Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Miris, BUMN Waskita Karya Terlilit Utang Rp 90 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, PT Waskita Karya (Persero) Tbk memiliki utang mencapai Rp 90 triliun hingga akhir 2019.

Hal itu karena banyaknya proyek jalan tol yang dikerjakan. Selain mencicil utang plus bunga ke bank, utang Waskita Karya timbul karena banyaknya tagihan dari para vendor (pemasok dan subkontraktor) yang belum juga dibayarkan.

"Total ada Rp 90 triliun posisi utang Waskita pada peak 2019 akhir itu Rp 90 triliun. Itu Rp 70 triliun utang ke bank dan obligasi, serta Rp 20 triliun ke vendor," kata Tiko, sapaan akrabnya, seperti dikutip pada Jumat (1/10/2021).

Waskita Karya memiliki penugasan untuk menyelesaikan sejumlah proyek jalan tol, terutama Jalan Tol Trans Jawa dan Trans Sumatera. Sebagian besar, tol itu merupakan hasil akuisisi dari swasta yang pengerjaannya terkendala.

"Ada sekitar 16 ruas tol yang dikerjakan oleh Waskita. Sebagian besar memang akuisisi dari tol yang dimiliki swasta kemudian tidak ada perkembangan. Sehingga di tahun 2015-2017 cukup agresif mengambil tol-tol yang tidak berjalan optimal," jelas dia.

Pengerjaan proyek-proyek tol tersebut membutuhkan pendanaan yang cukup besar, sehingga membuat keuangan Waskita Karya memburuk karena terus menambah utang.

Alhasil, utang perusahaan pelat merah ini meningkat sangat tajam di sepanjang 2017-2019.

"Pelan-pelan ini mulai kami bereskan. Semoga dalam 1-2 tahun ke depan vendor mulai bisa kita bayar, karena ini menjadi isu yang ramai di publik, keterlambatan pembayaran vendor," ungkap Tiko.

Diperparah Covid-19

Menurut dia, kemampuan Waskita Karya untuk membayar utang-utang tersebut dipengaruhi pula kondisi Covid-19.

Sebab, pendapatan perusahaan menjadi turun signifikan, baik pendapatan konstruksi maupun pendapatan dari tol yang beroperasi.

Ia menyebutkan, pada 2018 pendapatan Waskita Karya tercatat mencapai Rp 48,8 triliun, kemudian turun menjadi Rp 31,4 triliun di 2019 dan menjadi hanya Rp 16,2 triliun di 2020.

"Karena 2019-2020 ada Covid-19, pendapatan Waskita drop. Ini membuat kondisi keuangan Waskita mengalami pemburukan signifikan," kata Tiko.

Penyelesain utang Waskita Karya

PT Waskita Karya (Persero) Tbk juga masih berjuang untuk menyehatkan kondisi keuangannya. Jika mengintip laporan keuangan Juni 2021, Waskita Karya menanggung utang dengan total Rp 89,73 triliun. Sementara itu, jumlah aset WSKT tercatat senilai Rp 105,34 triliun.

Guna membenahi kondisi keuangan tersebut Waskita mempunyai delapan program. Di antaranya meliputi divestasi aset, restrukturisasi Waskita induk, dan restrukturisasi anak usaha.

Lalu penyelesaian ruas tol khusus, restrukturisasi bisnis, penerapan tata kelola dan manajemen risiko, serta pengajuan dukungan kepada pemerintah dalam bentuk penjaminan pinjaman dan surat utang.

Teranyar, Waskita Karya berhasil bernegosiasi dengan 21 bank dan mendapatkan dukungan penuh pada proses restrukturisasi utang Waskita Induk dengan total fasilitas kredit sebesar Rp 29,2 triliun atau 100 persen dari total utang yang direstrukturisasi.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, proses restrukturisasi ini akan memberikan dampak positif terhadap kinerja WSKT dan ke depanya juga akan meningkatkan kepercayaan dan optimisme seluruh pihak kepada perusahaan.

Menurutnya, dengan adanya dukungan dari perbankan ini dapat memastikan dalam lima tahun ke depan perusahaan akan aman dalam menjalankan proyek-proyek konstruksinya.

Setelah merestrukturisasi utang senilai Rp 29,2 triliun, WSKT masih meneruskan agenda divestasi sejumlah ruas tol miliknya untuk memangkas jumlah utang. Ia menambahkan, total utang WSKT terdiri dari pinjaman untuk investasi, modal kerja, dan ekuitas.

“Jadi kalau kredit investasi, begitu kami melakukan divestasi maka akan dikonsolidasi pinjaman tersebut. Sehingga kami bisa mengembalikan pinjaman untuk ekuitasnya dan kemudian utangnya secara otomatis akan beralih kepada investor yang baru,” paparnya sebagaimana dikutip dari Kontan.co.id.

Selain itu, Waskita Karya akan menggunakan jaminan pemerintah untuk menyelesaikan proyek-proyek konstruksi, baik proyek dari pemerintah ataupun BUMN.

Ia menambahkan, apabila rencana ini berjalan lancar dan sudah terlaksana, maka secara otomatis pendapatan dari penyelesaian proyek-proyek tersebut akan digunakan untuk mengembalikan kredit modal kerja. Yang tak kalah penting, WSKT juga terus menjalankan proses efisiensi.

https://money.kompas.com/read/2021/10/01/110219426/miris-bumn-waskita-karya-terlilit-utang-rp-90-triliun

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke