Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BEI Masuk Musim Window Dressing, Simak yang Perlu Dicermati

Analis Panin Sekuritas William Hartanto mengatakan, pada periode window dressing umumnya harga saham akan menguat yang tercermin dari posisi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang cenderung uptrend.

Namun demikian, William tidak menyarankan investor melakukan akumulasi beli secara asal-asalan tanpa adanya strategi investasi yang benar.

“Seperti biasanya window dressing membuat IHSG menguat bersama dengan harga saham, umumnya saham-saham dari LQ45. Tentunya tidak disarankan kalau investor membeli saham hanya karena window dressing, tetap harus menyusun strategi seperti pengukuran trend, support, dan resistance pada chart,” kata William kepada Kompas.com, Senin (4/10/2021).

Sementara Perencana Keuangan Finansialku Gembong Suwito menuturkan, pada periode Oktober 2021 ini rata-rata harga saham akan naik menjelang masuknya musim window dressing hingga akhir tahun nanti. Kenaikan juga terlihat dari posisi IHSG yang pada pekan ini berada dalam fase uptrend.

“Pekan ini secara teknikal IHSG masih dalam fase kenaikan, periode Oktober ini rata-rata saham akan naik, terutama saham-saham bluechips yang sekarang sudah mulai rebound. Indeks sektoral yang kuat naiknya misalnya energi terutama di batu bara,” ucap Gembong.

Hal senada juga disampaikan William. Dia bilang menjelang window dressing, sektor energi seperti batu bara diprediksi akan menguat. William merekomendasikan beberapa saham energi seperti Adaro Energy (ADRO), Indo Tambangraya Megah (ITMG), dan Bukit Asam (PTBA) untuk dikoleksi.

“Di masa window dressing menjelang akhir tahun sektor yang menguat pada sektor energi seperti batubara. Jadi saham – saham seperti ADRO, ITMG, PTBA, INDY, dan HRUM bisa jadi pilihan,” ujar William.

Demikian juga menurut Mino, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas.

Menurut dia, sektor yang patut dicermati menjelang periode window dressing ini adalah sektor keuangan, telekomunikasi dan pertambangan.


“Untuk sektor saat ini yang menurut kami masih prospektif adalah, sektor keuangan, telekomunikasi dan pertambangan,” ujar Mino.

Mino menjabarkan, di sektor keuangan, ada potensi pertumbuhan kredit yang lebih baik lagi seiring proses pemulihan ekonomi dan longgarnya likuiditas. Selain itu, pada sektor keuangan juga terjadi perbaikan kualitas aset seiring meningkatnya daya beli masyarakat.

Untuk sektor telekomunikasi, adanya konsolidasi industri diharapkan membuat indsutri telekomunikasi semakin kompetitif (perang harga bisa ditekan). Berkembangnya ekonomi digital dan pengembangan teknologi baru (5G) juga diharapkan akan mendorong pertumbuhan konsumsi data internet.

“Untuk sentimen di sektor pertambangan, harga komoditas yang menguat signifikannya dipicu oleh kenaikan permintaan seiring pemulihan ekonomi global. Sayangnya, kenaikan harga ini tidak diimbangi oleh kenaikan pasokan yang memadai,” tegas Mino.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

https://money.kompas.com/read/2021/10/04/110300126/bei-masuk-musim-window-dressing-simak-yang-perlu-dicermati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke