Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penerimaan Pajak Tembus Rp 741,3 Triliun, Sri Mulyani: Konsumsi Mulai Membaik

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan, penerimaan pajak hingga Agustus 2021 mencapai Rp 741,3 triliun atau 60,3 persen dari target UU APBN 2021 yang sebesar Rp 1.229,6 triliun.

Pajak tersebut meningkat 9,5 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara keseluruhan, pendapatan negara mencapai Rp 1.177,6 triliun atau 67,5 persen dari target APBN Rp 1.743,6 triliun.

"Inilah yang memberikan bacaan positif dari penerimaan pajak yang menggambarkan kegiatan ekonomi mulai membalik dan membaik. Membalik dari situasi tahun lalu dan membaik karena kita lihat dari kuartal II, Juli, dan Agustus menggambarkan masih resilience meski tertahan oleh Delta," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (23/9/2021).

Bendahara Negara ini mengungkapkan, secara umum, penerimaan pajak sudah tumbuh positif.

Beberapa jenis pajak seperti PPN, PPh 21, dan PPh Badan yang tumbuh signifikan menunjukkan konsumsi masyarakat dan pemulihan sektor usaha cukup resilience meski terhantam varian Delta.

Tercatat PPN dalam negeri tumbuh 13,2 persen melanjutkan pertumbuhan 20,4 persen pada bulan Juli 2021.

Capaian PPN bulan ini memang lebih rendah dibanding Juli 2021 karena terjadi PPKM Darurat di bulan Juli 2021.

Sepanjang Januari–Agustus 2021, PPN sudah tumbuh 12,6 persen dari periode yang sama sebelumnya terkontraksi -6,2 persen.

"PPN itu meng-capture situasi bulan Juli yang waktu itu PPKM Level 4 terjadi di Jawa Bali. Namun ternyata PPN masih cukup baik di 13,2 persen. Ini artinya adanya suatu resiliensi meskipun kita menghadapi PPKM, ini hal yang cukup bagus. PPN dalam negeri menunjukkan langsung aktifitas masyarakat," ucap Sri Mulyani.

Kondisi serupa juga terjadi pada PPh Badan. Bulan ini, PPh badan tumbuh 16,9 persen dari sebelumnya 30,3 persen.

Meski demikian, realisasi PPh badan sepanjang tahun ini sudah lebih baik -2,8 persen dari -27,5 persen bulan Januari-Agustus 2020.

"Memang agak sedikit mengalami penurunan. Namun kita lihat dengan adanya PPKM level 4 yang terjadi luar biasa pada Juli lalu, ini kita lihat perusahaan dari degup ekonominya yang berimplikasi pada penerimaan pajak cukup resilience. Kita berharap daya tahan terjaga tapi dengan catatan tidak terhantam oleh Covid lagi," ucap Sri Mulyani.

Selanjutnya, dinamika transaksional turut mempengaruhi kinerja PPh 21 sepanjang Agustus 2021. PPh 21 tercatat tumbuh 16,7 persen (yoy) dari 5,9 persen (yoy) di bulan Juli.

Selama Januari–Agustus 2021 PPh 21 tumbuh 2,3 persen. Perbaikan kinerja PPh 21 ini dipengaruhi oleh pembayaran sertifikasi guru dan bonus karyawan.

PPh Orang Pribadi (OP) yang menjadi salah satu gambaran pemulihan juga positif 18,4 persen pada Agustus 2021 ini.

Sementara penurunan PPh 26 yang sebesar -17,9 persen sepanjang 2021 terjadi karena adanya pergeseran pembayaran dividen.

"PPh 26 ada pergeseran deviden, ini barangkali tidak menggambarkan. Tapi yang truly menggambarkan adanya positif side yaitu dari kinerja PPh 21, PPN, dan PPh OP dalam hal ini mengalami kenaikan 18,4 persen," tutur dia.

Selanjutnya, kenaikan PPh 22 impor sebesar 291 persen dan PPN impor menunjukkan masih kuatnya aktifitas impor, searah dengan kinerja neraca perdagangan.

Di sisi lain, PPh final masih -0,7 persen pada bulan Agustus 2021. Sepanjang Januari-Agustus 2021, PPh final mengalami stagnasi 0,2 persen, dari kontraksi 5,6 persen pada Januari-Agustus 2021.

https://money.kompas.com/read/2021/09/23/125802026/penerimaan-pajak-tembus-rp-7413-triliun-sri-mulyani-konsumsi-mulai-membaik

Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke