Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Garuda dan Industri Penerbangan

Bila berbicara tentang industri penerbangan maka pada umumnya yang menjadi fokus perhatian utama adalah maskapai penerbangan dan aircraft manufacture. Keduanya berkaitan erat dengan sistem transportasi, dalam hal ini moda angkutan udara.

Khusus mengenai maskapai penerbangan sebagai sarana utama pada pola penyelenggaraan moda angkutan udara perkembangannya sangat dinamis bahkan cenderung fantastis.

Teknologi pesawat terbang baru dimulai pada tahun 1903 ketika Wright Bersaudara berhasil menerbangkan pesawat terbang pertama di Kill Devil Hill, North Carolina. Hanya 66 tahun setelah itu, teknologi penerbangan sudah dapat menciptakan pesawat yang mampu terbang dengan kecepatan 3 X kecepatan suara.

Di tahun yang sama, teknologi penerbangan juga sudah mampu mendaratkan manusia di permukaan Bulan. Sebuah dinamika kemampuan yang tidak hanya dinamis akan tetapi sekaligus juga fantastis.

Menghadapi kemajuan teknologi penerbangan yang sangat cepat berkembang, Indonesia termasuk negara yang berada pada jajaran depan dalam konteks telah memiliki visi kedirgantaraan. Di tahun 1955 Indonesia sebagai negara kepulauan belum memiliki Dewan Kelautan akan tetapi sudah memiliki Dewan Penerbangan.

Sebelum itu, pada tahun 1952 Indonesia sudah mendirikan Akademi Penerbangan Indonesia (API). Lembaga pendidikan yang merupakan refleksi dari visi kedirgantaraan nasional dalam kerangka mengantisipasi kemajuan teknologi penerbangan yang dinamis itu.

Di API itulah dididik antara lain para calon pilot, teknisi dan tenaga air traffic controller. Pendidikan yang diselenggarakan oleh Negara bagi para pemuda Indonesia lulusan SMA dan atau STM sederajat tanpa bayar alias gratis. Tenaga-tenaga pilot dan teknisi lulusan API itulah yang mengisi jajaran awak pesawat dan teknisi dari maskapai penerbangan Garuda dan Merpati Nusantara Airlines.

Lulusan API yang dikelola dengan merujuk kepada standar internasional memang terjaga kualitasnya. Tercatat dalam beberapa tahun yang lalu API bahkan sempat menjadi ajang pendidikan favorit bagi calon pilot dan teknisi luar negeri.

Sayangnya, API tidak atau belum terdengar membuka jurusan manajemen penerbangan khususnya program studi airline business dan airport management. Apabila sudah ada, paling tidak perkembangan karier dari mereka yang masuk dalam jajaran manajemen airlines dan airport tidak terlihat mengalir dari lembaga pendidikan dan tahapan karier sampai top management.

Hal inilah yang menyebabkan Indonesia masih sangat kekurangan tenaga ahli dalam pengelolaan maskapai penerbangan dan juga bandara. Sangat jelas terlihat bahwa kualitas SDM bidang penerbangan khususnya pilot dan teknisi Indonesia tidak ketinggalan dari dinamika perkembangan di tingkat global. Tidak demikian halnya yang terlihat di permukaan dalam hal manajemen maskapai penerbangan dan pengelolaan bandara.

Sudah lebih dari 70 tahun Indonesia merdeka, sampai sekarang ini kita belum berhasil menyaksikan sebuah maskapai penerbangan yang mapan, sehat, dan sukses. Demikian pula halnya dengan kemampuan mengelola bandara.

Penggunaan Cengkareng International Airport yang gagal mengantisipasi pertumbuhan penumpang telah berakibat fatal. Kelebihan penumpang terpaksa dialihkan ke Pangkalan Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, yang jelas jelas mengganggu operasional penerbangan militer.

Pembangunan beberapa bandara dengan biaya triliunan rupiah ternyata berakhir mubazir seperti yang terjadi di Kertajati. Kesemua itu dapat dimaklumi karena kita memang belum mempersiapkan lembaga pendidikan khusus bagi sdm di bidang manajemen airport dan airlines.

Berita hangat belakangan ini adalah mengenai nasib maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang secara periodik seolah tanpa henti selalu mengalami masalah kesulitan keuangan. Banyak maskapai penerbangan lainnya yang sudah gulung tikar, diantaranya maskapai penerbangan Perintis Merpati Nusantara Airlines (MNA) dan beberapa lainnya.

Singkat kata, sekali lagi harus diakui bahwa kita memang belum sempat menyiapkan tenaga SDM yang kompeten dan professional dalam mengelola bandara dan maskapai penerbangan. Kita belum memiliki Lembaga pendidikan yang khusus menyiapkan para profesional dalam bidang manajemen airlines dan airport.

Itu sebabnya tidak terjadi jenjang dengan pola bertingkat di jajaran maskapai penerbangan yang mengantar tenaga manajemen sejak awal untuk sampai di puncak top management. Contoh yang terlihat di permukaan adalah apa yang terjadi dengan maskapai penerbangan Garuda.

Jajaran top management yang ditugaskan selama ini lebih banyak diambil dari instansi luar maskapai penerbangan itu sendiri. Mereka yang sama sekali tidak memiliki latar belakang “aviation knowledge” untuk melaksanakan tugasnya. Hasilnya mudah diduga yaitu seperti yang kita saksikan bersama belakangan ini.

Maskapai penerbangan yang sangat erat berhubungan dengan teknologi pesawat terbang dengan sifatnya yang dinamis, membutuhkan tidak hanya para ahli manajemen, akan tetapi juga mereka yang benar benar menghayati teknologi penerbangan itu sendiri sejak awal.

Airlines bukanlah perusahaan biasa yang hanya bergumul dengan hitungan untung rugi dalam aspek finansial, akan tetapi juga membutuhkan pengetahuan ekstra dibidang teknologi penerbangan yang khas dan juga sangat dinamis sifatnya.

Kemajuan sains dan teknologi penerbangan yang fantastis membutuhkan para ahli dibidangnya bagi pengelolaan maskapai penerbangan dan operasional bandara. Garuda Indonesia sebagai bagian utuh dari industri penerbangan nasional membutuhkan The Right Man on the Right Place at the Right Time untuk dapat mengawakinya.

https://money.kompas.com/read/2021/11/05/171100726/garuda-dan-industri-penerbangan

Terkini Lainnya

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke