Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ada Varian Omicron Covid-19, Pasar Keuangan, Kripto, dan Minyak Muram

PASAR keuangan global diprediksi masih akan melambat seturut munculnya varian baru virus pemicu Covid-19, Omicron. Tak hanya itu, pasar kontrak minyak dunia juga terjungkal sampai 12 persen pada penutupan perdagangan pekan lalu. 

Pada penutupan Jumat (26/11/2021), semua bursa utama di dunia ditutup melemah. Bursa kripto juga ditutup ke level terendah sejak Oktober 2021 dan sudah dianggap memasuki fase bearish alias nyungsep.

Otoritas global pun menatap cemas temuan varian Omicron. Pertama kali diungkap dari Afrika Selatan, Omicron diklaim punya kemampuan mutasi melebihi varian Delta yang sudah lebih dulu meluluhlantakkan dunia.

Merujuk pantauan data Bloomberg, Dow Jones ditutup -2,57 persen, S&P 500 Index anjlok -2,27 persen, Nasdaq Composite melorot -2,23 persen, begitu juga bursa New York ditutup -2,42 persen, dan bursa komposit S&P ditutup -2,25 persen pada akhir perdagangan Jumat. 

Bursa utama Eropa tak kalah merah, disebut sebagai sesi terburuk dalam setahun ini. Euro Stoxx 50 ditutup -4,74 persen, bursa London berakhir -3,64 persen, bursa Jerman anjok -4,15 persen, CAC 40 Index rontok -4,75 persen, dan IBEX 35 Index anjlok -4,96 persen.

Dari Asia Pasifik, Nikkei ditutup -2,53 persen, Tokyo berakhir -2,01 persen, Hang Seng melemah dengan -2,67 persen, demikian juga S&P/ASX 200 Index turun -0,47 persen, dan MSCI AC Asia Pasifik ditutup turun -1,62 persen.

Bursa Efek Indonesia pun pada Jumat ditutup melemah -2,06 persen di level 6.561,55, sementara indeks Jakarta LQ-45 anjlok -2,49 persen di level 941,112. 

"Reaksi pasar terhadap ketidakpastian yang dihadapi saat ini, masuk akal," kata Ross Mayfield, analis strategi investasi dari Baird, seperti dikutip AFP, Jumat. 

Dari pasar kripto, Bitcoin anjlok lebih dari 8 persen dalam 24 jam pada Jumat. Pada pantauan Senin (29/11/2021) pagi WIB, harga Bitcoin juga masih memerah di situs CoinMarketCap sekalipun tampak berusaha naik dalam 24 jam terakhir. 

Meski demikian, para pemain kripto tampaknya juga masih menahan diri, bila menyimak volume perdagangan yang masih tercatat minus hampir 6 persen pada Senin pagi. 

Setali tiga uang, harga minyak dunia juga rontok pada perdagangan Jumat tersebab kekhawatiran yang sama. AFP menyebut harga minyak mentah untuk kontrak pengiriman Januari 2022 jatuh hampir 12 persen.

Meski begitu, merujuk Bloomberg yang diakses pada Senin pagi WIB, harga minyak terpantau naik hingga lebih dari 4 persen, baik WTI (Amerika) maupun Brent (Inggris).

Pasar energi sempat menyatakan kekhawatiran terhadap tekanan permintaan seturut temuan varian Omicron Covid-19. Pengetatan pembatasan menjadi salah satu kekhawatiran bagi pemenuhan pasokan, apalagi menjelang musim dingin di negara-negara empat musim. 

Sontak Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan temuan varian baru ini, sejumlah negara termasuk Amerika Serikat dan anggota Uni Eropa membatasi bahkan melarang perjalanan dari dan ke Afrika Selatan. Lagi-lagi, harga saham penerbangan dan pariwisata di sejumlah bursa utama terdampak seketika pula. 

Dari lantai bursa Amerika, hanya saham terkait riset bioteknologi yang terpantau menghijau di tengah hamparan memerah kinerja bursa utama dunia. 

Kekhawatiran dan ketidakpastian terkait kehadiran varian baru Covid-19 ini bersilang sengkarut dengan pasar yang tengah mencermati arah kebijakan The Fed, bank sentral Amerika Serikat. 

Dalam rangka memitigasi inflasi global sejalan ekonomi yang beranjak bangkit setelah dua tahun dicengkeram pandemi Covid-19, inflasi global diprediksi akan naik. Dalam hal begini, angka inflasi merupakan potret bahwa ekonomi bergerak. 

Di kepemimpinan periode kedua Jerome Powell di The Fed, Amerika berencana mulai menghentikan kucuran stimulus terkait pandemi paling lambat di pertengahan tahun depan. Pada saat itu, kenaikan suku bunga acuan The Fed diprediksi akan terjadi. 

"Tentu saja, di tengah panasnya momen utama hari ini, akan ada kekhawatiran tambahan tentang Fed membuat kesalahan kebijakan," kata Patrick O'Hare dari Briefing.com seperti dikutip AFP, Jumat. 

Dari dalam negeri, IHSG diprediksi akan melemah di perdagangan Senin. Pada pembukaan perdagangan, IHSG terpantau merah di level 6.552,81, turun -0,13 persen dibanding penutupan Jumat.

Bursa Asia Pasifik di zona waktu yang matahari terbit lebih awal dibanding Indonesia telah dibuka memerah pada Senin. Nikkei 225, misalnya, memulai perdagangan di level 28.545,14, turun -0,72 persen. Hal serupa terpantau di bursa Australia, Selandia Baru, Hong Kong, Malaysia, Filipina, dan Taiwan. 

Kurs mata uang dunia turut menyimak perkembangan varian Omicron Covid-19. Seturut pantauan Bloomberg, rupiah ditutup melemah terhadap dollar AS pada Jumat, di level Rp 14.357 per dollar AS, turun 0,49 persen dibanding kurs penutupan sebelumnya.

Adapun kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia menempatkan rupiah di level Rp 14.280 per dollar AS pada akhir perdagangan Jumat. 

Menteri-menteri kesehatan dari negara-negara yang tergabung di kelompok G7 dijadwalkan menggelar rapat darurat pada Senin, menyikapi temuan varian Omicron Covid-19. 

Sebelumnya Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen menyebut dunia butuh waktu dua hingga tiga pekan untuk mendapatkan gambaran yang memadai tentang mutasi varian Omicron Covid-19. 

"Kita tengah berpacu dengan waktu," ujar Leyen seperti dikutip AFP, Jumat. 

Terpisah, Direktur Regional Afrika WHO, Matshidiso Moeti, meminta otoritas dunia tak hanya membatasi apalagi melarang perjalanan ke dan dari Afrika Selatan. 

"Varian ini terdeteksi di beberapa wilayah di dunia. Menjatuhkan larangan perjalanan yang menarget Afrika saja akan menyerang solidaritas global," kecam Moeti, seperti dikutip AFP. 

Permintaan untuk tak dilakukannya pembatasan perjalanan ke dan dari Afrika Selatan sudah dinyatakan oleh Presiden Cyril Ramaphosa pada Minggu (28/11/2021). 

"Sebelum terjadi kerusakan ekonomi lebih jauh ke ekonomi kami," pinta Ramaphosa, seperti dikutip AFP. 

Dari belahan benua lain, Swiss dan Inggris terpantau tengah menegaskan ulang aturan terkait penanganan Covid-19. Dua negara ini telah mengonfirmasi temuan kasus pasien Covid-19 dengan varian Omricon, didapati pada mereka yang baru tiba dari Afrika Selatan. 

Referendum telah digelar di Swiss pada Minggu (28/11/2021), setelah muncul penolakan atas UU yang antara lain mengharuskan kepemilikan sertifikat vaksinasi Covid-19 untuk beraktivitas di tempat umum.

Namun, 62 persen dari pemberi suara mendukung UU ini tetap diberlakukan. Referendum disebut diikuti oleh 65 persen penduduk Swiss, diklaim sebagai sejarah baru partisipasi publik untuk mengikuti referendum di negara itu.

Adapun Inggris pada Selasa (30/11/2021) akan mulai memberlakukan pengetatan protokol kesehatan lagi, termasuk mewajibkan penggunaan masker di pertokoan dan transportasi publik dan pembatasan kedatangan dari luar negeri. 

Sebelumnya, Badan PBB untuk pariwisata (UNWTO) melansir kerugian dunia dari sektor pariwisata akibat pandemi Covid-19 diperkirakan mencapai 2 triliun dollar AS dalam setahun terakhir. 

"Ini adalah krisis bersejarah di industri pariwisata. Saya berharap situasi pada 2022 lebih baik dibandingkan pada 2021," kata Ketua UNWTO Zurab Pololikashvili, Minggu, seperti dikutip AFP.

Dengan masih munculnya varian baru Covid-19 yang bahkan dibilang lebih riskan mutasinya dibanding varian Delta, sektor pariwisata dunia diperkirakan masih akan berada di posisi rentan dan pemulihannya pun akan lambat. 

Naskah: KOMPAS.com/PALUPI ANNISA AULIANI

https://money.kompas.com/read/2021/11/29/092411626/ada-varian-omicron-covid-19-pasar-keuangan-kripto-dan-minyak-muram

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke