Dua perusahaan farmasi itu akan berinvestasi di sejumlah bidang, terutama dalam penanganan pandemi Covid-19. Luhut mengaku sudah berdiskusi lebih lanjut terkait rencana tersebut selama beberapa waktu lalu.
"Rabu pagi saya bicara dengan Pfizer, empat hari yang lalu dengan Merck. Mereka ternyata mau masuk ke Indonesia," kata Luhut dalam webinar, Rabu (16/11/2021).
Dalam pembicaraan tersebut, Luhut mengetahui alasan Pfizer belum berinvestasi Indonesia. Pfizer kata Luhut, mengaku sulit masuk dan berinvestasi di Indonesia.
"Selama ini mereka katakan, 'Ya kita sulit'. Maka saya dengan Pak Budi (Menteri Kesehatan) sampaikan agar mereka (Pfizer) pokoknya taruh sini saja," tutur Luhut.
Adapun investasi dua perusahaan farmasi diharapkan mulai berlangsung pada tahun depan. Luhut berharap di tahun itu mulai banyak industri-industri farmasi yang dikembangkan Pfizer.
"Kami sepakat ada berapa bidang teknologi Pfizer akan masukkan di Indonesia.Kita harap mulai tahun depan akan ada industri-industri dari Pfizer lebih banyak di Indonesia," pungkas Luhut.
Sebelumnya Luhut mengatakan bahwa pemerintah sangat agresif mendorong agar para produsen obat dan vaksin untuk bisa berinvestasi di Tanah Air.
"Mengenai obat ini, dan vaksin, pemerintah kita sangat agresif. Saya terlibat di dalamnya dan saya kira, pembicaraan dengan Merck dan Pfizer itu sudah sangat maju. Insya Allah kita dapat dan kita berharap bahwa itu harus ada pabriknya di dalam negeri sehingga kita tidak jadi importir saja tapi kita jadi producer (produsen)," katanya.
Merck sendiri merupakan produsen obat Molnupiravir antivirus Covid-19. Sementara itu, perusahaan farmasi Pfizer juga telah mengumumkan hasil uji klinis obat oral Covid-19, yaitu Paxlovid.
https://money.kompas.com/read/2021/11/18/094000926/luhut-klaim-berhasil-bujuk-pfizer-investasi-di-ri-mulai-tahun-depan