unik yang tidak bisa direplikasi dan berbeda dengan aset NFT lainnya.

Namun demikian, bagi Anda yang berminat menjual karya seni lewat NFT, Anda harus tahu ada biaya tersembunyi untuk penjualan NFT.

Sebab, biaya tersembunyi penjualan NFT tersebut nilainya cukup besar. Terutama bagi Anda yang baru mengawali proses untuk menjual NFT.

Biaya Tersembunyi Penjualan NFT

Seniman NFT dari LearnSketch.com dalam sebuah video Youtube dengan judul 'How much it cost to sell my first NFT' pun memaparkan beragam biaya tersembunyi penjualan NFT sesuai dengan pengalaman pertamanya ketika menjual karyanya lewat platform Foundation.

Ia memaparkan, beberapa biaya tersembunyi penjualan NFT tersebut meliputi Minting Fee, Listing Fee, Commission Fee, dan Transaction Fee.

Nilai dari masing-masing biaya tersebut akan sangat bergantung pada jenis aset kripto yang digunakan pada platform jual-beli NFT untuk transaksi.

Pada Foundation, mata uang kripto yang digunakan adalah ethereum.

Ia menceritakan, karya animasi 3D dengan judul 'Breathing Bronze 1/3' yang ia lelang lewat Foundation pada 12 Maret lalu berhasil terjual dengan nilai sekitar 0,165 ETH atau setara dengan 286,44 dollar AS.

Bila dirupiahkan, karya seni tersebut berhasil terjual sekitar Rp 4,07 juta.

Namun, pendapatan bersih yang ia dapatkan hanya sebesar 62,50 dollar AS atay sekitar Rp 887.500.

Artinya, secara keseluruhan, biaya penjualan NFT yang dipotong dari hasil lelang tersebut mencapai 223,94 dollar AS atau sekitar Rp 3,17 juta.

Rincian biaya tersembunyi penjualan NFT yang harus dipotong atas lelang karya seni yang dilakukan oleh Joseph adalah sebagai berikut:

Minting Fee: 0,05421 ether/87,53 dollar AS 
Listing Fee: 0,035822 ether/62,19 dollar AS
Commision Fee: 0,02475 ether/42,97 dollar AS 
Transaction Fee: 0,018 ether/31,25 dollar AS

"Artinya, (dari total penjualan) tersebut, sebesar 78,2 persen untuk membayar biaya penjualan NFT, kemudian labanya hanya 21,8 persen. Nilai yang cukup gila," ujar Joseph seperti dikutip dari video Youtubenya.

Ia pun memberi saran bagi para seniman lain yang ingin menjual karyanya sebagai NFT untuk tak memasang harga terlalu rendah. Sebab, potongan biaya yang harus dibayarkan menjadi tidak sepadan.

"Jangan pasang harga terlalu murah untuk karya seni Anda, karena bakal terpangkas oleh biaya transaksi dan biaya listing," jelas Joseph.

Uang 'Bensin' Penjualan NFT

Joseph pun mengungkapkan, sebenarnya biaya-biaya yang harus dibayarkan tersebut dibayarkan untuk membayar 'bensin' atau bahan bakar.

Dilansir dari NFTevening uang bensin tersebut digunakan untuk membiayai transaksi blockchain.

Sebab, blockchain diproses oleh para penambang yang menggunakan sistem dan daya listrik yang cukup besar.

Upaya komputasi yang cukup besar tersebutlah yang dimaksudkan dengan ongkos 'bensin' pada setiap biaya untuk transaksi NFT.

Sebenarnya, nilai atas setiap biaya yang harus dibayarkan untuk transaksi jual-beli NFT cukup beragam, tergantung pada nilai dan jenis komputasi yang diperlukan untuk melakukan verifikasi transaksi.

Kian rumit proses komputasinya, kian mahal pula uang bensin yang harus dibayarkan. Uang bensin tersebut pun terus berfluktuasi dan tergantung pada berbagai faktor seperti lalu lintas jaringan.

Foundation yang menggunakan ethereum misalnya, Anda harus menyesuaikan 'batasan bensiun' sebagai bahan bakar maksimal yang rela Anda bayarkan per transaksi.

Sementara, uang bensin adalah nilai yang rela Anda bayarkan untuk setiap unit bensin.
Jumlah yang Anda tetapkan sebagai batas gas dapat menentukan seberapa cepat transaksi Anda akan diproses.

Bila Anda menetapkan tarif yang terlalu rendah, maka penambang akan memprioritaskan transaksi yang menawarkan biaya gas tinggi daripada milik Anda.

https://money.kompas.com/read/2021/09/14/123702326/mengenal-ragam-biaya-tersembunyi-di-balik-penjualan-nft

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke