Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Apa Itu Market Cap? Berikut Pengertian dan Cara Hitungnya

Market cap merupakan salah satu indikator yang perlu dipahami lantaran merupakan salah satu indikator kinerja sebuah saham. Selain itu, market cap juga berkaitan dengan fundamental sebuah perusahaan.

Salah satu pertimbangan yang penting diperhitungkan investor sebelum membeli sebuah saham yakni besar kecilnya nilai market cap dari sebuah emiten saham.

Jadi sebenarnya apa itu market cap, jenisnya, serta cara menghitung market cap bakal dibahas lebih lanjut pada artikel berikut.

Apa Itu Market Cap?

Dilansir dari Investopedia, kapitalisasi pasar atau market cap adalah nilai keseluruhan pasar secara agregat dari sebuah perusahaan.

Perhitungan kapitalisasi pasar berdasarkan pada total pengalian dari jumlah outstanding saham perusahaan yang diperdagangkan di pasar dengan harga saham dari perusahaan tersebut.

Biasanya, market cap digunakan oleh investor untuk mengukur kualitas perusahaan.

Bagi investor, market cap adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar ukuran perusahaan.

Market cap adalah cara cepat dan mudah bagi investir untuk mengetahui nilai dari perusahaan.

Semakin besar market cap dari perusahaan, amak semakin besar pula nilainya bagi perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di publik.

Misalnya saja, ketika sebuah perusahaan akan mengakuisisi perusahaan lain, maka dia akan membeli 100 persen saham dari perusahaan tersebut. Artinya, jumlah saham yang ia beli adalah keseluruhan nilai dari market cap perusahaan tersebut.

Market cap sebuah perusahaan baru terbentuk setelah ia memperdagangkan sahamnya ke publik lewat pencatatan saham perdana atau IPO.

Setelah perusahaan memperdagangkan sahamnya di publik, maka harga saham akan sangat tergantung pada permintaan dan penawaran yang terjadu di pasar.

Sehingga, faktor yang memengaruhi besar kecilnya market cap sebuah perusahaan yakni sentimen di pasar saham. Bila terjadi permintaan yang tinggi atas sebuah saham perusahaan karena faktor-faktor tertentu, maka harga saham perusahaan tersebut bakal meninggi.

Dengan demikian, semakin besar pula kapitalisasi pasar perusahaan terseut.

Biasanya, faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham perusahaan beberapa di antaranya yakni kinerja perusahaan, potensi kinerja perusahaan ke depan, serta kondisi perekonomian yang memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Cara Menghitung Market Cap

Seperti dijelaskan sebelumnya, cara menghitung market cap adalah dengan menghitung jumlah keseluruhan saham perusahaan yang diperdagangkan ke publik di kali dengan harga saham tersebut.
Lebih jelasnya, rumus cara menghitung market adalah sebagai berikut:

Market Cap = Total Saham yang Beredar x Harga per Lembar Saham

Contoh mudahnya seperti berikut, Perusahaan ABC mempunyai total saham yang beredar sebanyak 400 juta lembar, dengan harga per lembarnya sebesar Rp 1.500. Maka nilai kapitalisasi pasar atau market cap adalah:

Diketahui:
Total saham yang beredar = 500 juta lembar
Harga saham per lembar = Rp 1.500

Maka nilai market cap adalah:

Market cap
= 500 juta x Rp1.500
= Rp 750 miliar.

Kategorisasi Market Cap

Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia telah melakukan kategorisasi market cap menjadi blue chip atau saham lapis satu, middle cap atau saham lapis dua, dan small cap atau saham lapis tiga.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Saham Blue Chip

Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta telah beroperasi selama bertahun-tahun.

Saham blue chip juga kerap disebut sebagai saham lapis satu yang kinerjanya bakal memengaruhi keseluruhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kapitalisasi pasar saham yang termasuk dalam saham blue chip di atas Rp 10 triliun.

Contoh saham blue chip yakni saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45. LQ45 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Terdapat sejumlah faktor-faktor yang dipergunakan sebagai kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Salah satu pertimbangannya adalah emiten setidaknya telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

Beberapa saham yang masuk di dalam indeks LQ45 yakni ACES (Ace Hardware Indonesia Tbk), BBCA (Bank Central Asia Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk), dan BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk).

Saham Middle Cap

Sementara itu, saham mid cap atau saham middle cap adalah saham dari emiten atau perusahaan dengan kapitalisasi pasar antara Rp 1 triliun sampai dengan Rp 10 triliun.

Meski tak sebesar blue chip, namun saham yang masuk dalam kategori saham middle cap memiliki fundamental yang baik. Saham middle cap cenderung stabil dan dikategorikan sebagai saham perusahaan yang masih berkembang.

Di sisi lain, perusahaan lapis kedua ini memiliki pergerakan yang lebih agresif. Beberapa contoh saham lapis kedua atau middle cap yakni PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).

Saham Small Cap

Sementara itu, saham small cap adalah saham dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp 1 triliun.

Pergerakan harga saham lapis ketiga atau saham small cap juga cenderung lebih bergejolak atau volatil. Hal ini dikarenakan harga saham small cap cenderung murah sehingga mudah dimainkan oleh spekulan. Saham lapis ketiga ini juga kerap disebut sebagai saham gorengan.

https://money.kompas.com/read/2021/10/26/202824526/apa-itu-market-cap-berikut-pengertian-dan-cara-hitungnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke