Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Melihat Masa Depan Dunia Penerbangan

Sekadar pengantar untuk memahami masalah penerbangan ini, salah satu suvei menyebutkan bahwa pendapatan dunia penerbangan di tahun 2020 “hanya” 328 miliar dollar AS. Jumlah ini merupakan 40 persen dari pendapatan di tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19.

Angka 328 miliar dollar AS adalah juga lebih kurang sama dengan besaran keuntungan yang diperoleh dunia penerbangan pada tahun 2000. Artinya adalah pada tahun 2020 keuntungan dari dunia penerbangan ternyata sama dengan keuntungan yang diperoleh pada kurun 20 tahun yang lalu.

Bila ada pertanyaan kapan dunia penerbangan pulih dan bergerak cepat meningkat kembali, maka sekali lagi akan sulit untuk dapat memprediksinya. Banyak sekali faktor yang sangat mempengaruhi dinamika dunia penerbangan sekarang ini.

Menurunnya laju kenaikan penumpang kali ini tidak atau bukan sekedar masalah ekonomi semata, karena pandemi Covid-19 berdampak banyak pada sektor lainnya. Sederhana saja bisa dilihat dari berubah drastisnya prosedur keberangkatan dan kedatangan penumpang di berbagai kota asal dan kota tujuan.

Belum lagi berubahnya gaya hidup sebagai akibat pandemic Covid-19 yang memaksa banyak orang untuk tinggal di rumah.

Standar Protokol Kesehatan yang sangat menghambat minat orang bepergian menggunakan pesawat terbang tidak akan selesai dalam 2 atau 3 tahun.

Melihat perkembangan varian corona yang hampir setiap hari menghiasai berbagai media menunjukkan bahwa dunia tidak mudah untuk dapat keluar dari kesulitan pandemic kali ini. Beruntung di beberapa negara dengan strategi masing masing serta diiringi dengan kampanye vaksiniasi yang massif sudah dapat terlihat hasil yang menggembirakan.

Akan tetapi pada sisi lain, mekanisme kerja yang sudah terlanjur berubah karena pandemi Covid-19 pasti akan banyak berpengaruh juga dengan animo orang bepergian dengan pesawat terbang.

Dalam hal ini di tengah situasi bisnis yang sudah terlanjur sangat terganggu, maka kebanyakan orang akan mempertahankan pola bisnis yang meminimalkan pergerakan orang dalam bepergian.

Persoalannya tidak lagi mengenai urusan finansial yang menghadapi masa sulit akan tetapi juga berhadapan dengan efisiensi dalam berkomunikasi yang tidak lagi memerlukan orang untuk bepergian.

Gaya hidup dari sekian banyak orang di dunia kelihatannya akan sangat berubah. Kelompok orang yang bepergian diperkirakan tidak akan banyak lagi yang berasal dari mereka yang melakukan bisnis.

Kelompok orang yang bepergian akan banyak bergeser pada mereka yang tujuannya “jalan jalan” alias menjadi turis. Pola ini akan memperilhatkan gambaran baru dari orang orang yang bepergian adalah mereka yang berasal dari kelompok yang santai alias tidak terburu-buru.

Studi dari McKinsey & Company menunjukkan secara jelas bahwa kedepan kelompok orang yang bepergian akan didominasi oleh mereka yang bukan melakukan kegiatan bisnis. Hal ini tidak hanya menunjukkan kelesuan secara finansial akan tetapi juga bisnis sudah menemukan bentuk baru yang lebih efisien dalam berinteraksi tanpa melakukan travelling.

Mengikuti pengamatan banyak analis dunia penerbangan belakangan ini, maka maskapai penerbangan berbiaya murah akan menjadi lebih cerah hari depannya dibanding dengan penerbangan lainnya. Tentu saja dalam hal ini penerbangan kargo akan lebih banyak berkembang dari pada sebelumnya.

Itu semua memperlihatkan juga bahwa dunia penerbangan akan sangat sulit untuk dapat memperoleh kembali masa emas nya seperti pada sebelum pandemi Covid-19.

Bagaimana dengan dunia penerbangan di Indonesia. Pasar angkutan udara di Indonesia pada dasarnya adalah pasar yang tetap “menggiurkan”. Sebagai negara kepulauan yang sangat luas dan penduduk ratusan juta, maka tidak pelak lagi sarana angkutan udara menjadi sangat dibutuhkan.

Semester kedua tahun ini peningkatan jumlah penumpang terlihat meningkat, walau protokol kesehatan masih sangat “menghambat”. Penurunan jumlah orang yang terpapar Covid-19 beberapa bulan terakhir berdampak sangat besar terhadap peningkatan jumlah penumpang yang bepergian melalui udara.

Pada sisi lainnya penerbangan kargo sudah sejak tahun lalu meningkat secara bertahap. Pada titik ini, maka Indonesia bisa saja tidak akan mengikuti pola perkembangan dunia penerbangan global, karena pasar domestik yang dimiliki cukup besar.

Walau demikian format dari pola orang berbisnis dengan lebih menyederhanakan travelling kiranya akan sama dengan apa yang terjadi di tataran global.

Mudah mudahan fenomena pandemi Covid-19 di Indonesia dapat terjaga dengan baik pada tahapan yang terus menurun. Demikian pula proses vaksinasi secara nasional dapat berlangsung tanpa hambatan, sehingga dunia penerbangan di Indonesia dapat lebih cepat pulih kembali.

Kesemuanya akan berpulang kepada kita semua untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi pandemi Covid-19. Semoga dunia penerbangan Indonesia dapat segera pulih kembali.

https://money.kompas.com/read/2021/10/06/103900326/melihat-masa-depan-dunia-penerbangan

Terkini Lainnya

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Jakarta, Medan, dan Makassar  Masuk Daftar Smart City Index 2024

Jakarta, Medan, dan Makassar Masuk Daftar Smart City Index 2024

Whats New
Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Pentingnya Transparansi Data Layanan RS untuk Menekan Klaim Asuransi Kesehatan

Whats New
Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Apakah di Pegadaian Bisa Pinjam Uang Tanpa Jaminan? Ini Jawabannya

Earn Smart
Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Bea Cukai Kudus Berhasil Gagalkan Peredaran Rokol Ilegal Senilai Rp 336 Juta

Whats New
Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Ditanya Bakal Jadi Menteri Lagi, Zulhas: Terserah Presiden

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Ekonom: Kenaikan BI Rate Tak Langsung Kerek Suku Bunga Kredit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke