Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

The Fed Umumkan Tapering, Bagaimana Dampaknya ke Pasar Indonesia?

The Fed menyatakan akan mulai memangkas pembelian obligasi bulanan pada November dengan rencana untuk mengakhirinya pada 2022, sebuah pengumuman yang diharapkan investor.

Head Of Investment Information PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Roger M.M menilai, isu tapering The Fed tidak memiliki dampak yang terlalu signifikan ke pasar modal Indonesia.

“Tim analis kami masih belum merubah pandangannya terhadap IHSG yaitu masih di level 6.880 hingga akhir tahun. Dampak dari tapering juga tidak terlalu signifikan untuk market Indonesia. Jadi, walaupun terjadi capital outflow, enggak akan terlalu berdampak signifikan terhadap IHSG,” kata Roger secara virtual, Kamis (4/11/2021).

Roger menilai, saat ini yang menjadi sentimen pasar adalah hasil laporan keuangan emiten pada kuartal III tahun 2021. Selain itu juga, data-data ekonomi domestik, seperti kinerja PMI Manufaktur Global selama 16 bulan masih ekspansi di mana per Oktober 2021 tercatat naik menjadi 54,3 dan domestik mencetak rekor tertinggi 57,2.

Roger mengungkapkan, di akhir tahun atau bulan Desember 2021, pasar akan cenderung melakukan window dressing sebagai hasil dari laporan keuangan emiten di kuartal III tahun 2021 dan efek dari ekonomi yang mulai membaik.

“Di akhir tahun kemungkinan besar pasar akan cenderung melakukan window dressing, kami memprediksi tahun 2022 harusnya pemulian ekonomi akan lebih bagus lagi dibandingkan tahun 2021,” jelas dia.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Martha Christina mengungkapkan, dampak tapering terhadap pasar modal Indonesia tidak terlalu besar, karena hal ini sudah diantisipasi oleh pelaku pasar.

“Dampak tapering ke IHSG cenderung minimal karena memang ini sudah diekspektasi pasar sebelumnya. Efek yang lebih besar adalah bagaimana tentang kenaikan suku bunga oleh The Fed. Kita masih optimis target di level 6.880,” jelas Martha.

Martha bilang, dengan dukungan reopening ekonomi Indonesia, belanja pemerintah yang digenjot di kuartal IV 2021, serta kenaikan harga komoditas diharapkan memberikan efek bola salju kepada perekonomian dan menggairahkan ekonomi secara keseluruhan.

Sejak Juni 2021 hingga Rabu (3/11/21), penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang melonjak hingga 9,47 persen. Mirae Asset menilai, ini merupakan cermin dari sikap positif masyarakat terhadap pemulihan ekonomi nasional.

Hingga akhir tahun 2021 investor masih memiliki ruang pertumbuhan dengan potensi penguatan IHSG, meskipun akan mengalami konsolidasi pada bulan ini. Di bulan November 2021, Mirae Asset menargetkan pergerakan IHSG di level 6.394 hingga 6.693, dengan target pelemahan di level 6.570.

Adapun rekomendasi saham-saham yang bisa dikoleksi adalah saham-saham dengan kapitalisasi besar seperti sektor perbankan, industri manufaktur, dan infrastruktur. Prediksi tersebut mengingat dari sisi makroekonomi, terjadi kenaikan kinerja PMI Manufaktur Global dan mencetak rekor tertinggi 57,2.

https://money.kompas.com/read/2021/11/04/135611026/the-fed-umumkan-tapering-bagaimana-dampaknya-ke-pasar-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke