Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pandemi Memengaruhi Gaya Hidup Jadi Konsumtif, Ini Kata Perencana Keuangan

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang berlangsung di seluruh dunia, termasuk Indonesia tak pelak memengaruhi banyak hal. Kondisi ini juga mengubah dan menciptakan tren baru, termausk gaya hidup yang dijalani masyarakat.

Kini, mulai dari cara bekerja sampai berbelanja pun berubah. Bahkan, transaksi yang biasa dilakukan secara langsung, kini jamak dilakukan secara online.

Perencana keuangan Nadia Harsya melihat bahwa kebiasaan baru tersebut perlu ditunjang dengan layanan perbankan yang tidak hanya sekadar mudah, nyaman, dan aman.

Akan tetapi, harus mampu membantu nasabah untuk mengatur alokais pengeluaran. Ia menyayangkan kalau kemudahan dan cara praktis dari model transaksi digital justru membuat masyarakat punya gaya hidup yang komsumtif.

“Jangan karena gampang, sebentar-sebentar check out dari online shop. Pada akhir bulan malah pusing karena tagihan kartu kredit membengkak atau uang di rekening menipis. Hal yang lebih parah lagi sampai berhutang untuk berbelanja,” ujarnya dalam rilis yang diterima Kompas.com, Rabu (17/11/2021).

Menurutnya, seiring dengan perubahan gaya hidup, masyarakat harus memiliki kemampuan untuk mengatur alokasi pengeluaran.

“Salah satu yang dapat dilakukan adalah memisahkan rekening untuk kebutuhan harian dan hiburan,” paparnya.

Ia menjelaskan, rekening untuk kebutuhan harian harus dipakai sesuai fungsinya. Misalnya, hanya untuk membayar kewajiban dan memenuhi kebutuhan pokok atau tagihan wajib yang sudah pasti.

Lalu, contoh fungsi rekening untuk kebutuhan hiburan adalah hal-hal yang termasuk keinginan, seperti memberikan self reward.

Pentingnya mengelola keuangan

Lagi-lagi, Nadia mengingatkan pentingnya mengelola keuangan. Ia berkata bahwa masyarakat perlu memiliki pengetahuan dasar terkait pengelolaan keuangan.

Pada dasarnya, pengetahuan soal itu pun tidak sulit didapatkan. Terlebih, saat ini sudah ada internet. Konten-konten mengenai perencanaan keuangan juga banyak dibagi oleh perencana keuangan lewat emdia sosial.

“Para perencana keuangan sudah mengingatkan mengenai alokasi pengeluaran, misalnya kredit yang besar-besar, seperti angsuran rumah dan mobil adalah maksimal 30 persen dari pendapatan. Lalu, tabungan dan investasi minimal 10 persen,” sambungnya.

Khusus investasi, ia bahkan menyarankan agar persentasenya dinaikkan. Sebab, lebih banyak akan menjadi lebih baik.

“Belanja kebutuhan hiburan atau keinginan pribadi lainnya sebaiknya ada di kisaran 10-20 persen. Nah, kita harus disiplin soal ini,” tambah Nadia.

Meski demikian, Nadia tidak menampik bahwa banyak masyarakat yang masih merasa kesulitan jika harus memisah-misahkan rekening berdasarkan fungsinya.

Padahal, cara ini cukup ideal diterapkan agar seseorang disiplin dalam pengelolaan keuangan.

Inovasi layanan perbankan

Melihat kebutuhan itu, Bank OCBC NISP menghadirkan layanan Kartu Debit Online. Fasilitas ini dihadirkan dengan mempertimbangkan kebutuhan masyarakat saat ini.

Dengan begitu, nasabah tak perlu lagi membeda-bedakan rekening untuk kebutuhan tertentu. Sudah begitu, nasabah bisa mengatur sendiri limit kartu sesuai dengan alokasi yang ia butuhkan dalam bertransaksi.

Fasilitas tersebut juga hadir dengan banyak fitur. Meski begitu, kenyaman bertransaksi nasabah tetap diutamakan, seperti kemudahan berbelanja online dan pembayaran jasa sehari-hari

seperti langganan TV kabel, internet, maupun pulsa ponsel bisa dilakukan lewat fasilitas ini.

Selain itu, sudah pula terintegrasi dengan platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Watsons, serta aplikasi Grab dan GoJek.

Lewat layanan tersebut, Bank OCBC NISP ingin mendukung nasabah agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan praktis.

Nadia turut merespons inisiatif itu. Menurutnya, hal ini bisa jadi opsi bagi masyarakat yang ingin mengelola keuangan.

“Dengan mulai disiplin memisahkan alokasi dana, akan mulai terbentuk kebiasaan baru, dan ujungnya menabung bahkan berinvestasi secara konsisten bisa dilakukan,” kata Nadia yang kerap membagikan tips berinvestasi dan perencanaan keuangan lewat akun Instagram @noninadia.

Bagi Nadia, pengelolaan keuangan perlu dibangun dan dipahami secara matang. Awal mula, masyarakat harus punya pengetahuannya.

“Pengelolaan keuangan itu sendiri ada journey-nya, jangan sampai seseorang langsung melakukan investasi yang complicated dengan risiko tinggi. Padahal, tabungan untuk dana darurat saja belum punya. Masing-masing orang tentu memiliki kondisi dan tujuan pengelolaan keuangan yang berbeda-beda. Untuk itu, penting untuk melakukan financial fitness check up,” tambahnya lagi.

Untuk mengetahu financial fitness, Nadia menyarankan masyarakat untuk mengeceknya lewat www.ruangmenyala.com. Check up bisa dilakukan dengan mudah dan cepat dalam waktu tiga menit.

“Ini sifatnya rahasia tanpa perlu menginformasikan pendapatan dan pengeluaran. Dengan demikan, kita bisa mengetahui langkah pengelolaan keuangan selanjutnya,” ujarnya lagi.

https://money.kompas.com/read/2021/11/18/080700026/pandemi-memengaruhi-gaya-hidup-jadi-konsumtif-ini-kata-perencana-keuangan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke