Hal itu ia sampaikan dalam webinar Solopos Outlook Ekonomi 2022 tentang Penguatan Ekonomi untuk Pertumbuhan Berkelanjutan.
“Kuncinya adalah kebijakan fiskal dan moneter yang pas, serta kombinasi kerja sama antara Pemerintah dan Bank Indonesia dalam burden sharing, dan yang ketiga adalah reformasi struktural yang dilakukan melalui UU Cipta Kerja,” ujarnya melalui siaran pers, Jakarta, Kamis (9/12/2021).
Airlangga juga menyebut banyak lembaga internasional, termasuk Bank Dunia, yang mengapresiasi upaya Indonesia dalam menyeimbangkan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi.
Pemerintah menilai hal tersbeut menjadi catatan karena Indonesia sebagai negara berkembang yang mampu berdiri sendiri di tengah pandemi. Selain itu, apresiasi tersebut dinilai sebagai bukti kredibilitas Indonesia yang memegang Presidensi G20.
“Pada G20 kali ini, negara-negara berkembang akan terwakili, karena Indonesia adalah Presidensi pertama dari kelompok negara berkembang," kata Airlangga
"Kita juga mengundang negara yang menjadi Ketua Uni Afrika yaitu Republik Demokratik Kongo, serta yang merepresentasikan pembangunan progresif di Afrika yaitu Rwanda. Prinsipnya di G20 Indonesia adalah Recover Together, Recover Stronger, jadinya no one left behind,” sambungnya.
Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 3,51 persen secara tahunan pada kuartal III-2021.
Pulau Jawa masih memberikan kontribusi ekonomi tertinggi yakni 57,55 persen dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,78 persen. Selanjutnya diikuti Sumatera dengan kontribusi 21,95 persen, dengan nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 3,03 persen.
Diharapkan pada Triwulan IV-2021, pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh angka 4,5 persen - 5,5 persen secara tahnan, dan untuk pertumbuhan tahunan sepanjang tahun 2021 yakni 3,7 persen - 4 persen secara tahunan.
https://money.kompas.com/read/2021/12/09/150037726/menko-airlangga-sebut-ri-mampu-tangani-pandemi-dan-pemulihan-ekonomi-secara