Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Nakes Kesulitan ke RS gara-gara Krisis BBM di Inggris

Pasalnya, krisis BBM yang disebabkan oleh rantai pasok Inggris yang sedang terganggu telah membuat masyarakat setempat 'panic buying' dan banyak SPBU mengalami kelangkaan pasokan.

Dilansir dari Financial Times, Selasa (28/9/2021), industri jasa kesehatan dan industri esensial meminta akses prioritas untuk mendapatkan BBM agar layanan mereka bisa tetap berjalan.

Saat ini, sebanyak 8.000 SPBU di Inggris memgalami kekurangan pasokan BBM.

Pemerintah setempat pun saat ini tengah menyiapkan militer untuk membantu proses penyaluran BBM.

Menteri-menteri yang berkewenangan menyatakan, tentara pengemudi tanker di Inggris bakal dilibatkan bila rantai pasok tak kunjung berjalan normal dan memastikan BBM bisa disalurkan ke lokasi-lokasi yang paling membutuhkan.

Asosiasi Layanan Kesehatan setempat mengatakan krisis BBM di Inggris membuat tenaga kesehatan yang melakukan mobilitas dengan mobil tertahan untuk berangkat kerja.

Di sisi lain, taksi dan perusahaan pengiriman mengatakan, keterbatasan pasokan BBM menyebabkan disrupsi besar-besaran di rantai pasok pasar.

Pimpinan Asosiasi Layanan Kesehatan Inggris Chaand Nagpaul mengatakan, tenaga kesehatan perlu diberi akses untuk mendapatkan BBM.

"Apakah untuk pergi ke rumah sakit, tempat praktik, atau lokasi layanan kesehatan lain, serta bagi ambulans untuk menjemput orang yang berada dalam kondisi darurat," ujar Nagpaul.

"Seiring dengan keterbatasan BBM di SPBU, ini merupakan risiko bagi tenaga kesehatan sehingga tak mampu melakukan pekerjaan mereka. Tenaga kesehatan dan pekerja esensial sehingga perlu ada akses prioritas untuk BBM," jelas dia.

Penyebab krisis BBM di Inggris

Krisis BBM di Inggris disebabkan oleh kelangkaan sopir truk yang terjadi sejak sebelum pandemi Covid-19.

Asosiasi Kendaraan Pengangkutan (RHA) setempat mengatakan, Inggris telah kekurangan sebanyak 60.000 pengemudi kendaraan berat sejenis truk sejak sebelum pandemi.

Kala itu, sebanyak 600.000 sopir truk dipekerjakan di Inggris, dengan sebanyak 60.000 di antaranya berasal dari negara anggota Uni Eropa. Setelah pandemi, jumlah kekurangan pengemudi truk tersebut pun meningkat menjadi sebanyak 100.000 sopir.

Di dalam survei yang dilakukan oleh RHA pada Juni lalu, Brexit disebut-sebut sebagai penyebab utama kelangkaan sopir truk di Inggris.

Sebanyak lebih dari 600 pihak yang terlibat di dalam survei itu menyebutkan, keputusan Inggris keluar dari Uni Eropa merupakan penyebab merosotnya jumlah sopir di Inggris.

"Ketidakpastian Brexit telah menyebabkan banyak sopir kembali ke negara asal mereka," tulis RHA dalam laporan mereka.

"Sebagian besar dari mareka tidak kembali (ke Inggris)," jelas laporan tersebut.

Eksodus tersebut diperburuk oleh Covid-19. RHA pun mencatat, lebih banyak sopir truk pergi meninggalkan Inggris selama pandemi dan tidak kembali.

Di sisi lain, penutupan tes untuk mendapatkan izin mengemudi selama di Inggris menyebabkan jumlah pengemudi truk di Inggris juga berkurang.

Menurut RHA, hanya ada 15.000 orang yang menyelesaikan pelatihan mengemudi kendaraan berat sepanjang 2020. Jumlah tersebut merosot 25.000 dari tahun sebelumnya.

https://money.kompas.com/read/2021/09/28/122546826/nakes-kesulitan-ke-rs-gara-gara-krisis-bbm-di-inggris

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke