Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ditopang Pemulihan Ekonomi dan Likuiditas Melimpah, Kredit Perbankan 2022 Diproyeksi Tumbuh hingga 8 Persen

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, kredit perbankan tumbuh lebih cepat pada tahun 2022, dibanding tahun ini, seiring dengan mulai pulihnya permintaan pembiayaan dan melimpahnya likuiditas perbankan.

Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan kredit perbankan pada 2022 diproyeksi tumbuh pada kisaran 6 persen sampai 8 persen.

Proyeksi ini lebih tinggi dibanding proyeksi pertumbuhan keseluruhan tahun 2021 di kisaran 4 persen sampai 6 persen.

“Tahun depan Insya Allah pertumbuhan kredit di kisaran 6 persen sampai 8 persen,” kata Perry dalam gelaran Bank Indonesia Bersama Masyarakat (BIRAMA) 2021, Kamis (2/12/2021).

Proyeksi itu selaras dengan prediksi pertumbuhan ekonomi nasional tahun 2022 pada kisaran 4,7 persen hingga 5,5 persen, juga lebih tinggi dari proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun ini di kisaran 3,2 persen hingga 4 persen.

Asisten Gubernur BI Juda Agung menyebutkan, berbagai sektor perekonomian tengah berada dalam tren pemulihan. Hal ini tercermin dari tumbuhnya kredit di berbagai segmen.

“Sektor korporasi sudah mulai membaik. Kinerja dari korporasi terus membaik, begitu juga sektor rumah tangga. Kalau kita lihat KPR itu sekarang di 8,67 persen. Besar sekali,” tutur dia.

Bukan hanya itu, penyaluran kredit modal kerja juga membukukan pertumbuhan positif. Berdasarkan data BI, kredit jenis tersebut sudah tumbuh di atas 4 persen.

“Ini yang menumbuhkan optimisme dari sektor keuangan, bahwa pemulihan di tahun ini akan terus berlangsung,” ujar Juda.

Pada saat bersamaan, perbankan memiliki kemampuan yang cukup untuk memfasilitasi pemulihan ekonomi itu. Likuiditas perbankan berada di level yang baik, bahkan terbilang sangat longgar.

Hingga 16 November 2021, BI mencatat, rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) sebesar 34,05 persen, diikuti dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tumbuh sebesar 9,44 persen secara tahunan.

“Sangat besar. Dan itu belum pernah terjadi di dalam sejarah perbankan kita. Artinya likuiditas masih cukup, masih banyak uang yang belum pernah disalurkan,” ucap Juda.

Sebagai informasi, BI mencatat, pada Oktober 2021 intermediasi perbankan tumbuh 3,24 persen secara tahunan, didorong oleh permintaan dan penawaran.

https://money.kompas.com/read/2021/12/02/135659726/ditopang-pemulihan-ekonomi-dan-likuiditas-melimpah-kredit-perbankan-2022

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke