Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melalui Holding Ultramikro, PNM Targetkan 12 Juta Nasabah di Tahun 2022

JAKARTA, KOMPAS.com – PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM menargetkan pertumbuhan jumlah nasabah lebih dari 12 juta hingga tahun 2022

Optimisme ini muncul pasca hadirnya Holding Ultramikro (UMi) yang merupakan sinergi antara Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk selaku induk, PNM, dan Pegadaian.

Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (Persero) Arief Mulyadi mengatakan, perseroan hingga saat ini telah melakukan pemberdayaan sekaligus pembiayaan pada sekitar 10,8 juta nasabah prasejahtera.

“Untuk tahun depan, memang kami sedang menghitung ulang. Kami justru berharap lebih tinggi dari itu (12 juta) nasabah," kata Arief dalam siaran pers, Kamis (30/9/2021).

Arief menyebut target tersebut realistis dicapai seiring dengan penguatan ekosistem usaha yang lebih baik melalui Holding Umi.

Ia mengatakan, perseroan saat ini masih tetap konsisten dengan target yang telah ditentukan pada awal tahun 2021.

Kendati telah tergabung dalam Holding UMi, pihaknya tidak akan mengubah kualitas layanan dan produk jasa keuangan, namun akan memperkuat apa yang telah dilakukan PNM selama ini.

"Kami terus mencari peluang untuk mendorong percepatan naik kelas (para pelaku usaha binaan), meningkatkan layanan, dan pada akhirnya bisa memberikan kontribusi terhadap akselerasi aktivitas ekonomi lokal dan nasional," kata dia.

Arief juga menyebut, saat ini, sinergi layanan dalam Holding UMi melalui integrasi gerai atau co-location, telah berjalan di 54 titik dan menuju 78 titik.

Perseroan optimistis penambahan integrasi kantor fisik masih akan bertambah lebih banyak lagi pada kuartal keempat 2021 dan berlanjut tahun depan.

Dia bilang, Holding UMi memberikan nasabah lebih banyak manfaat. Salah satunya, mengoptimalkan peran pemberdayaan PNM dengan penurunan biaya overhead.

Selain itu, jaminan kesinambungan pemberdayaan juga menjadi lebih kuat dengan tambahan fasilitas layanan jasa keuangan yang semakin lengkap karena dibantu oleh BRI dan Pegadaian.

“Yang tadinya PNM tidak bisa lakukan, sekarang bisa didukung oleh BRI sebagai induk holding dan Pegadaian sebagai sesama anggota holding. Ada jaminan penuh dengan efisiensi dan efektifitas proses yang akan kami lakukan bersama. Insya Allah segera bisa kami berikan keringanan beban bunga atau margin pada para nasabah," ujar Arief.

Di sisi lain, Holding Ultra Mikro ini juga memberikan biaya layanan jasa keuangan yang terjangkau.

Dengan demikian, PNM bisa lebih agresif dalam membantu pelaku usaha mikro naik kelas, melalui pembinaan yang semakin masif dan penyaluran pinjaman modal produktif dengan bunga cicilan yang lebih ringan

Arief menjelaskan, melalui integrasi ketiga entitas BUMN, dapat membentuk ekosistem usaha UMi yang kuat dengan menjaga, dan mempertahankan pendekatan pemberdayaan sosial PNM.

“Ekosistemnya tentu akan menjadi lebih besar. Pelaku usaha ultra mikro dapat menjalin kerja sama dengan pelaku usaha menengah, bahkan korporasi, secara langsung," ungkap Arief.

Direktur Kelembagaan dan Perencanaan PNM Sunar Basuki mengatakan salah satu harapan besar dari pembentukan holding adalah untuk menurunkan biaya cicilan.

Hal itu harus ditempuh agar kehadiran negara lewat BUMN lebih terasa dalam mendukung kinerja pelaku usaha di tataran bawah secara langsung.

“Langkah strategis ini bertujuan untuk memperkuat grass root economy, yang sejalan untuk mendukung kinerja pelaku usaha ultra mikro lebih baik lagi di masa pemulihan ekonomi," ujar Sunar.

Sebagai informasi, aset pada Juni 2021 aset PNM tumbuh menjadi Rp 38,15 triliun, dibandingkan pada Desember 2020 Rp 31,66 triliun.

Kontribusi terbesar berasal dari komponen pembiayaan yang diberikan atau piutang pembiayaan kepada nasabah, Rp 22,08 triliun semester I tahun lalu, menjadi Rp 28,3 triliun semester I tahun 2021.

Pendapatan bersih PNM di semester I tahun 2021, juga tumbuh 53,6 persen secara year on year (yoy) menjadi Rp 2,52 triliun, dibanding periode sama Rp 1,64 triliun.

Laba sebelum pajak perseroan juga naik menjadi Rp 427,33 miliar di semester I tahun 2021, dari sebelumnya Rp 153,12 miliar pada Juni 2020.

https://money.kompas.com/read/2021/09/30/113726326/melalui-holding-ultramikro-pnm-targetkan-12-juta-nasabah-di-tahun-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke