BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Gojek
Salin Artikel

LDUI: Bantuan Gojek Selama Pandemi Dinilai Sudah Tepat Sasaran oleh Mitra Driver

KOMPAS.com – Ekosistem Gojek berhasil memberikan kontribusi positif pada perekonomian nasional setiap tahun.

Berdasarkan laporan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LD FEB UI) yang berjudul “Dampak Ekosistem Gojek terhadap Perekonomian Indonesia 2021: Mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional”, kontribusi ekonomi yang diberikan oleh Gojek meningkat hingga 60 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Masih dari laporan yang sama, peningkatan tersebut dapat dilakukan berkat solusi teknologi dan nonteknologi dari Gojek untuk membantu mitra driver serta pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Indonesia.

Temuan riset LD FEB UI menunjukkan bahwa ekosistem Gojek membantu pemulihan kondisi ekonomi mitra setelah terdampak pandemi. Temuan ini meneruskan tren dampak positif ekosistem Gojek terhadap mitra.

Pada 2020, peneliti LD FEB UI Dr Alfindra Primaldhi mengatakan, riset LD FEB UI mengungkap bahwa bantuan yang diberikan oleh ekosistem Gojek tepat sasaran sehingga membantu mitra driver untuk bertahan di tengah pandemi.

“Sementara, riset tahun ini (2021) menunjukkan bahwa mayoritas mitra dalam ekosistem Gojek mulai mengalami pemulihan pendapatan dibandingkan awal pandemi. Hal ini menandakan, ekosistem Gojek membantu percepatan proses pemulihan pada mitranya,” ujar Alfindra dalam keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (25/10/2021).

Alfindra menambahkan, riset LD FEB UI juga mengungkap bahwa ekosistem Gojek punya kemampuan dalam membantu mitranya untuk tetap tumbuh. Hal ini turut mempengaruhi optimisme mitra Gojek dalam mencari nafkah.

Adapun riset LD FEB UI pada tahun ini mengungkap tiga temuan utama dampak positif dari bantuan yang diberikan oleh ekosistem Gojek.

Pertama, ekosistem Gojek berdampak langsung terhadap kenaikan pendapatan mitra. Kenaikan pendapatan tertinggi didapat oleh mitra pelaku UMKM GoFood. Rata-rata kenaikannya mencapai 66 persen pada 2021 dibandingkan 2020.

Untuk mitra driver, kenaikan pendapatan pada tahun ini mencapai 24 persen untuk mitra Gocar dan 18 persen untuk mitra Goride.

Peningkatan tersebut juga menandakan bahwa pelaku sektor informal yang berada dalam ekosistem digital turut merasakan dampak positif sekaligus berkontribusi terhadap pemulihan ekonomi.

Kedua, peningkatan optimisme mitra terhadap platform online Gojek untuk mencari nafkah. Laporan LD FEB UI menyebut bahwa hampir seluruh mitra driver dan kurir memprioritaskan fleksibilitas waktu dalam bermitra dengan Gojek.

Kemudian, laporan juga mengungkap bahwa empat dari lima mitra driver menyatakan tetap memiliki pendapatan untuk menafkahi diri dan keluarga melalui kemitraan dengan Gojek. Sebanyak empat dari lima mitra kurir pun menyatakan puas dengan kemitraan dengan Gojek.

Mayoritas atau lebih dari 80 persen mitra pelaku UMKM dan mitra driver juga semakin optimistis terhadap tren pertumbuhan layanan setelah pandemi. Mereka ingin terus bermitra dengan Gojek pada masa mendatang.

Ketiga, keandalan ekosistem dan solusi Gojek membantu pelaku UMKM dan pengusaha pemula terus tumbuh di tengah pandemi.

Hal tersebut ditunjukkan oleh peningkatan jumlah pengusaha pemula yang memanfaatkan GoFood hingga 47 persen dibandingkan periode sebelumnya yang hanya mencapai 31 persen.

Selain itu, empat dari lima pelaku UMKM percaya bahwa GoFood mampu mendorong pertumbuhan usaha. Mitra pelaku UMKM mengaku merasakan empat manfaat utama saat tergabung dengan GoFood, yakni kesempatan promosi GoFood, perluasan akses pasar, kemudahan pengelolaan operasional melalui aplikasi GoBiz, dan pelatihan kewirausahaan.

Selanjutnya, tiga dari empat UMKM menganggap biaya komisi GoFood sudah sesuai dengan manfaat yang didapatkan.

Kemudian, 44 persen mitra UMKM social seller menyatakan, lebih sering menggunakan GoSend untuk mengirimkan barang. Adapun rata-rata kenaikan pendapatan pelaku UMKM social seller mencapai 18 persen.

“Dalam penelitian ini, kami juga melihat lebih dari 80 persen konsumen konsisten menggunakan aplikasi Gojek. Mereka juga membelanjakan lebih dari seperempat pendapatan bulanannya lewat ekosistem ini. Maka selama pandemi, ekosistem Gojek menjadi salah satu pilihan konsumen untuk tetap produktif. Mereka juga merasa aman menggunakan layanan dalam ekosistem ini,” jelas Alfindra.

Alfindra menjelaskan, tarif yang terjangkau menjadi salah satu alasan utama konsumen tetap setia menggunakan aplikasi Gojek. Selain itu, konsumen juga beranggapan biaya yang dikeluarkan sepadan dengan kualitas layanan yang diterima.

Pengaruhi PDB

Upaya Gojek dalam membantu mitra driver dan UMKM yang merupakan tulang punggung nasional berdampak besar pada kondisi perekonomian nasional.

Riset LD FEB UI mengungkap bahwa hal tersebut secara langsung mampu meningkatkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia di 2021.

Sumbangan ekosistem digital Gojek dan GoTo Financial terhadap PDB Indonesia diperkirakan menjadi 1,6 persen dengan total nilai mencapai Rp 249 triliun pada 2021. Angka ini belum termasuk sumbangan Tokopedia yang kini sudah masuk ekosistem GoTo.

Adapun peningkatan kontribusi Gojek terhadap PDB disumbang secara langsung oleh pendapatan mitra GoRide dan GoCar pada sektor transportasi darat. Kemudian, disumbang secara tidak langsung oleh mitra UMKM GoFood, social seller, serta mitra UMKM GoTo Financial.

Ekosistem Gojek juga turut memberikan efek ekonomi berantai (multiplier effect) yang ikut mempengaruhi kontribusi Decacorn Indonesia ini terhadap PDB. Perhitungan efek ini didapat dari total output untuk sektor perhubungan darat serta sektor penyediaan jasa dan minuman berdasar tabel input output.

Untuk diketahui, tabel input output menyajikan gambaran hubungan timbal balik dan saling keterikatan antar satuan.

Wakil Kepala LD FEB UI Dr Paksi CK Walandouw mengatakan, berdasarkan hasil riset, ekosistem Gojek terbukti mampu membawa dampak positif terhadap ketangguhan dan kecepatan pemulihan perekonomian mitra driver dan pelaku UMKM.

Hal itu ditunjukkan lewat peningkatan pendapatan para mitra driver dan pelaku UMKM pada 2021 yang diperkirakan akan mencapai Rp 66 triliun dibandingkan 2020.

“Tak hanya itu, loyalitas konsumen juga berperan pada pemulihan ekonomi Indonesia di masa pandemi.” ujar Paksi.

Sebagai informasi, riset LD FEB UI dilakukan di 21 kota. Responden pada penelitian ini terdiri dari konsumen, pelaku UMKM, mitra driver, dan mitra kurir yang sudah menggunakan layanan Gojek sebelum pandemi.

Total responden yang mengisi kuesioner secara lengkap untuk kemudian dianalisis mencapai 42.471 orang.

Jumlah tersebut terdiri dari 10.837 mitra driver GoRide, 9.756 mitra driver GoCar, 7.228 mitra driver GoSend dan GoKilat, 4.363 mitra UMKM GoFood, 1.728 mitra social seller, serta 8.559 konsumen.

Pengumpulan data dilakukan secara online dengan pendekatan simple random sampling. Margin of error riset tersebut berkisar di angka 2 persen dengan level of confidence mencapai 95 persen.

https://money.kompas.com/read/2021/10/29/120300026/ldui--bantuan-gojek-selama-pandemi-dinilai-sudah-tepat-sasaran-oleh-mitra

Terkini Lainnya

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke