Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pendapatan Bukalapak pada Kuartal II 2021 Tumbuh 37 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) mencatatkan pertumbuhan pendapatan sebesar 37 persen pada kuartal II tahun 2021 dibanding tahun sebelumnya, dari Rp 321 miliar menjadi Rp 440 miliar.

Direktur Utama BUKA Rachmat Kaimuddin mengungkapkan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh kinerja Bukalapak terus membaik di semester pertama 2021 serta kesuksesan Initial Public Offering (IPO) pada kuartal III tahun ini.

“ÏPO tahun ini telah memperkuat posisi kami untuk terus menjaga pertumbuhan bisnis. Bukalapak optimis untuk dapat melanjutkan momentum tersebut di masa-masa yang akan datang guna memastikan perusahaan memiliki pertumbuhan berkelanjutan,” ujar Rachmat secara virtual, Selasa (19/10/2021).

Sementara pendapatan semester I tahun 2021 tumbuh 35 persen dari Rp 641 miliar di periode sama tahun lalu, menjadi Rp 864 miliar.

Dibandingkan periode yang sama tahun 2020, pendapatan Mitra Bukalapak pada kuartal II tahun 2021 tumbuh sebesar 292 persen menjadi Rp 145 miliar.

Sementara pendapatan pada semester I tahun 2021 untuk Mitra Bukalapak naik sebesar 350 persen menjadi Rp 290 miliar.

Total Processing Value (TPV) selama kuartal II tahun 2021 sebesar 56 persen dan semester pertama tahun 2021 tumbuh 54 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, masing-masing menjadi Rp 29,4 triliun dan Rp 56,7 triliun.

Sebanyak 73 persen TPV Perseroan selama semester pertama tahun 2021 berasal dari luar daerah Tier 1 di Indonesia, di daerah di mana penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi warung-warung dan usaha kecil ritel terus menunjukan pertumbuhan yang kuat.

Kontribusi Mitra Bukalapak terhadap pendapatan perseroan juga meningkat dari 12 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 33 persen pada kuartal II tahun ini.

Pada akhir kuartal II 2021, jumlah Mitra yang telah terdaftar mencapai 8,7 juta dan jumlah merchant yang terdaftar di marketplace Bukalapak mencapai lebih dari 6,6 juta.

“Tujuan kami saat ini adalah untuk memastikan pertumbuhan bisnis yang sehat dan berkualitas berdasarkan solusi-solusi bisnis yang tepat. Kami meyakini Bukalapak berada di sektor bisnis yang tepat, dan kami mempunyai platform yang baik, serta infrastruktur dan sumber daya untuk terus menghasilkan kinerja perusahaan yang baik di masa depan,” kata Rachmat.

Bukalapak juga berhasil menekan kerugian Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA). Kerugian EBITDA pada kuartal II tahun 2021 sebesar Rp 407 miliar.

Hal ini mencerminkan adanya perbaikan sebesar 31 persen dibandingkan pada kuartal II tahun 2020.

Sementara kerugian EBITDA pada semester I tahun 2021 membaik sebesar 27 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Rasio kerugian EBITDA terhadap TPV membaik dari 3,1 persen pada kuartal II tahun 2020 menjadi 1,4 persen pada kuartal II tahun 2021.

Sementara rasio kerugian EBITDA pada semester I tahun 2021 terhadap TPV juga membaik menjadi 1,2 persen dibandingkan dengan 2,6 persen pada periode yang sama tahun lalu.

Bukalapak mampu menekan kerugian operasionalnya sebesar 24,9 persen menjadi Rp 776 miliar pada semester I tahun 2021 dari Rp 1,03 triliun pada semester I tahun 2020.

Pada semester I tahun 2021, perseroan juga mengurangi kerugian bersihnya sebesar 25,7 persen menjadi Rp 763 miliar dari Rp 1,03 triliun pada semester I tahun 2020.

https://money.kompas.com/read/2021/10/19/163800726/pendapatan-bukalapak-pada-kuartal-ii-2021-tumbuh-37-persen

Terkini Lainnya

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Efek Panjang Pandemi, Laba Bersih Mandala Finance Turun 35,78 Persen

Whats New
Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Heboh Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta, Cek Ketentuannya

Whats New
KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

KB Bank Targetkan Penyelesaian Perbaikan Kualitas Aset Tahun Ini

Whats New
Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Astra Agro Lestari Sepakati Pembagian Dividen Rp 165 Per Saham

Whats New
Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Ditopang Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Diprediksi Semakin Moncer

Whats New
Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Survei: 69 Persen Perusahaan Indonesia Tak Rekrut Pegawai Baru untuk Hindari PHK

Work Smart
Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Heboh Loker KAI Dianggap Sulit, Berapa Sih Potensi Gajinya?

Whats New
Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Tantangan Menuju Kesetaraan Gender di Perusahaan pada Era Kartini Masa Kini

Work Smart
Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Bantuan Pesantren dan Pendidikan Islam Kemenag Sudah Dibuka, Ini Daftarnya

Whats New
Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Tanggung Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh, KAI Minta Bantuan Pemerintah

Whats New
Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Tiket Kereta Go Show adalah Apa? Ini Pengertian dan Cara Belinya

Whats New
OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

OJK Bagikan Tips Kelola Keuangan Buat Ibu-ibu di Tengah Tren Pelemahan Rupiah

Whats New
Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Pj Gubernur Jateng Apresiasi Mentan Amran yang Gerak Cepat Atasi Permasalahan Petani

Whats New
LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

LPEI dan Diaspora Indonesia Kerja Sama Buka Akses Pasar UKM Indonesia ke Kanada

Whats New
Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Unilever Tarik Es Krim Magnum Almond di Inggris, Bagaimana dengan Indonesia?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke