BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan TikTok
Salin Artikel

Strategi Marketing Baru ala TikTok di Era New Normal

KOMPAS.com – Jaringan sosial dan platform video musik pendek, TikTok, menggelar acara virtual perdana bertajuk “TikTok: The Stage”, Sabtu (30/10/2021).

Pada gelaran tersebut, TikTok mengundang sejumlah perwakilan brand dan agensi ternama untuk berdiskusi mengenai strategi marketing baru di era new normal.

Head of Digital, e-Commerce and Media Bayer Consumer Health ASEAN Bim Gutierrez mengatakan, terjadi pergeseran paradigma ekonomi digital di era new normal.

Pergeseran tersebut dapat dilihat dari kebiasaan baru masyarakat, mulai dari bertransaksi di e-commerce, membayar tagihan secara online, hingga penggunaan media sosial secara masif.

“Transformasi digital sedang terjadi dan akan terus terjadi. Lalu, bagaimana cara brand untuk mendapatkan perhatian pengguna agar menjadi pelanggan?” tanya Bim.

Menjawab pertanyaan Bim, Chief Digital Officer L’Oréal Luxe South Asia Pacific, Middle East and North Africa (SAPMENA) Nicole Chan mengatakan, pihaknya memegang tiga pilar perubahan utama yang dapat memengaruhi minat konsumen.

“Pertama, ide realitas yang samar. Kedua, pergeseran kategori kecantikan, dari riasan ke perawatan kulit. Terakhir, nilai, ekspektasi, dan minat konsumen yang berubah,” kata Nicole.

Sementara itu, menurut sudut pandang agensi, Managing Director OMD Singapura Sadhan Mishra mengatakan, perubahan bukanlah hal baru bagi masyarakat.

“Konsumen membutuhkan sesuatu yang dapat membangun rasa gembira mereka. Inilah yang harus disadari brand dan agensi,” papar Sadhan.

Penyesuaian strategi

Nicole kembali menjelaskan, jika ingin bekembang, brand membutuhkan strategi pembuatan iklan dengan mempertimbangkan beberapa hal, yaitu tujuan awal yang tepat, kapabilitas, sumber daya manusia (SDM), pengoperasian sistem, dan agility atau ketangkasan.

“Iklan harus menjadi pusat perhatian konsumen. Kalau tidak menarik, pengguna akan melewati iklan. Inilah pentingnya kita untuk membuat konsumen mendekat, seperti membangun kampanye dan kolaborasi sehingga membangun atensi dan empati pengguna,” kata Bim.

Menanggapi pernyataan Bim, Head of Brand Partnerships TikTok SEA Weng Wai Koh mengatakan, menurut studi Kantar bersama TikTok, sekitar 88 persen pengguna TikTok menyatakan bahwa pengalaman dan suara mereka di TikTok sangat penting.

Oleh sebab itu, pengguna TikTok dapat dengan sendirinya berinisiatif membuat konten dengan memanfaatkan platform ini. Mereka berpikir bahwa pengalaman yang dibagi lewat TikTok dibutuhkan pengguna lainnya.

Potensi kampanye di TikTok

Sebagai informasi, pengguna aktif TikTok di Asia Tenggara mencapai 240 juta pengguna pada Juni 2021. Angka ini menunjukkan peningkatan sebanyak 85 persen dibandingkan 2020.

Sadhan mengatakan bahwa TikTok menjadi platform yang menyediakan beragam kebutuhan pengguna, seperti tips, resep masakan, dan bahkan sekadar hiburan.

“Jika memanfaatkan TikTok dengan baik, seperti menggabungkan realitas kehidupan dan bisnis pada platform, brand dapat membangun komunikasi dan peningkatan value dengan pengguna. Ini merupakan kesempatan yang baik,” papar Sadhan.

Menanggapi penjelasan Sadhan, Nicole juga turut menceritakan pengalamannya memanfaatkan TikTok menjadi media promosi produknya. Sebagai produk kecantikan, Kiehl's, menargetkan pengguna TikTok untuk menyosialisasikan produk terbaru mereka, yakni Calendula.

Pada saat itu, Kiehl’s mencari channel untuk membantu menggaungkan kampanye kepada konsumen baru. Kiehl's pun memutuskan untuk berkolaborasi dengan TikTok untuk membuat Branded Hashtag Challenge.

Melalui kolaborasi tersebut, Kiehl’s mengajak pengguna TikTok turut serta dalam eksplorasi produk barunya. Kampanye tersebut berhasil meraih 7 miliar views. Pencapaian ini menjadi salah satu bukti bahwa TikTok dapat menjadi platform yang dapat dimanfaatkan brand untuk mempromosikan produk.

Selain itu, kata Nicole, platform media sosial dapat menciptakan lingkaran keberuntungan jika dapat menggabungkan, memahami, dan memberikan hal yang dibutuhkan konsumen.

“Orang akan datang lebih sering, menghabiskan waktu lebih banyak, dan tingkat interaksi yang lebih tinggi di platform tersebut. Saya rasa, TikTok sudah berhasil sejauh ini,” papar Nicole.

Tak hanya Kiehl’s, brand ternama lain yang sukses menggelar kampanye di TikTok adalah Bayer. Untuk diketahui, jenama global ini memiliki sejumlah produk kesehatan, seperti Berocca di Filipina, Redoxon di Indonesia, dan Canesten di Vietnam.

Kala itu, Bayer berkolaborasi dengan tim TikTok dalam kampanye #selfcaremadefun. Melalui kampanye ini, Bayer mengajak pengguna TikTok untuk merawat dirinya di tengah pandemi.

Bim menjelaskan, awalnya, kesehatan adalah topik yang tidak populer di kalangan pengguna. Akan tetapi, ternyata seluruh kampanye Bayer mendapat hasil yang sangat baik.

Hal tersebut ditunjukkan dengan pencapaian tayang dengan views miliaran dan ribuan video partisipasi dari para pengguna. Dengan pencapaian ini, pihaknya merasa sukses untuk mengajak para pengguna TikTok menerapkan hidup sehat.

Selain views dan partisipasi yang fantastis, lanjut Bim, kampanye Bayer di TikTok juga mendapat penghargaan tingkat internasional.

“Salah satu kekuatan TikTok terdapat pada user generated content (UGC). TikTok membuat brand menjadi pusat perhatian. Ratusan ribu konsumen dengan sukarela membuat konten untuk brand secara gratis. Kampanye di TikTok membuat nyata visi kami, yaitu perawatan diri yang menyenangkan kepada seluruh konsumen,” tutur Bim.

Menanggapi berbagai respons positif tersebut, TikTok Head of Global Business Solutions Asia Pacific (APAC) Sam Singh mengatakan, pihaknya senang dapat menjadi penengah bagi brand dan pengguna.

Pihaknya juga segera meluncurkan fitur iklan terbaru yang memungkinkan brand untuk menghadirkan momen kebahagiaan sehari-hari kepada pengguna dengan cara yang otentik dan menghibur.

“Kami tidak sabar untuk membantu para brand dari berbagai wilayah. Tidak hanya mengembangkan bisnis mereka, tetapi juga mengikuti misi untuk membawa kebahagiaan pada lebih banyak orang di Asia Tenggara,” tutur Sam.

Untuk mengetahui informasi lebih lanjut mengenai berbagai fitur TikTok for Business, Anda dapat mengunjungi laman berikut ini.

https://money.kompas.com/read/2021/11/20/135000626/strategi-marketing-baru-ala-tiktok-di-era-new-normal

Bagikan artikel ini melalui
Oke