Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sri Mulyani: 90 Persen SDM Industri Keuangan Syariah Lulusan Ekonomi Konvensional

Dia menyayangkan hal tersebut mengingat saat ini terdapat sekitar 800 program studi di universitas dengan tema syariah. Jika satu program studi mampu meluluskan 50 orang per tahun, ada potensi 40.000 sumber daya manusia yang bisa diserap industri.

"80-90 persen SDM industri di bidang keuangan syariah lebih banyak memperkerjakan mereka yang bukan berasal dari prodi islam. Pelaku industri keuangan cenderung memilih atau merekrut dan memberi pelatihan ekonomi syariah kepada lulusan ekonomi yang konvensional," kata Sri Mulyani dalam webinar ISEF, Kamis (28/10/2021).

Kendati demikian, kesalahan tak serta-merta berasal dari industri. Bendahara negara ini menilai, program studi Islam turut bertanggung jawab atas hal tersebut.

Menurut Sri Mulyani, program studi ekonomi syariah di berbagai perguruan tinggi harus membuka diri dan melihat kekurangannya. Cara ini membuat terjadinya transfer pengetahuan sehingga SDM lulusan ekonomi syariah memenuhi kompetensi dan skill yang dibutuhkan oleh industri.

"(Jika) lulusannya kurang berkompetisi dengan lulusan ekononomi konvensional, cari cara dalam mendekati suatu masalah dan bagaimana (caranya mempersiapkan) kesiapan mereka di dunia kerja," ucap Sri Mulyani.

Wanita yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Indonesia (IAEI) ini menyebut, peningkatan keterampilan dan kemampuan dasar menjadi makin penting karena persaingan tak hanya datang dari manusia.

Saat ini, dunia memasuki masa revolusi industri 4.0 yang menciptakan peluang bersamaan dengan disrupsi. Kompetitor akan datang dari kecerdasan buatan (artificial intelegence/AI) seiring pesatnya pemanfaatan teknologi digital.

"Ke depan kompetisinya adalah dengan AI yang dimodelkan dalam mesin dan teknologi lain. Fenomena ini menuntut institusi pendidikan di Indonesia untuk berubah menyesuaikan diri," beber Sri Mulyani.

Di sisi lain, perguruan tinggi dengan program studi ekonomi syariah tetap harus menjaga prinsip keislaman yang identik dengan nilai keadilan dan kejujuran.

Nilai tersebut merupakan nilai universal sehingga relevan untuk seluruh masyarakat, bukan hanya masyarakat muslim. Secara instrumental, ekonomi syariah menghindarkan unsur eksploitasi dan kezaliman (riba), spekulasi (gharar), dan judi (maysir).

"Kalau kita percaya bahwa Islam merupakan suatu agama yang bisa menjawab seluruh tantangan zaman, maka tanggung jawabnya adalah bagaimana mengaktualkan nilai Islam dalam konteks kontemporer yang sangat dinamis," pungkas Sri Mulyani.

https://money.kompas.com/read/2021/10/28/103500326/sri-mulyani--90-persen-sdm-industri-keuangan-syariah-lulusan-ekonomi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke