JAKARTA, KOMPAS.com - Tren pemulihan ekonomi nasional diproyeksi akan terus berlanjut hingga tahun 2022, meskipun ketidakpastian global masih membayang-bayangi.
Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Banjaran Surya Indrastomo mengatakan, jika ada gelombang krisis berikutnya ekonomi Indonesia tidak akan terlalu terguncang, sebab pemerintah telah memiliki pengalaman dalam penanganan pandemi dan stimulus yang tepat di sektor ekonomi.
"InsyaAllah kalau kita melewati minggu ketiga dan keempat Desember ini tanpa adanya shock, karena cycle-nya pandemi itu tiap beberapa bulan, insyaAllah Januari 2022 kita akan flying, sehingga kita bisa recovery seperti yang kita mau," ujar dia dalam BSI Market Outlook 2022, Selasa (7/12/2021).
Menurutnya, pulihnya konsumsi, investasi, serta kinerja positif ekspor akan mendukung pemulihan ekonomi Indonesia pada 2022.
Adapun produk domestik bruto (PDB) nasional diperkirakan dapat kembali ke level sebelum pandemi, yakni pada kisaran 5 persen.
"Namun meningkatnya risiko global seperti mutasi varian Covid-19, inflasi, dan normalisasi kebijakan moneter global tetap perlu diwaspadai dampaknya terhadap pemulihan ekonomi," kata dia.
Senada dengan Banjaran Surya, Chief Economist PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Andry Asmoro mengatakan, dengan langkah pemerintah memulihkan ekonomi dari efek pandemi, pihaknya memproyeksikan ekonomi Indonesia akan kembali bangkit secara bertahap ke level pre-Covid pada pertengahan 2022.
"Kami memprediksi sektor yang akan pulih terlebih dahulu dengan cepat adalah yang berhubungan dengan kebutuhan dasar. Utamanya makanan dan minuman. Kemudian durable goods yang akan pulih berikutnya," tuturnya.
Menurutnya, ketika sektor di luar industri makanan dan minuman mulai bangkit menjadi indikator utama yang mengindikasikan masyarakat Indonesia mulai percaya terhadap kondisi ekonomi yang semakin membaik.
"Ini yang perlu dijaga pemerintah dan semua pihak, bagaimana menjaga momentum pemulihan," ucap dia.
https://money.kompas.com/read/2021/12/07/185815226/dibayangi-ketidakpastian-pertumbuhan-ekonomi-ri-diprediksi-tembus-5-persen-di