Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Turun Tipis, Ekspor Indonesia Capai 20,60 Miliar Dollar AS pada September

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan, penurunan ekspor disumbang oleh menurunnya ekspor migas dan nonmigas, masing-masing -12,56 persen dan -3,38 persen.

Namun jika dilihat secara tahunan (year on year/yoy) ekspor Indonesia masih meningkat signifikan sebesar 47,64 persen, disumbang oleh peningkatan ekspor migas 30,97 persen dan non migas 48,03 persen.

"Total ekspor September ini tercatat 20,60 miliar dollar AS. Ekspor nonmigas pada bulan September 2021 senilai 19,67 miliar dollar AS, turun 3,38 persen dibanding Agustus 2021," kata Margo Yuwono dalam konferensi pers, Jumat (15/10/2021).

Dilihat menurut sektor, penurunan ekspor bulan September terjadi pada sektor migas dan industri pengolahan. Komiditas penyumbang penurunan paling besar adalah minyak kelapa sawit yang terkontraksi -33,24 persen, diikuti timah -27,45 persen, dan pupuk -32,49 persen.

Namun, share ekspor minyak kelapa sawit terhadap ekspor industri pengolahan mencapai 15,67 persen. Secara tahunan, minyak kelapa sawit masih tumbuh signifikan sebesar 59,06 persen (yoy).

Sementara itu, sektor pertanian dan perikanan mengalami peningkatan ekspor sebesar 15,04 persen. Komoditas penyumbang ekspor paling besar kali ini datang dari kopi dengan share 20,79 persen dari total ekspor. Komoditas tersebut tumbuh 3,87 persen (yoy).

Komoditas kedua yang menopang ekspor di sektor ini adalah tanaman obat, aromatik, dan rempah-rempah dengan share 19,43 persen, diikuti oleh buah-buahan. Secara tahunan, kedua komoditas non sudah tumbuh 59,86 persen (yoy) dan 9,62 persen (yoy).

"Tapi sektor pertanian -4,69 persen (yoy). Komoditas penyumbang adalah sarang burung yang turun -42,88 persen, kemudian udang hasil tangkap -90,35 persen, dan sayur-sayuran -45,6 persen," jelas Margo.

Adapun pada sektor pertambangan dan penggalian, ekspor meningkat 3,46 persen. Komoditas yang memiliki andil besar adalah batubara dengan share 70,33 persen. Sejak September 2020, batubara tumbuh 168,89 persen.

"Struktur ekspor secara menyeluruh berasal dari komoditas nonmigas dengan total 95,47 persen. Rinciannya, industri 75,76 persen, tambang 18,30 persen, migas 4,53 persen, dan pertanian 1,91 persen," beber Margo.


Kemudian berdasarkan negara tujuan, ekspor paling tinggi terjadi ke negara Taiwan. BPS mencatat, ada kenaikan ekspor senilai 205,6 juta dollar AS karena ekspor besi baja dan bahan bakar mineral. Lalu diikuti Filipina dengan kenaikan 144 juta dollar AS.

Sedangkan, ekspor ke India menurun sekitar 482,5 juta dollar AS. Hal ini dipengaruhi oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan nabati, serta pupuk.

Kendati demikian, pangsa pasar ekspor terbesar Indonesia tetap ke China. Negara Tirai Bambu ini memiliki share 23,10 persen terhadap total ekspor RI. Selain China, pangsa pasar ekspor RI adalah AS dengan share 11,69 persen, dan Jepang dengan share 7,83 persen.

"Secara kumulatif, total ekspor meningkat 40,38 persen. Ekspor non migas tumbuh 39,84 persen (yoy), dengan share terbesar berasal dari lemak dan minyak hewan nabati, diikuti bahan bakar mineral," pungkas Margo.

https://money.kompas.com/read/2021/10/15/111430926/turun-tipis-ekspor-indonesia-capai-2060-miliar-dollar-as-pada-september

Terkini Lainnya

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

Whats New
Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke