Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Transisi Energi, Jokowi: Tarif Listrik Naik? Mau Mereka Nombokin Ini?

Jokowi menyebut, harga listrik ramah lingkungan jauh lebih mahal dibandingkan listrik dari fosil batu bara. Hal ini disampaikan di sela membuka acara the 10th Indonesia EBTKE ConEx 2021, Senin (22/11/2021).

“Pada saat kita di G20 maupun di COP26 Glasgow, kita hanya berkutat berbicara mengenai bagaimana skenario global untuk masuk ke transisi energi,” kata Jokowi.

“Tahun lalu sebetulnya sudah masuk ke tema ini, tetapi juga belum ketemu jurusnya seperti apa, scheme-nya seperti apa. Tahun ini lagi, dibicarakan lagi dan scheme-nya juga belum ketemu,” sambungnya.

Jokowi mengungkapkan, sebenarnya potensi EBT di Indonesia sangat besar. Kendati demikian, Jokowi tak ingin menutup mata bahwa bisnis listrik dari fosil batu bara di Indonesia sudah lama berjalan.

“Kita harus ingat dan para pemimpin dunia juga saya sampaikan. Tapi kita ini sudah lama dan sudah tanda tangan kontrak, PLTU-nya sudah berjalan, memakai yang namanya batu bara,” tandasnya.

Karena itu, Jokowi melontarkan sederet pertanyaan mengenai dampak transisi energi terhadap harga listrik yang bakal di jual ke konsumen Indonesia nantinya.

“Pertanyaannya, skenarionya seperti apa? Misalnya, ini misalnya, pendanaan datang, investasi datang, kan harganya tetap lebih mahal dari batu bara. Siapa yang membayar gapnya ini? Siapa? Ini yang belum ketemu. Negara? Kita? Enggak mungkin. Angkanya berapa ratus triliun? Enggak mungkin,” bebernya.

“Atau dibebankan masyarakat? Tarif listrik naik? Juga tidak mungkin. Ramai nanti, gegeran kalau terjadi seperti itu, kan kenaikannya sangat tinggi sekali. Wong naik hanya 10 persen-15 persen saja demonya tiga bulan. Ini naik dua kali. Enggak mungkin. Pertanyaannya, skenarionya seperti apa sekarang kita?” lanjutnya.

Terkait hal ini, Jokowi memberi tugas kepada Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bersama Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir untuk melakukan perhitungan.

“Yang konkret-konkret saja, tapi kalkulasinya yang riil. Ada hitung-hitungan angkanya yang riil. Kalau ini bisa kita mentransisikan, pasti ada harga yang naik. Lah pas naik ini, pertanyaannya, siapa yang bertanggung jawab? Pemerintah? Masyarakat? Atau masyarakat global? Mau mereka nombokin ini?” seru Jokowi.

Lebih lanjut, Jokowi juga memerintahkan kepada Luhut untuk mencoba mencari investasi EBT di dua titik, yakni di Sungai Kayan dan Sungai Mamberamo.

“Sungai Kayan sudah dihitung kira-kira bisa 13.000 megawatt, Mamberamo bisa kira-kira 24.000 megawatt. Oke, carikan investor yang bisa masuk ke sana. Kalau sudah masuk, jangan masuk lagi ke grid-nya PLN. Buat grid sendiri, masuk ke industri, industrinya siapkan, ada enggak yang mau masuk ke industri ini,” ungkapnya.

Ia menambahkan, pada bulan depan pihaknya akan melakukan groundbreaking Green Industrial Park di Kalimantan Utara yang energinya dari hydropower Sungai Kayan.

“Industri yang akan masuk mengantre ternyata, yang ini saya kaget, ini mengantre. Kita coba dulu, mengantre. Yang mereka ingin semuanya, produknya itu dicap sebagai green product dengan nilai, dengan harga yang jauh lebih tinggi dari produk-produk yang dari energi fosil,” bebernya.

Jika proyek ini mampu berjalan, menurut Jokowi langkah menuju transisi energi akan lebih mudah. Bagaimana jika tidak berjalan lancar?

“Wah, ini kalau kita mengharapkan global mau gratisan juga enggak mungkin mereka memberikannya nombokin yang gap ini, gratisan enggak mungkin, percaya. Kita sudah berbicara dengan World Bank, dengan investor dari Inggris juga waktu kita di Glasgow. Pertanyaannya pasti ke sana, siapa yang menanggung itu?” ungkapnya.

https://money.kompas.com/read/2021/11/22/205455126/soal-transisi-energi-jokowi-tarif-listrik-naik-mau-mereka-nombokin-ini

Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke