Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Cara Bijak Sikapi Unggahan Rekomendasi Saham di Sosial Media

JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan ini, membeli saham adalah sebuah hal yang dianggap sangat menguntungkan.

Padahal, tidak selalu demikian adanya karena selalu ada fluktuasi harga dan sentimen yang mempengaruhi pergerakan saham tersebut.

Wartawan Kompas, sekaligus Penulis buku Dunia Saham Tak Seindah di Media Sosial Joice Tauris Santi mengatakan, digitalisasi dan paparan di media sosial cukup kuat mempengaruhi banyak orang untuk berinvestasi.

Walau demikian, kesuksesan di pasar modal tentunya ada proses yang tidak instan.

Hal inilah yang kemudian memicu sejumlah investor yang didominasi oleh kaum muda, terpengaruh untuk melakukan investasi saham.

Namun, Joice menilai kaum muda tersebut, banyak yang ikut-ikutan alias fear of missing out (FOMO).

“Saya perhatikan investor pemula 80 persen Cuma FOMO, jadi dia belum tau seluk beluknya bagaimana, dan ketika orang posting tentang keuntungan, dia langsung ikut,” kata Joice secara virtual, Sabtu (2/10/2021).

Joice menilai aksi FOMO tidak hanya berlaku pada pasar modal saja, tetapj juga pada asset kripto yang saat ini sedang hits di kalangan anak muda.

Dia bilang, banyak investor yang masuk ke asset kripto, selain karena potensi keuntungan, pemerintah juga berencana membuat bursa kripto dibawah naungan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).

Menurut dia, berinvetasi butuh perencanaan keuangan yang benar-benar matang, sebab dalam membeli saham tidak pernah ada jaminan bahwa keuntungan bisa diperoleh dalam waktu singkat.

Selain itu, butuh cash flow yang positif, agar tidak lebih besar pasak daripada tiang.

“Invetasi itu adalah perencanaan keuangan, enggak mungkin kita beli saham hari ini, besok langsung naik harganya. Selain itu, pekerjaan tambahan ketika membeli saham yaitu harus belajar, yang saya lihat anak-anak muda pada lupa karena tergiur keuntungan,” ujar Joice.

Perencana keuangan independen, founder OneShildt, CEO PT Cerdas Keuangan Mohammad Andoko mengungkapkan, ketika melakukan investasi saham di pasar modal, investor harus memahami risikonya, yaitu potensi penurunan harga.

Adapun beberapa hal yang diinginkan oleh investor ketika akan melakukan investasi saham adalah capital gain dan regular income.

Capital gain merupakan keuntungan yang diperoleh dari harga jual beli, sementara regular income merupakan keuntungan yang diperloleh melalui pembagian dividen.

Namun, perlu diingat dalam membeli saham juga tidak hanya sekedar menelan mentah-mentah rekomendasi saham, tetapi juga perlu melakukan analisa, misalnya analisa laporan keuangan dalam 5 tahun terakhir.

“Jadi perlu dilihat apakah perusahaan tersebut memiliki performa laporan keuangan yang bagus atau tidak. Laporan keuangan merupakan ukuran menajemen perusahaan dalam meningkatkan perusahaannya,” jelas Andoko.

https://money.kompas.com/read/2021/10/02/173000126/ini-cara-bijak-sikapi-unggahan-rekomendasi-saham-di-sosial-media

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke