Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sepanjang 2021, Transaksi Bilateral Pakai Uang Lokal Capai Rp 23,1 Triliun

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) mencatat transaksi bilateral dengan mata uang lokal (local currency settlement/LCS) terus meningkat setiap tahunnya.

Hingga Oktober 2021, transaksi LCS mencapai 1,63 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 23,1 triliun (kurs Rp 14.200 per dollar AS).

Transaksi ini merupakan akumulasi transaksi rupiah Indonesia dengan empat mata uang negara, yakni ringgit Malaysia, baht Thailand, renminbi China, dan yen Jepang.

"Perkembangan transaksi LCS di Indonesia terus meningkat. Kita bisa lihat tren dari tahun 2018 sejak inisiatif ini dimulai hingga tahun 2021, perkembangannya terus meningkat," kata Analis Eksekutif Bank Indonesia, Firman Hidayat dalam webinar LCS Indonesia-China Implementation, Rabu (24/11/2021).

Firman melanjutkan, transaksi tersebut meningkat dari 148 juta dollar AS pada tahun 2018. Peningkatan terjadi tiap tahun, yakni sebesar 760 juta dollar AS tahun 2019, 800 juta dollar AS tahun 2020, dan 1,63 miliar dollar AS tahun 2021.

Sayangnya di antara empat negara, transaksi LCS rupiah Indonesia dengan yuan China menjadi yang paling rendah.

Volume rata-rata transaksi tiap bulan hanya mencapai 15,1 juta dollar AS.

Sedangkan transaksi rata-rata bulanan mata uang lain, seperti ringgit Malaysia mencapai 16,8 juta dollar AS, baht Thailand mencapai 43,3 juta dollar AS, dan yen Jepang mencapai 100 juta dollar AS.

"Perkembangan CNY masih relatif lebih kecil. Ini harapannya pelaku usaha dapat mendorong LCS mata uang yuan dalam transaksi perdagangan," ucap Firman.

Ia menuturkan, kerja sama LCS dengan China membawa keuntungan bagi Indonesia. Sebab pada tahun 2025, negara Tirai Bambu itu menargetkan menjadi negara berpenghasilan tinggi (high income country) dan nominal PDB dua kali lipat pada tahun 2035.

Bila target terwujud, China bisa menjadi ekonomi terbesar di dunia sehingga penggunaan mata uang yuan bisa semakin meluas.

"Bila China bisa wujudkan target ini, China bisa menjadi ekonomi terbesar di dunia. Mulai 2030, ekonomi (China) bisa melesat tinggi di atas ekonomi AS," beber Firman.

Di sisi lain, China bergabung dalam perjanjian perdagangan RCEP yang implementasinya mulai berjalan pada awal tahun depan.

Perjanjian dagang ini dinilai menjanjikan karena negara anggota RCEP berkontribusi sekitar 30 persen dari PDB dunia.

Kerja sama RCEP ini melengkapi perjanjian kerja sama dengan negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia. Apalagi saat ini, China menjadi salah satu mitra dagang terbesar RI bersama AS dan Jepang.

"Kerja sama RCEP dan ASEAN ini akan bisa menjadi daya dorong kerja sama perdagangan maupun investasi. Kami ambil dari data BKPM, China sudah menjadi investor terbesar ketiga di bawah Singapura dan Jepang," pungkas Firman.

https://money.kompas.com/read/2021/11/24/171316026/sepanjang-2021-transaksi-bilateral-pakai-uang-lokal-capai-rp-231-triliun

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke