Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI: Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Belum Sepenuhnya Reda

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI IGP Wira Kusuma menyebut, ketidakpastian pasar keuangan global belum sepenuhnya mereda.

Hal ini menurutnya didorong kekhawatiran pengetatan kebijakan moneter global yang lebih cepat sejalan kenaikan inflasi yang terus berlangsung.

“Ada semacam perbedaan pendapat dari ekonom maupun institusi, terutama di Amerika Serikat tentang inflasi ini apa bersifat permanen atau temporer. Ini menyebabkan ketidakpastian terjadi di pasar keuangan global,” ujarnya dalam Pelatihan Wartawan BI di Hotel JW Marriot Surabaya, Sabtu (20/11/2021).

Tak hanya itu, IGP Wira Kusuma lebih lanjut menjelaskan terkait dampak ketidakpastian pasar keuangan global yang belum sepenuhnya mereda terhadap Indonesia.

“Perkembangan tersebut mengakibatkan terbatasnya aliran modal dan tekanan nilai tukar negara berkembang, termasuk Indonesia,” bebernya.

BI mencatat, nilai tukar Rupiah pada 17 November 2021 melemah 0,53 persen secara point to point dan 0,56 persen secara rerata dibandingkan dengan level Oktober 2021.

Pelemahan nilai tukar Rupiah disebabkan oleh aliran masuk modal asing yang terbatas di tengah persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik dan terjaganya pasokan valas domestik.

Dengan perkembangan tersebut, Rupiah sampai dengan 17 November 2021 mencatat depresiasi sebesar 1,35 persen (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2020.

Angka tersebut lebih rendah dibandingkan depresiasi mata uang sejumlah negara berkembang lainnya, seperti India, Malaysia, dan Filipina.

Kendati demikian, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan fundamentalnya dan bekerjanya mekanisme pasar, melalui efektivitas operasi moneter dan ketersediaan likuiditas di pasar.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia

Sejalan dengan itu, IGP Wira Kusuma menjelaskan bahwa pada triwulan III 2021 pertumbuhan ekonomi di berbagai negara seperti Amerika Serikat (AS), China, dan Jepang melambat.

Ini terjadi akibat kenaikan kasus varian delta Covid-19, serta gangguan rantai pasok dan energi. Di sisi lain, pertumbuhan ekonomi di Eropa tetap tinggi didorong oleh pembukaan ekonomi yang semakin luas

Meski begitu, memasuki triwulan IV 2021, pemulihan ekonomi global diprakirakan terus berlangsung.

Berlanjutnya pemulihan ekonomi global dikonfirmasi oleh berbagai indikator dini pada Oktober 2021, seperti Purchasing Managers' Index (PMI), keyakinan konsumen, dan penjualan ritel, termasuk mulai berkurangnya keterbatasan energi di China.

Berlanjutnya kenaikan volume perdagangan dan harga komoditas tersebut menurutnya akan menopang prospek ekspor negara berkembang.

Terkait hal ini, Wira mengemukakan, BI bersama otoritas terkait akan terus mengantisipasi berbagai tantangan global dengan menyiapkan sejumlah skenario untuk memitigasi dampaknya.

“Segala skenario diantisipasi dengan baik oleh BI maupun otoritas yang lain. Jadi kita lebih baik tahu apa yang akan terjadi ke depan dan kita antisipasi dengan kebijakan. Jadi sudah disiapkan misal skenario A kebijakannya seperti apa,” ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2021/11/20/141435226/bi-ketidakpastian-pasar-keuangan-global-belum-sepenuhnya-reda

Terkini Lainnya

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Heran Jasa Tukar Uang Pinggir Jalan Mulai Menjamur, BI Malang: Kurang Paham Mereka Dapat Uang Dari Mana...

Whats New
Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan 'Open Side Container'

Dongkrak Performa, KAI Logistik Hadirkan Layanan "Open Side Container"

Whats New
Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Sumbangan Sektor Manufaktur ke PDB 2023 Besar, Indonesia Disebut Tidak Alami Deindustrialisasi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 29 Maret 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Modal Asing Kembali Cabut dari RI, Pekan Ini Nilainya Rp 1,36 Triliun

Whats New
Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Kerap Kecelakaan di Perlintasan Sebidang, 5 Lokomotif KA Ringsek Sepanjang 2023

Whats New
Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Kemenag Pastikan Guru PAI Dapat THR, Ini Infonya

Whats New
Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Harga Emas Antam Meroket Rp 27.000 Per Gram Jelang Libur Paskah

Whats New
Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Kapan Seleksi CPNS 2024 Dibuka?

Whats New
Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Info Pangan 29 Maret 2024, Harga Beras dan Daging Ayam Turun

Whats New
Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Antisipasi Mudik Lebaran 2024, Kemenhub Minta KA Feeder Whoosh Ditambah

Whats New
Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke