Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kisah Arif Membawa Batik Warisan Budaya Indonesia ke Mancanegara Bersama Shopee

KOMPAS.com – Lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada 2 Oktober 2009, Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan (UNESCO) menetapkan batik sebagai Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity (warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan nonbenda).

Sejak itu, Indonesia selalu memperingati tanggal tersebut sebagai Hari Batik Nasional.

Sebagai warisan budaya yang diakui dunia, batik sepatutnya dirawat dan dilestarikan. Pemerintah sendiri telah menjadikan industri batik sebagai sektor penopang Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di masa pandemi.

Pemerintah juga melanjutkan upaya membuka pasar baru dalam skala global yang diyakini dapat menjadi pintu bagi batik melenggang di pasar internasional.

Upaya menembus pasar global setidaknya sudah ditunjukkan pemilik usaha Batik Ruzza, Muhammad Arif Budiyanto. Melalui Program Ekspor Shopee, ia dapat menjual batik hingga mancanegara. Tercatat, batik dari rumah produksinya telah menembus Malaysia dan Singapura.

“Setelah bergabung dengan Program Ekspor Shopee pada Maret 2020, pembeli semakin dimudahkan untuk membeli produk Batik Ruzza melalui aplikasi Shopee di negara mereka masing-masing,” kata Arif dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (1/10/2021).

Arif melanjutkan, program tersebut tak hanya dapat memperluas pasar Batik Ruzza, tapi juga meningkatkan ekspor. Sejak bergabung dengan Program Ekspor Shopee, ia mengakui, bisa mengirim ratusan produk batik ke dua negara tadi.

“Bisa melakukan ekspor produk merupakan hal yang sangat menyenangkan bagi saya sebagai pelaku usaha. Kehadiran Shopee memberi kami kemudahan dalam mengekspor produk.

Dengan begitu, kami dapat fokus dalam meningkatkan kualitas produk serta kapasitas produksi,” tuturnya.

Mengenal Batik Ruzza

Debut Batik Ruzza dimulai pada 2015. Bisnis tersebut awalnya berupa usaha jasa konveksi baju batik yang dijalankan oleh orangtua Arif. Hingga akhirnya, mereka meneruskan bisnis tersebut kepada Arif agar lebih fokus menjual produk jahitan sendiri.

Mula-mula menjalani usaha, Arif berfokus pada penjualan batik anak. Keputusan itu dilatarbelakangi sulitnya mencari batik untuk anak. Namun, kondisi pasar rupanya begitu dinamis. Permintaan Batik Ruzza juga datang dari remaja dan dewasa. Alhasil, Arif pun memperluas target konsumennya.

“Tak jarang ada konsumen dewasa, terutama yang sudah berkeluarga, ingin memiliki batik bermotif kembar dengan anak,” terangnya.

Kini, Arif bersama Batik Ruzza melayani pemesanan batik untuk segala usia, mulai dari balita, anak-anak, remaja, hingga dewasa.

Bergabung dengan Shopee

Keputusan Arif bergabung dengan Shopee terjadi pada tahun yang sama saat Batik Ruzza debut pertama kali. Hal ini dilakukan demi mengembangkan bisnis batik nya secara digital.

Tak sedikit manfaat yang dirasakan Arif sejak masuk ke dalam ekosistem platform e-commerce tersebut. Bersama Program Ekspor Shopee, Batik Ruzza kini telah berhasil menjangkau pasar luar negeri. Selain itu, ia juga mengaku bangga bisa mencari rejeki sambil membawa budaya Indonesia ke panggung dunia bersama Shopee.

Manfaat lebih besar dari bergabung bersama Shopee adalah Arif dapat memberdayakan komunitas penjahit di Pekalongan yang didominasi ibu rumah tangga. Mereka bekerja dari dua tempat, yaitu rumah pribadi penjahit dan rumah produksi Batik Ruzza.

Adapun karyawan yang dimiliki Arif saat ini berjumlah 20 orang yang terdiri dari penjahit dan tim pengemasan. 

Dalam memproduksi pakaian batik, Arif membeli kain batik dari pengrajin setempat yang sebagian merupakan langganan orangtuanya.   

Arif mengatakan, strategi bisnis yang tepat, seperti fokus terhadap produk, konsistensi, dan berani mengambil kesempatan, menjadi kunci Batik Ruzza dalam menggapai keberhasilan. 

“Berani mengambil kesempatan untuk menjual baju batik anak. Padahal, saat itu, jarang sekali ada penjual batik anak. Batik Ruzza juga jarang mengganti produk. Sejak awal berdiri, Batik Ruzza hanya fokus memproduksi atasan batik. Karena itu, konversi terhadap pembelian di Batik Ruzza semakin besar,” jelasnya.

Ia melanjutkan, strategi bisnis yang dilakukannya merupakan hasil belajar selama bergabung dengan Shopee. Melalui program Bimbel Shopee, tim komunitas platform tersebut memberikan pendampingan dan edukasi dalam memahami berbagai fitur pada aplikasi Shopee oleh tim komunitas melalui program Bimbel Shopee.

“Setelah memahami fungsi-fungsi fitur yang dijelaskan, penjualan Batik Ruzza terus meningkat dan pembeli semakin percaya dengan produk jualannya,” ucap Arif.

Lebih lanjut, Arif menuturkan, tim Shopee rutin menggelar kelas bimbingan tiap minggu. Mereka membantu, mendampingi, dan memastikan Arif memahami seluruh fitur dan program yang tersedia di Shopee.

“Contohnya, materi tentang foto produk. Awalnya, Arif masih menggunakan boneka untuk foto. Setelah diajari oleh tim Shopee, akhirnya ia mengubah latar belakang foto produk menjadi warna putih agar pembeli dapat melihat dengan lebih jelas. Selain itu, ada pula materi iklan dan pengaruhnya terhadap pemasaran produk,” jelasnya.

Eksistensi Batik Ruzza di Shopee sudah hampir enam tahun. Arif berpesan, jangan pernah tergoda dengan sesuatu yang instan. Pasalnya, semua usaha butuh proses. Lagi pula, hal yang didapat secara instan akan hilang dengan cepat.

“Seperti usaha Batik Ruzza pada awal berdiri. Saat itu, penjualan belum seberapa di Shopee. Namun, kami tetap menghargai proses dan tidak menyerah, ditambah lagi dengan bantuan edukasi serta pendampingan dari tim Shopee. Batik Ruzza bisa ada di posisi sekarang ini,” ujarnya.

https://money.kompas.com/read/2021/10/02/101115526/kisah-arif-membawa-batik-warisan-budaya-indonesia-ke-mancanegara-bersama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke