Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Meski Kasus Turun, Sri Mulyani Sebut Pandemi Saat Ini Bukan yang Terakhir Kalinya

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan, pandemi Covid-19 bukanlah pandemi pertama ataupun pandemi terakhir. Dia menilai, pandemi tidak akan pernah selesai sampai kapanpun.

Bahkan, pandemi mampu membuat negara tersebut jadi pecundang (loser) atau justru pemenang (winner) dilihat dari cara sebuah negara menanganinya.

"Pandemi Covid-19 bukanlah yang pertama kali dan bukan yang terakhir kali. Artinya Indonesia harus menyadari bahwa fenomena ancaman seperti terjadinya pandemi tidak akan selesai atau tidak akan jadi pertama kali atau terakhir kali," kata Sri Mulyani dalam webinar Festival Transformasi Kementerian Keuangan, Selasa (19/10/2021)

Bendahara negara ini menjelaskan, pandemi adalah tantangan nyata. Pandemi masih belum selesai meski Indonesia sudah mampu menangani varian Delta Covid-19 dan menekan angka penularan virus sampai 95 persen.

Indonesia bahkan masih harus mengejar akselerasi vaksin yang ditargetkan mencapai 70 persen dari jumlah penduduk. Akselerasi vaksin Covid-19 saat ini saja belum mencapai 40 persen secara nasional.

"Vaksinasi masih harus diteruskan, kita belum mencapai 40 persen. Kita ingin capai 70 persen dari penduduk kita. Kita harus tetap hidup secara berdampingan dengan Covid-19 dalam fenomena yang disebut endemi," beber Sri Mulyani.

Karena tak akan pernah selesai, seluruh dunia terus berikhtiar mencari cara menyiapkan penanganan pandemi yang lebih baik.

Jika pandemi muncul lagi dalam beberapa tahun ke depan, dunia sudah siap mencegah dampaknya sedini mungkin, dari sisi korban jiwa, keuangan negara, maupun dari sisi perekonomian.

Ikhtiar tersebut bahkan menjadi acuan bagi Kementerian Keuangan untuk mentransformasi dan membuat pelayanan publik yang inklusif dan modern.

Salah satu transformasi yang dikejar adalah transformasi di bidang kesehatan agar lebih siap menangani semua krisis kesehatan.

"Bahkan kita juga bisa kontribusi secara global. Bagaimana kita mendukung reformasi di bidang pelayanan kesehatan sehingga dampaknya tidak luar biasa," bebernya.

Meski demikian kata dia, Indonesia perlu bersyukur karena mampu menangani virus Covid-19 secara efektif termasuk lewat PPKM.

Melalui kebijakan terukur dan disiplin protokol kesehatan, Indonesia bisa mengendalikan jumlah kasus secara singkat dan merata di seluruh daerah.

"Ini pencapaian yang tidak sia-sia dan bukan sesuatu yang sepele. Sesuatu yang membutuhkan terus-menerus diupayakan langkah-langkah oleh seluruh pemimpin negara dan pimpinan daerah, menggunakan K/L dan partisipasi masyarakat yang terus lakukan apa yang disebut disiplin prokes," pungkas Sri Mulyani.

https://money.kompas.com/read/2021/10/19/124316026/meski-kasus-turun-sri-mulyani-sebut-pandemi-saat-ini-bukan-yang-terakhir

Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke