Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Daftar 3 Negara yang Menganut Sistem Ekonomi Sosialis

Sistem ekonomi sosialis merupakan salah satu sistem ekonomi alternatif utama yang muncul di zaman modern.

Dikutip dari Investopedia, negara-negara yang menganut sistem ekonomi ini menempatkan setiap alat produksi, distribusi, dan alat tukar (dalam hal ini uang) dimiliki dan diatur oleh publik atau masyarakat secara keseluruhan. Pada praktiknya, hal tersebut artinya dimiliki dan diatur oleh pemerintah.

Negara dengan sistem ekonomi sosialis

Berbeda dengan sistem ekonomi kapitalis yang menempatkan barang dan jasa diproduksi untuk mendapatkan keuntungan atau laba serta akumulasi modal ketimbang kegunaan dan nilainya, negara dengan praktik ekonomi sosialis memposisikan barang dan jasa diproduksi berdasarkan nilai kegunaannya.

Nilai kegunaan ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, sehingga dapat mencegah terjadinya produksi yang kurang atau kelebihan produksi.

Kuba

Penerapan sistem ekonomi sosialis di Kuba bisa terlihat dari perencanaan ekonomi negaranya, di mana sebanyak 88 persen tenaga kerja bekerja di perusahaan milik pemerintah.

Data tersebut merupakan data per Desember 2017. Sebagai negara yang menerapkan sistem ekonomi sosialis, Kuba pun tidak memiliki bursa saham. Hal ini merupakan indikator penting dari sebuah negara bebas modal.

Pada tahun 2010, Kuba di bawah kepemimpinan Presiden Raul Castro yang saat itu berkuasa melakukan reformasi ekonomi yang bertujuan untuk menggeser sistem ekonomi menjadi campuran.

Hal tersebut dilakukan dengan mengizinkan mekanisme pasar bebas, mengurangi kontrol pemerintah terhadap usaha kecil, melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap beberapa pegawai pemerintahan yang tak esensial, dan membuka izin usaha menjadi lebih mudah diakses.

Pergeseran sistem ekonomi sosialis murni menjadi campuran diperlukan lantaran ekonomi Kuba kala itu mengalami kekacauan.

Perekonomian Kuba atau PDB negara itu hanya tumbuh 2,4 persen pertahun dan mengalami stagnasi di 2 persen per tahun pada kepemimpinan Raul Castro sepanjang tahuhn 2008 hingga 2018.

Reformasi di Kuba pun terus dilakukan hingga saat ini dengan menerbitkan undang-undang yang mengizinkan lebih banyak investasi asing masuk ke negara tersebut.

Meski di sisi lain hingga saat ini Kuba masih merupakan negara dengan ekonomi yang sebagian besar dikelola pemerintah mulai dari program layanan kesehatan, pendidikan gratis oleh pemerintah untuk semua warga negara, rumah subsidi, utilitas, hiburan, bahkan bahan pangan.

Program sosial ini bertujuan untuk mengompensasi upah pekerja Kuba yang cnederung lebih rendah, dan membuat mereka lebih baik dibanding negara lain di dunia.

China

Meski beberapa kegiatan ekonomi mulai kehilangan kontrol pemerintah, saat ini porsi perekonomian yang berada di bawah kendali pemerintah di China pun masih signifikan.

Pengeluaran untuk kesehatan misalnya, saat ini ditanggung oleh 95 persen populasi penduduk China lewat tiga program asuransi publik.

Kebijakan luar negeri China hingga saat ini masih pro sosialis, namun perekonomian negara tersebut sebenarnya telah bergeser menjadi ekonomi pasar bebas.

Artinya, ekonomi China sebenarnya tak lagi menganut sistem ekonomi sosialis murni.

Kontribusi perusahaan swasta terhadap PDB di China pun mencapai 60 persen, sementara perusahaan milik pemerintah hanya sebesar 40 persen. Saat ini, China menempati posisi kedua negara dengan perekonomian terbesar di dunia setelah Amerika Seriat.

Saat ini, China telah mengalami trasisi dari ekonomi sosialis menjadi pasar ekonomi sosialis.

Rezim komunis di China memandang, China bakal mengalami ketertinggalan dengan negara lain bila menutup perekonomian negara itu dari dunia internasional. Sejak saat ini, pemerintah pun menerapkan keseimbangan antara pendekatan kolektif dan kapitalis.

Kebijakan China saat ini mengizinkan investor dan pengusaha untuk mencetak laba namun dengan kontrol negara. Pada tahun 2004, China menerapkan kebijakan yang mengizinkan kepemilikan properti atas individu.

Korea Utara

Korea Utara, sebagai negara paling totaliter di dunia, bisa dikatakan merupakan contoh dari penerapan sistem ekonomi sosialis yang paling menonjol.

Seperti halnya Kuba, hampir seluruh perekonomian di Korea Utara berada di bawah kendali pemerintah dengan program yang juga serupa dengan Kuba.

Korea Utara pun tak memiliki bursa efek sebagai pasar modal.

Saat ini, rekan perdagangan asing Korea Utara hanyalah China dengan bisnis di negara tersebut sebagian besar didominasi oleh penengah yang merupakan broker dari setiap kesepakatan antara perusahaan China dan korea.

Pada Mei 2019, PBB memperkirakan 10 juta orang di Korea Utara mengalami keterbatasan bahan pangan dan sebanyak lebih dari 43 persen populasi mengalami malnutrisi.

Hingga saat ini, terbatasnya informasi mengenai sistem ekonomi di Korea Utara membuat analisa mengenai perkembangan ekonomi di negara tersebut juga sulit dilakukan.

Untuk mengenal lebih jauh mengenai sistem ekonomi sosialis, Anda bisa mengakses artikel berikut.

https://money.kompas.com/read/2021/10/03/171630426/daftar-3-negara-yang-menganut-sistem-ekonomi-sosialis

Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke